Konten dari Pengguna

Social Media Detox: Anjuran Untuk Gen-Z

Alkhairani Ghita Setyawan
Siswi SMA Citra Berkat Tangerang
23 Januari 2024 8:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alkhairani Ghita Setyawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Pexels.com/Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Pexels.com/Pixabay
ADVERTISEMENT
Pada zaman digitalisasi, segala hal yang dipermudah dengan adanya teknologi. Salah satu teknologi tersebut adalah ponsel dan aplikasi-aplikasi di dalamnya yang membuat banyak aktivitas dapat dilakukan secara online sehingga prosesnya menjadi lebih cepat. Macam-macam kegunaan aplikasi tersebut, contohnya seperti belanja, memesan makanan, memesan tiket pesawat serta kamar hotel, sarana komunikasi, sampai membaca berita.
ADVERTISEMENT
Komunikasi dipermudah dengan adanya media sosial yang memfasilitasi penggunanya dengan berbagai fitur seperti panggilan suara jarak jauh, bertukar pesan, hingga panggilan video. Tidak hanya itu, beberapa media sosial juga menawarkan banyak fitur lain seperti mengunggah foto atau tulisan hingga menuliskan status. Hal ini membuat media sosial juga menjadi sarana untuk “mengintip” kehidupan orang lain.
Berdasarkan riset dari IDN Research Institute, screen time gen-z Indonesia dalam menggunakan media sosial dalam sehari mencapai lebih dari 3 jam. Dengan screen time gen-z yang mencapai lebih dari 3 jam, dianjurkan untuk gen-z menerapkan social media detox. Social media detox merupakan kegiatan untuk membatasi aktivitas di jejaring sosial dengan tujuan yaitu untuk mengobati obsesi terhadap media sosial.
Sumber: Pexels.com/Pixabay
Ternyata, terlalu banyak memantau media sosial dan mengintip kehidupan orang lain itu tidak sehat, lho. Tanda-tanda bahwa seseorang butuh detoks dari media sosial adalah merasa tertekan dan cemas saat membuka media sosial, merasa bahwa jumlah pengikut dan orang yang menyukai foto unggahan penting, kesulitan dalam berkonsentrasi pada saat kegiatan sehari-hari, FOMO (Fear Of Missing Out), dan masih banyak lagi.
ADVERTISEMENT
Social media detox memiliki berbagai manfaat, salah satunya yaitu untuk menjaga kesehatan mental. Saat mengakses media sosial, manusia cenderung membandingkan dirinya dengan orang lain yang ia lihat di berandanya. Peristiwa ini dapat menimbulkan perasaan FOMO atau Fear Of Missing Out. FOMO merupakan perasaan takut akan ketinggalan hal yang menarik atau ramai di kalangan orang-orang.
Sumber: Pexels.com/Andrea Piacquadio
Selain itu, manfaat social media detox adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas tidur. Seringkali seorang individu memainkan media sosialnya sebelum tidur. Akan tetapi, hal itu malah membuat individu tersebut tidak dapat tidur dan memainkan media sosialnya tanpa henti bahkan hingga tidak tidur.
Manfaat terakhir yaitu meningkatkan produktivitas. Social media detox dapat meningkatkan produktivitas seorang individu karena dengan mencegah menggunakan media sosial dapat meningkatkan fokus dan konsentrasi terhadap hal-hal yang dikerjakan.
ADVERTISEMENT
Social media detox merupakan salah satu solusi untuk “healing” dari media sosial dan huru-haranya. Penting sekali agar orang-orang, terutama gen-z, untuk mencoba social media detox untuk memulihkan kembali fokus serta kesehatan mental.