Menilik Kepemimpinan Pada Zaman Digitalisasi

Sumber: Pexels/Rebrand Cities

Berdasarkan data dari Indonesia Baik, 35% gen-Z menghabiskan lebih dari 6 jam di media sosial. Gen-Z merupakan sebutan untuk orang-orang yang lahir pada tahun 1997 hingga 2012. Hal ini dapat dijadikan peluang oleh pemimpin-pemimpin di dunia untuk menggaet lebih banyak pengikut.

Sumber: Pexels/RDNE Stock Project

Seiring perkembangannya zaman, tentunya pemimpin juga harus mengikuti perkembangannya serta memanfaatkan perkembangan ini dengan cerdas. Contohnya yaitu sebuah organisasi dengan seorang pemimpin menggunakan media sosialnya untuk mengajak rakyatnya untuk bersama-sama membersihkan sungai-sungai yang kotor. Kegiatan dalam bentuk ajakan ini merupakan sebuah gerakan yang dapat mendorong masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya sehingga dapat menjadi sebuah perubahan mulai dari lingkungan kecil.

Sumber: Pexels/Ron Lach

Adapun sebagai contoh lain yaitu seorang calon presiden berorasi dengan fitur live pada media sosial tertentu. Dengan fitur ini, seluruh masyarakat dimudahkan dengan kolom komentar yang dapat digunakan untuk bertanya dengan bebas kepada pemimpin tersebut. Tidak hanya itu, seorang pemimpin dapat menggunakan media sosialnya untuk menampung aspirasi atau masukan-masukan dari rakyatnya.

Tentunya hal tersebut juga harus diiringi dengan sikap-sikap kepemimpinan lainnya yaitu dapat beradaptasi dengan cepatnya perkembangan zaman, memanfaatkan perkembangan dengan cerdas, mengembangkan kreativitas dan inovasi, serta meningkatkan keterampilan dalam kompetensi digital.

Memang tidak mudah bila harus memiliki semua sikap-sikap tersebut. Akan tetapi, melalui adaptasi dan belajar perlahan-lahan, dapat menjadikan seorang pemimpin yang dapat membuat perubahan baik untuk masyarakatnya.