Konten dari Pengguna

Komunikasi Lingkungan Dalam Lingkup Teknologi Informasi

Gathan Ghifari Rachwiyono
Mahasiswa di Universitas Pembangunan Jaya
15 Oktober 2024 12:26 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gathan Ghifari Rachwiyono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi masyarakat membaca isu lingkungan. Sumber: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi masyarakat membaca isu lingkungan. Sumber: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di era digital ini, Teknologi Informasi (TI) kian berkembang dan menjadi bagian yang tak dapat terpisahkan dari kehidupan masyarakat. TI memiliki peran besar untuk mendorong kesadaran dan tindakan terhadap isu-isu lingkungan dalam konteks komunikasi lingkungan. Komunikasi lingkungan adalah penyampaian informasi terkait masalah yang terjadi di lingkungan kepada masyarakat dengan tujuan menciptakan kesadaran dan menggerakan perubahan terhadap perilaku masyarakat. Jika kita ingin mengacu kepada teori, komunikasi lingkungan sendiri menurut Robert Cox adalah sarana bagi masyarakat untuk mengerti dan memahami isu lingkungan, seperti hubungan kita dengan alam (Cox, 2010). Melalui teknologi, komunikasi lingkungan dapat dilakukan secara lebih cepat, efisien, dan dapat dijangkau khalayak lebih luas.
ADVERTISEMENT

Peran Teknologi Informasi dalam Komunikasi Lingkungan

Seperti yang diutarakan sebelumnya, komunikasi lingkungan memungkinkan penyebaran informasi yang lebih luas dan cepat terkait masalah lingkungan. Informasi seputar komunikasi lingkungan biasanya mencakup perubahan iklim, polusi, masalah sosial, atau bencana alam. Melalui media sosial, situs web, aplikasi, pesan-pesan mengenai pentingnya menjaga lingkungan dapat disebarkan secara global hanya dengan beberapa klik. Kita sering sekali melihat contoh komunikasi lingkungan ini di media sosial. Contoh yang dapat diambil seperti kampanye menggunakan hastag #savepalestine.
Hastag #savepalestine yang telah mencapai 2.7 juta postingan pada bulan Oktober 2024. Sumber: Instagram
Salah satu penggerak dalam penerapan Teknologi Informasi untuk komunikasi lingkungan dalam masalah sosial yang sempat viral adalah Pandawara Group. Pandawara Group mungkin bisa dikatakan sebagai Organisasi Pengabdian Masyarakat yang bergerak untuk menyelesaikan isu sosial yang umum terjadi di lingkungan, khususnya adalah sampah yang berserakkan di perairan. Agar dapat diketahui kontribusinya ke banyak khalayak, mereka memanfaatkan media sosial seperti Instagram dan Tiktok sebagai media untuk berkomunikasi sekaligus menyadarkan masyarakat bahwa sampah masih menjadi topik yang perlu diperhatikan dengan pembawaan yang menarik. Pada bulan Agustus 2024, Pandawara Group mengunggah kontennya bersama Bobon Santoso untuk membersihkan Pantai Gebang di Kabupaten Cirebon.
Foto Pandawara Group bersama Bobon Santoso. Sumber: Shutterstock

Tantangan dan Solusi

Meskipun Teknologi Informasi memberikan banyak keuntungan bagi komunikasi lingkungan, terdapat pula tantangan yang perlu dihadapi. Tantangan utama adalah bagaimana caranya untuk menyajikan informasi dengan menarik dan tidak membosankan. Biasanya, konten di media sosial seringkali memiliki durasi yang singkat. Ini pun juga menjadi tantangan bagi para komunikator agar dapat menyampaikannya dengan pendekatan kreatif dan inovatif dalam menyampaikan pesan mereka dalam konteks komunikasi lingkungan. Seberapa singkat pun durasinya, jika memiliki pesan dan informasi yang memang ingin disampaikan, maka sampaikan dengan pendekatan kreatif.
ADVERTISEMENT
Selain itu, tidak semua masyarakat memiliki akses yang sama terhadap Teknologi Informasi, terutama di negara-negara berkembang, seperti Indonesia. Apakah semua masyarakat indonesia tau tentang pandawara? Jika dilihat melalui perspektif masyarakat desa, mungkin banyak dari mereka yang belum tentu tahu siapa mereka. Hal ini secara tidak langsung, menciptakan kesenjangan dalam konteks Teknologi Informasi yang bisa menjadi hambatan dalam penyebaran pesan lingkungan secara merata.
Untuk mengatasi kesenjangan ini, penting bagi pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan sektor swasta untuk bekerja sama dalam memperluas akses Teknologi Informasi ke daerah-daerah terpencil. Salah satu caranya adalah dalam menyediakan akses internet yang terjangkau agar semakin banyak desa yang termodernisasi. Selain itu, kampanye lingkungan juga perlu menggunakan metode komunikasi yang lebih beragam. Media tradisional seperti TV dan radio masih banyak diakses oleh masyarakat di daerah pedesaan. Dengan pendekatan yang inklusif ini, pesan-pesan lingkungan dapat menjangkau lebih banyak orang dan mendorong partisipasi yang lebih luas dalam menjaga kelestarian alam.
ADVERTISEMENT
Referensi
Cox, R. (2013). Environmental Communication and The Public Sphere: Third Edition. California: Sage Publication, Inc.