Konten dari Pengguna

Situ Cilangkap dalam Bahaya: Siapa yang Bertanggung Jawab?

Regita
Mahasiswa Universitas Indonesia yang memiliki ketertarikan kuat dalam pengabdian masyarakat
31 Desember 2024 8:09 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Regita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pencemaran air adalah salah satu tantangan lingkungan paling mendesak di wilayah perkotaan Indonesia, termasuk Depok. Salah satu badan air yang menghadapi tekanan signifikan akibat aktivitas manusia adalah Situ Cilangkap. Dari perspektif hidrogeografi, situ ini bukan hanya sekadar badan air lokal, tetapi juga bagian integral dari sistem hidrologi yang mencakup hubungan spasial dengan DAS (Daerah Aliran Sungai) Ciliwung dan pengaruh urbanisasi terhadap pola aliran air.
Sumber gambar: iStock
zoom-in-whitePerbesar
Sumber gambar: iStock
Situ Cilangkap merupakan salah satu dari 23 situ di Depok yang memiliki fungsi ekologis penting. Secara hidrogeografis, situ ini terletak di kawasan yang menjadi bagian dari wilayah resapan air penting untuk DAS Ciliwung. Namun, perannya sebagai penyimpan air dan pengendali banjir semakin terganggu oleh pencemaran yang terus meningkat.
ADVERTISEMENT
Salah satu penyebab utama pencemaran adalah buruknya pengelolaan limbah domestik dan industri. Limbah domestik, seperti air bekas cucian yang kaya fosfat, serta limbah plastik yang menyumbat saluran air, mengganggu siklus alami badan air. Secara spasial, urbanisasi di sekitar situ menyebabkan perubahan tata guna lahan, mengurangi daerah resapan air, dan meningkatkan limpasan permukaan (surface runoff). Limpasan ini membawa polutan seperti minyak, pestisida, dan sedimen langsung ke badan air.
Kajian oleh Journal of Hydrology (2021) menunjukkan bahwa pengurangan daerah resapan air akibat urbanisasi dapat meningkatkan volume limpasan hingga 40%, yang memperparah sedimentasi dan pencemaran di badan air seperti situ. Di Situ Cilangkap, perubahan ini diperburuk oleh tingginya aktivitas domestik dan lemahnya pengawasan pembuangan limbah. Pencemaran di Situ Cilangkap tidak hanya memengaruhi situ itu sendiri, tetapi juga mengganggu konektivitas hidrologi dengan DAS Ciliwung. Polutan dari situ ini dapat terbawa ke aliran sungai, memperburuk pencemaran di hilir, termasuk di Jakarta. Dampak ekologisnya meliputi penurunan kualitas air, rusaknya habitat akuatik, dan terganggunya keseimbangan hidrologi lokal.
ADVERTISEMENT
Di sisi sosial, pencemaran Situ Cilangkap berdampak langsung pada masyarakat. Penduduk sekitar yang menggunakan air situ untuk kegiatan sehari-hari menghadapi risiko kesehatan, seperti diare dan penyakit kulit akibat paparan air yang terkontaminasi. Selain itu, banjir akibat buruknya kapasitas resapan air di sekitar situ juga menjadi ancaman yang sering terjadi di musim hujan.
Adapun beberapa langkah yang dapat diambil secara holistik dan berorientasi pada keberlanjutan, meliputi:
ADVERTISEMENT
Pencemaran air di Situ Cilangkap merupakan masalah lingkungan yang kompleks, tetapi pendekatan hidrogeografis menawarkan cara pandang yang lebih luas untuk memahami interaksi antara aktivitas manusia, pola aliran air, dan ekosistem. Dengan pengelolaan terpadu yang menggabungkan restorasi ekologis, pengawasan tata ruang, dan partisipasi masyarakat, Situ Cilangkap dapat kembali berfungsi optimal. Sebagai bagian dari DAS Ciliwung, pelestarian situ ini tidak hanya penting bagi Depok, tetapi juga bagi keberlanjutan sistem hidrologi regional.
Seperti yang dinyatakan dalam Integrated Water Resources Management (IWRM): “Water management is a spatial challenge that requires local and regional solutions working in harmony.” Pelestarian Situ Cilangkap adalah langkah kecil dengan dampak besar bagi masa depan lingkungan.