Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Buka Potensi Diri; Manfaat Manajemen Pola Pikir dengan Growth Mindset
1 Mei 2025 20:28 WIB
·
waktu baca 11 menitTulisan dari Ghulam Mujadid tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
“Realitas diciptakan oleh pikiran. Kita dapat mengubah realitas mengenai diri kita dengan mengubah pikiran kita.” (Plato)

ADVERTISEMENT
Memahami realitas pada cakrawala kehidupan individu atau seseorang diwarnai oleh beragam pola pemikiran atau bentuk pola pikir, bagaimana dunia itu berjalan dan terbentuk atau tersaji dikarenakan mindset yang kita bawa dan ciptakan. Memahami potensi diri yang merupakan asset berharga yang seringkali belum termaksimalkan. Penelitian ini mengeksplorasi signifikasi manajemen pola pikir, khususnya melalui adopsi growth mindset, dalam membuka dan mengoptimalkan potensi individu.
ADVERTISEMENT
Growth Mindset, yang meyakini bahwa kemampuan dan kecerdasan dapat dikembangkan melalui dedikasih dan kerja keras, menawarkan perspektif transformatif dibandingkan dengan fixed mindset yang mempercayai bahwa kualitas diri adalah bawaan statis. Melalui tinjauaan literatur dan analisis konseptual, artikel ini menguraikan bagaimana pemahaman dan penerapan prinsip-prinsip growth mindset dalam kehidupan sehari-hari dapat meningkatkan motivasi, ketahanan terhadap tantangan, kemampuan belajar, dan pada akhirnya, pencapaian pada potensi diri yang lebih optimal.
Implikasi dari manajemen pola pikir dengan growth mindset tidak hanya relevan dalam konteks personal, namun juga dalam lingkup pendidikan dan professional, dimana pengembangan individu menjadikannya keberhasilan. Menelisik temuan dari Carol S. Dweck, Ph.D., adanya perlu kita menggaris bawahi pentingnya kesadaran akan pola pikir dan upaya aktif dalam menumbuhkan growth mindset sebagai setrategi efektif untuk membuka potensi diri secara berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Pola pikir yang kita gunakan akan membentuk realitas kehidupan dan kondisi kita, dimana dunia itu tersaji berdasarkan paradigma yang kita sajikan, entah kita merasa senang atau sedih, merasa kecewa atau bahagia, dan benak fakta atau realitas yang mempengaruhi persepsi dan sensasi yang timbul karena proyeksi keadaan yang kita buat. Pikiran mempunyai andil dalam memberlakukan kekuatan yang luar biasa pada keadaan kita entah itu diarahkan pada hal positif atau negatif dan itu tergantung pada pilihan kita.
Realitas dikehidupan kita merupakan hal dari pada akibat dari pemberdayaan pola pikir kita yang teraktualisasi dalam tindakan,tingkah laku dan kebiasaan kita. Kesadaran dan keyakinan yang kita kemudikan lewat daya arus pola pikir kita menjadikan instrumen dalam cerminan bentuk realitas yang kita hadapi atau kita temui.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu apabila kita mahu mendaya guna keselarasan kehidupan kita dengan kesadaran mindset kita yang positif maka bersiaplah pada kemungkinan yang relevan baik dengan apa yang kita inginkan sebagai bentuk optimalisasi daya guna kesadaran dan keyakinan pada mindset kita. Karena sejatinya pikiran kita diberi kebebasan untuk memilih hokum positif atau negatif dan mempergunakan kesempatan untuk membangun sesuatu yang konstruktif atau sebaliknya destruktif (merusak).
“Betapa perubahan kepercayaan dalam diri manusia –yang paling sederhana sekalipun- dapat memiliki pengaruh yang sangat mendalam.” (Carol S. Dweck, Ph.D., dalam pengantar halaman XV dalam bukunya Mindset)
Saya masih sangat ingat betul tak kala dalam kondisi semrawut dimana pola pikir atau mindset ketika saya sakit parah pada gangguan skizofrenia saya, ketika itu pikiran berantakan dan pengalaman yang kurang menyenangkan dalam benak diri sangatlah kacau atau mengalami distorsi reality pada episode-episode manic dalam gejala gangguan psikotik.
ADVERTISEMENT
Namun langsung saja saya merasa sangat kontras tak kala keajaiban-keajaiban dari pengalaman transedental dari insight-insight yang bermanfaat mengubah persepsi dan sensasi yang timbul dalam kehidupan pribadi saya.
Benar sekali, ketenangan adalah sebagian dari obat itu sendiri dan dimana pula insight itu memberi sensasi warna baru dari pengalaman pola pikir yang dari pesakitan menjadi perlahan setidaknya sedikit-sedikit berangsur mendapatkan rasa optimis dalam menjalani hari, dikarenakan input dan pengelolaan dari pola pikir yang tadinya rancu sekarang menjadi terang tercerahkan akibat suatu bentuk pengalaman transedental dalam insight yang bermanfaat.
Pada awalnya saya menyadari ketika sensasi itu datang, setiap sendi batiniah dalam mereduksi pola pikir berubah, yang tadinya reaktif negatif menjadi tenang positif, dan selebihnya alur-alur dalam benak saya, saya rasakan mulai terkelola dengan kesadaran dengan keyakinan yang baik. Penjelasan yang ingin saya garis bawahi iyalah, kesadaran dalam pola pikir yang positif menimbulkan efek kesadaran yang bertumbuh. Tapi sebelum kita bahas lebih lanjut, mari kita bedah pengertian tentang apa itu pola pikir.
ADVERTISEMENT
Dalam Mindset Revolution; Optimalisasi Potensi Otak Tanpa Batas, M. Yunus S.B., pada halaman 38, dijelaskan pola pikir -juga dikenal istilah mindset- adalah cara otak dan akal menerima, memproses, menganalisis, mempersepsi, dan membuat kesimpulan terhadap informasi yang masuk melalui indra kita. Pola pikir, atau mindset, adalah kerangka berpikir yang digunakan seseorang untuk memahami dunia dan diri mereka sendiri.
Dalam pengertian yang saya sadur dari wikipedia.org, pola pikir atau mindset ialah sekumpulan keyakinan yang membentuk atau membangun cara berpikir memahami dunia dan diri sendiri. Menurut Psikolog Carol Dweck, Keyakinan diri memainkan peran penting yang diinginkan untuk mencapainya. Rhenald Kasali dalam bukunya “Disruption” menyatakan bahwa pola pikir adalah bagaimana manusia berpikir yang ditentukan oleh setting yang dibuat sebelum ia berpikir dan bertindak. Mindset adalah keyakinan yang mengarahkan cara seorang individu menangani suatu situasi.
ADVERTISEMENT
Pola pikir atau mindset adalah seperangkat keyakinan yang membentuk cara seseorang memahami dirinya dan dunia. Suatu contoh sederhana saja tak kala anda memehami cara anda memandang suatu situasi atau dimensi anda dalam memahami lingkungan sekitar atau dunia anda, tentu persepsi anda dalam berpola pikir mewarnai cara anda berparadigma, bandingkan saja realitas subjektif seseorang dalam memandang suatu objek, tentu memiliki dasar penilaian berbeda.
Begitupun juga anda dan diri kita melihat suatu skema tentu penjabaran nilai dasar yang di ungkapkan membangun suatu paradigma dari keyakinan kesadaran dalam menerjemahkan sudut pandang, tentu hal ini menunjukkan arah, dasar nilai, serta bentuk kelola pikir yang menandai suatu aktivitas persepsi pemikiran entah dari sensasi dari luar yang mempengaruhi atau bentuk lain dari sudut khas atau previllage anda menjabarkan suatu hal.
ADVERTISEMENT
Vibes-nya juga akan sangat berbeda, coba tanyakan hal mengenai kesenangan dalam nilai hakikat cinta pada seseorang melankolis dengan seorang romantic tentu jawabannya dan kilas kontras dari pengertiaannya akan jelas beda terasa, bukan? Seperti itulah individu, mereka yang bergairah tentu akan memandang dunia dengan penuh suka cita yang optimistis berbeda dengan mereka yang mungkin rapuh dan sakit, bahkan hanya untuk sekedar tantangan mereka lemah dan pesimistik.
Di sini saya bukan hendak menyudutkan mereka yang sedang terpuruk, namun hanya menggambarkan kronologi yang berbeda dalam memandang dimensi dunia, dengan contoh seorang yang prima dengan yang tidak baik-baik saja atau rapuh jatuh terpuruk karena duka, dan dalam psikologi kedukaan itu mempunyai proses penyembuhannya tersendiri, dan disebut psikologi kedukaan.
ADVERTISEMENT
Semoga kita yang membaca dan menulis bisa mengambil manfaat positif dari apa yang hendak dipaparkan, dan untuk yang lain yang seperti saya yang baru saja move on, mungkin kita akan melihat perbedaan nyata tak kala dimensi ketika kita sedang jatuh dengan perbandingan saat kita bangkit dan mendalami insight pengalaman yang bermanfaat dengan versi dan ragam keunikan pemahaman masing-masing. Mari kita syukuri dan jaga asumsi sehat kita.
Dalam Growth Mindset mempunyai keyakinan atas dasar kemampuan bisa di ubah (changeable ability) yang dapat dikembangkan dengan melalui proses belajar, kegigihan, ketekunan, dan dedikasih. Dihalaman 21 dalam buku Carol S. Dweck, Ph.D.,yang berjudul Mindset, dijelaskan pendapat Benjamin Barber, seseorang sosiolog terkemuka, pernah berujar,”Saya tidak membagi dunia ini menjadi yang lemah dan kuat, atau sukses dan gagal…Saya membagi dunia menjadi pembelajar dan bukan pembelajar.”
ADVERTISEMENT
Dan dijelaskan pula bahwasanya setiap orang dilahirkan dengan kehendak kuat untuk belajar. Ingatlah suatu titik dimana anda adalah seorang bayi dan anda mengamati hal itu pada diri yang lain yaitu seorang bayi yang belajar merangkak, lalu berjalan, dan mereka mengasah kemampuan bicara atau kemampuan verbal dari suatu ucapan yang seperti bayi pada umumnya, kemudian seiring berjalannya waktu mereka menumbuhkan kemampuan bahasa itu dengan sendirinya.
Apa resep dari itu semua, yang jelas para bayi yang beranjak batita dan menjadi balita, mereka mampu beradaptasi dengan kehendak yang kuat dan menyenangi tiap tumbuh kembang pembelajaran mereka secara sepontan, walaupun tidak ada kurikulum yang memandunnya. Akan tetapi, insting dan kemahuan pada bayi atau anak yang sedang tumbuh itu mengajarkan pada kita tentang prinsip pantang menyerah dan kehendak yang luar biasa dalam tumbuh kembangnya. Tak bisa kita sangka, bahwasanya Tuhan telah memberi kita anugrah dari masa ke emasan kita suatu bentuk ketangguhan dan kemahuan serta kehendak yang luar bisa.
ADVERTISEMENT
Pada halaman 15-16 pada buku Mindset, Howard Gardner, dalam bukunya Extraordenary Minds, menyimpukan bahwa individu-individu yang luar biasa memiliki “bakat khusus untuk mengidentifikasi kekuatan-kekuatan dan kelemahan mereka sendiri.” Yang menarik, orang-orang ber-mindset tumbuh sepertinya memiliki bakat semacam itu. Orang-orang hebat sepertinya memiliki bakat khusus untuk mengubah kemunduran dalam hidup menjadi sesuatu kesuksesan.
Apakah anda setuju dengan hal ini? Coba pikirkan kembali dimana anda bisa mensyukuri suatu bentuk nestapa atau kegagalan dan di titik terendah anda memilih dan berkemahuan untuk tetap berjalan meskipun itu sulit, tapi anda tetap terpacu dan menganggap hidup ini berharga, dan lebih hebatnya
Tuhan memberkati anda dengan solusi melalu kesadaran penuh diri anda, selamat sekali lagi saya katakan, anda memiliki bakat itu, seperti halnya bayi tadi mereka berfokus pada pertumbuhan bukan pada kejatuhan, karena mungkin bagi mereka tak ada arti kamus gagal.
ADVERTISEMENT
“Pandangan yang Anda adopsi untuk diri Anda sangat memengaruhi cara Anda mengarahkan kehidupan.” (Carol S. Dweck, Ph.D., pada bukunya Mindset halaman 6)
Sebelum itu saya ingin menuliskan suatu kutipan dari buku The Magic of Thinking Big karya David J. Schwartz, Ph.D., pada halaman 29,”Einstein mengajarkan sebuah pelajaran berharga bagi kita. Ia merasa menggunakan benak untuk berpikir lebih penting daripada menggunakannya sebagai gudang penimbun fakta.” Dari dua uraian kutipan diatas dan sebelumnya saya jadi teringat ketika saya merasa gagal dan hancur, dan mengalami demotivasi hingga merawat diri saja enggan, dan titik fokus hanyalah pada masalah dan menjadi pribadi yang problematik.
Namun, hal yang saya rasa begitu berbeda tak kala kondisi kesehatan berangsur membaik dan titik fokus optimisme saya mulai berlaku di kehidupan, yaitu sederhananya ketika kita mampu memberi nuansa positif pada diri kita dan meyakini pandangan yang berarti dan bermanfaat pada hidup kita seperti halnya makna kehidupan ini serta mengadopsi nilai-nilai yang menjadikan kita berharga dan menggunakan benak berpikir sebagai resolusi dan riseliensi dari apa yang membuat kita menjadi tak berarti sama sekali menjadi lebih berarti dan berharga, karena kita mampu bangkit.
ADVERTISEMENT
Sekali lagi mindset yang kita gunakan dan benahi akan membantu kita dalam mengarahkan solusi permasalahan serta arah hidup yang lebih baik, bergantung pada mindset kita gunakan sebagaimana adanya.
Berbicara tentang Growth Mindset atau pola pikir yang bertumbuh, dijelaskan pula antusiasme adalah bagian dari kunci rahasia sukses itu. Seperti dijelaskan pada halaman 46 di buku Mindset Carol S. Dweck, Ph.D., bahwa,”mindset tumbuh benar-benar memungkinkan orang untuk mencintai apa yang mereka lakuka-dan tetap akan mencintainya meskipun menghadapi berbagai kesulitan. Banyak orang bermindset tumbuh tidak bercita-cita sampai ke puncak. Mereka sampai kepucak sebagai akibat dari melakukan apa yang mereka cintai. Puncak adalah sesuatu yang sangat didambakan oleh orang-orang bermindset tetap, tetapi puncak itu justru dicapai oleh banyak orang yang memiliki mindset tumbuh sebagai efek samping dari antusiasme mereka terhadap hal yang mereka kerjakan.”
ADVERTISEMENT
Senada dengan apa yang dipaparkan sebelumnya didalam buku The Magic of Thinking Big karya David J. Schwartz, Ph.D., pada halaman 25, Dr. Edward Teller, seorang ahli fisika terkemuka mengatakan,”Anak tidak membutuhkan pikiran yang cerdas untuk menjadi ilmuwan. Ia tidak memerlukan memori ajaib, juga tidak perlu memiliki nilai tinggi di sekolah. Namun, anak itu harus memiliki minat yang besar terhadap ilmu pengetahuaan.”
Dan dijelaskan pula, minat dan antusiasme adalah faktor penting dalam ilmu pengetahuaan! Dengan sikap positif, koopratif , dan optimis, seseorang dengan IQ 100 akan memperoleh lebih banyak uang, mendapatkan rasa hormat, dan meraih kesuksesan daripada seseorang dengan IQ 120 yang bersikap negative, nonkooperatif, dan pesimis.
Saya jadi teringat percakapan dengan saudara perempuan kandung saya, ketika di dapur atau di kitchen ketika menyajikan makan siang di kantor. Ketika itu saya bertanya,”mengapa kamu bisa melakukan hal luar biasa dan sedemikian hebatnya pada masakan?” Lalu Adik saya menjawab,”Saya melakukannya dengan sepenuh hati.”
ADVERTISEMENT
Seketika saya, tertohok dengan perkataan Adik saya, saya jadi menimbang-nimbang hidup ini memang terkadang tidak adil tapi lebih tidak adil lagi atau menyesatkan apabila hidup hanya dibuat menyerah dan menaruh perasaan sakit hati tanpa mau berlapang dada untuk menerima suatu proses pembelajaran.
Namun sebelum saya tutup wacana tulisan ini saya ingin menyadur sebuah kisah pada buku Mindset karya Carol S. Dweck, Ph.D., pada halaman 29 sebagai penutup, pada bagian sub bab judul Melampaui Hal Yang Mungkin, yang isinya, Kadang-kadang orang yang bermindset tumbuh dapat mengembangkan diri demikian jauh sehingga dapat melakukan hal yang mustahil. Pada 1995, Christopher Reeve, aktor pemeran Superman, terlempar dari atas kudanya.
Lehernya patah, sumsum tulang belakangnya terpisah dari otaknya. Dia lumpuh total dari leher ke bawah. Ilmu kedokteran mengatakan,”Maaf. Anda harus mengerti keadaan Anda.” Akan tetapi, Reeve memulai program pelatihan berat yang menggerakkan seluruh bagiaan tubuhnya yang lumpuh dengan bantuaan stimulus elektrik. Siapa bilang dia tidak dapat belajar untuk bergerak kembali? Mengapa tidak mungkin bagi otaknya untuk sekali lagi memberikan perintah-perintah yang akan dipatuhi tubuh? Para dokter mengingatkan bahwa dia tidak akan berhasil dan hanya menemui kecewa.
ADVERTISEMENT
Mereka telah menyaksikan hal ini sebelumnya dan ini pertanda buruk untuk penyesuaian dirinya. Tetapi, apa lagi yang harus dilakukan Reeve dengan waktunya? Adakah kegiatan yang lebih baik? Lima tahun kemudian, Reeve mulai bisa bergerak kembali. Pertama-tama tangannya, lalu lengannya, kemudiaan kakinya, lalu tubuhnya. Dia memang masih jauh dari pulih, tetapi pemindaian otak menunjukkan bahwa otaknya dapat mengirim kembali sinyal yang kemudiaan direspon oleh tubuhnya.
Reeve tidak hanya telah mengembangkan kemampuaannya, tetapi juga telah mengubah cara pandang sains terhadap system saraf dan potensinya untuk pulih. Ketika melakukannya, dia membuka pandangan yang benar benar baru untuk penelitian dan harapan yang benar-benar baru bagi penderita kelainan sumsum tulang belakang.