Konten dari Pengguna

EchoBrew: Seduh Mimpi, Nikmati Kopi

Ghufran Rabbir  Rahman
Ghufran Rabbir Rahman merupakan seorang mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Prodi S-1 Manajemen Kelas Internasional. Ia aktif di berbagai kegiatan, seperti Magang di BEM Fakultas.
9 Oktober 2024 9:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ghufran Rabbir Rahman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
produk EchoBrew
Siapa sangka, secangkir kopi bisa menjadi pemicu lahirnya sebuah usaha yang menginspirasi? Bang Kivlan, seorang mahasiswa ekonomi Universitas Andalas, berhasil membuktikannya melalui EchoBrew, merek kopi lokal yang tidak hanya menawarkan cita rasa nikmat, tetapi juga membawa misi memberdayakan sesama.
ADVERTISEMENT
Semuanya berawal dari kecintaan Bang Kivlan terhadap kopi. Sebagai seorang mahasiswa ekonomi, ia memiliki ketertarikan pada dunia bisnis. Namun, ia ingin membangun bisnis yang tidak hanya menguntungkan secara finansial, tetapi juga memberikan manfaat bagi masyarakat. Gagasan untuk menciptakan merek kopi berkualitas dengan harga terjangkau pun mulai tertanam di benaknya.
Dengan modal semangat dan tekad yang kuat, Bang Kivlan mulai merintis EchoBrew. Ia belajar tentang seluk-beluk dunia kopi, mulai dari pemilihan biji kopi berkualitas hingga proses roasting yang tepat. Proses ini tidaklah mudah, namun semangatnya untuk mewujudkan mimpi tidak pernah padam.
Berawal Dari Penikmat Kopi
Sebagai seorang penikmat kopi Bang Kivlan tentu tau tentang seluk beluk dunia perkopian. Dirinya menyadari bahwa harga kopi yang terdapat di café pada umunya tergolong mahal dan Ia bertekad untuk dapat menwarkan kopi yang memiliki kualitas baik denngan harga yang terjangkau. “kita tau kalua harga kopi yang terdapat di café itu terbilang cukup mahal dan Abang ingin menawarkan harga yang lebih ekonomis” ucap Bang kivlan.
ADVERTISEMENT
Dengan idenya yang revolusioner serta pemahamannya akan dunia perkopian dirinya bertekad untuk menawarkan sebuah Solusi dari mahalnya harga kopi di pasaran. EchoBrew muncul sebagai Solusi di tengah maraknya harga kopi yang mahal.
Kualitas dan Harga yang Seimbang
Salah satu keunggulan EchoBrew adalah keseimbangan antara kualitas dan harga. Biji kopi yang digunakan berasal dari berbagai daerah penghasil kopi terbaik di Sumatera Barat, salah satunya seperti silorajo, gayo dan lainnya. Proses roasting yang dilakukan dengan hati-hati menghasilkan cita rasa kopi yang kaya dan kompleks, namun tetap ditawarkan dengan harga yang terjangkau.
Proses dalam menyiadakan produk
Lebih dari Sekadar Minuman
Namun, EchoBrew bukanlah sekadar merek kopi. Bagi Bang Kivlan, EchoBrew lebih dari itu. EchoBrew yang bertujuan untuk memberdayakan mahasiswa, terutama Mahasiswa di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Dengan melibatkan mahasiswa dalam proses produksi dan penjualan, EchoBrew menciptakan peluang bagi mereka untuk belajar dan mengembangkan diri di dunia bisnis.
ADVERTISEMENT
"Jadi karena Abang besar disini, tumbuh disini Abang menyadari Mahasiswa butuh pengalaman berjualan berbisnis hal itu sangat penting" ujar Bang Kivlan.
Inspirasi bagi Generasi Muda
Kisah sukses Bang Kivlan dan EchoBrew menjadi inspirasi bagi generasi muda, terutama para mahasiswa yang memiliki mimpi untuk berwirausaha. Bang Kivlan membuktikan bahwa dengan semangat yang tinggi, kreativitas, dan kerja keras, mimpi untuk membangun bisnis yang sukses dan berdampak positif bisa menjadi kenyataan.
Pesan dari Bang Kivlan
"Dalam membangun sebuah bisnis mungkin penjualan akan kecil oleh karena itu semangat yang ditanamkan sejak awal jangan sampai kendor, dan ingat kita harus berani rugi untuk memulai bisnis" pesan Bang Kivlan.
Masa Depan EchoBrew
Berdirinya EchoBrew hingga saat ini tidak membuat Bang Kivlan berpuas diri. Ia memiliki banyak rencana besar untuk mengembangkan bisnisnya, seperti membuka gerai baru di Kampus II Andalas, mengembangkan produk dengan kualitas yang lebih baik, dan memperluas jaringan kerjasama dengan petani kopi.
ADVERTISEMENT