Bahaya Aplikasi Kencan Online di Kalangan Remaja

Gicella Natalia Lim
Mahasiswa di Binus University
Konten dari Pengguna
5 November 2022 16:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gicella Natalia Lim tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Dating Apps. https://unsplash.com/photos/XL-hPDNeZvs
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Dating Apps. https://unsplash.com/photos/XL-hPDNeZvs
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di era teknologi saat ini, masyarakat terutama kalangan remaja banyak sekali yang menggunakan aplikasi kencan online untuk bertemu orang baru hingga pasangan hidupnya. Tak heran jika aplikasi kencan online seperti Okcupid, Cmb, Bumble dan Tinder bermunculan di kalangan masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Kencan online merupakan cara yang bagus untuk bertemu dengan orang-orang baru di dunia online bagi kita yang selalu sibuk dan terkoneksi." kata Andrei Mochola, Head of Consumer Business di Kaspersky Lab.
Ingin mencari jodoh di aplikasi ini tidak ada salahnya. Namun, sebagai masyarakat Indonesia yang cerdas, kita harus tetap waspada terhadap kejahatan yang diperoleh dalam aplikasi kencan online. Tidak semua pencarian jodoh lewat aplikasi dapat berjalan dengan mulus. Ada sebagian masyarakat yang terkena tipu dengan adanya informasi palsu. Selain itu, potensi kebocoran data digital dan pribadi sangatlah mengancam para pengguna aplikasi.
Hal negatif banyak bermunculan di aplikasi kencan online. Selain banyaknya data palsu yang beredar, potensi kebocoran data digital juga sering terjadi pada aplikasi-aplikasi di era teknologi seperti saat ini. Setiap kita ingin memakai sebuah aplikasi, pastinya kita diharuskan untuk memberikan informasi pribadi kita seperti email, tempat tanggal lahir, dan domisili. Hal ini membuat potensi terjadinya pencurian data sangatlah besar.
ADVERTISEMENT
“Pencurian data pribadi masyarakat masih sering terjadi, baik di instansi pemerintah maupun swasta seperti yang terjadi pada website Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS) dan aplikasi PeduliLindungi.” Kata Nico Siahaan.
Maraknya pencurian data tersebut dikarenakan rendahnya edukasi masyarakat mengenai keamanan siber dan bahkan masyarakat kadang tidak mengetahui bahwa mereka adalah korban dari serangan siber. Maka dari itu, untuk mengurangi korban pencurian data di Indonesia, pemerintah memprioritaskan edukasi terkait internet untuk dijadikan salah satu kurikulum pendidikan di Indonesia. Pemerintah juga dapat membantu dengan mendorong perusahaan telekomunikasi untuk memperkuat kualitas layanan internet untuk mendukung potensi ekonomi digital.
Pencurian data saat ini semakin canggih. Dengan edukasi yang minim, maka akan menjadikan Indonesia sebagai sasaran empuk kejahatan pencurian data. Selain edukasi, langkah ini dapat didukung dari menyelesaikan UU Perlindungan Data Pribadi. Dengan UU tersebut, aplikasi yang beredar di Indonesia dapat diatur lebih ketat oleh pemerintah.
ADVERTISEMENT
Menurut saya sebagai generasi muda kita harus ikut menyukseskan kesadaran tentang bahaya pencurian data dengan mengikuti campaign yang bertujuan untuk meningkatkan awareness di kalangan generasi muda agar terhindar dari tindakan-tindakan yang dapat merugikan banyak orang.