Konten dari Pengguna

Mengapa Saya Menulis Asrama Dara?

Gideon Budiyanto
Sarjana Teologia (S.Th.) di bidang pastoral/konseling. Profesi : Karyawan Swasta dan Penulis. Anggota Persatuan Wartawan Nasrani Indonesia (PEWARNA) Tangerang Selatan dan ISP NULIS
12 Maret 2024 16:41 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gideon Budiyanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto : dokumen pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Foto : dokumen pribadi
ADVERTISEMENT
Sudah lama sebenarnya saya mempelajari tentang mental health issue. Bagaimana pengaruhnya terhadap kehidupan sehari-hari dan dampaknya di masa depan. Beruntung, pembahasan tentang hal ini sudah begitu banyak bertebaran di media sosial, baik di Instagram, X sampai ke Youtube sehingga saya dengan mudah bisa mengakses informasi tentang hal itu serta mendalaminya.
ADVERTISEMENT
Hanya yang cukup disayangkan, ternyata tidak semua generasi cukup peduli dengan isu yang sangat penting ini, padahal ini adalah isu yang ada di setiap generasi, hanya berbeda cara menghadapi dan menanganinya.
Ada generasi yang memilih untuk tidak membicarakannya dan menyimpan itu sebagai bagian dari masa lalu tetapi secara tidak sadar malah menjadi bumerang karena berpotensi melakukan tindakan yang merusak mental bagi generasi-generasi di bawahnya.
Ada juga generasi yang dengan berani bersuara lantang dan menyikapinya secara tegas yang kadang kala malah terkesan berlebihan sehingga mengakibatkan berkurangnya daya juang serta susah keluar dari zona nyaman.
Memang, tidak ada sikap serta cara penanganan yang sempurna apabila kita berbicara tentang kesehatan mental namun bukan berarti kita bisa abai dan menyepelekan begitu saja apa pun tindakan yang diperlukan untuk menjadikan mental lebih sehat karena saya percaya, dengan memiliki mental yang kuat dan sehat maka kita akan mampu menghadapi apa pun tantangan zaman yang ada, baik saat ini maupun nanti.
ADVERTISEMENT
Salah satu barometer kesehatan mental seseorang bisa dilihat dari caranya memperlakukan orang lain.
Seseorang yang memiliki kesehatan mental yang baik tentu akan memperlakukan orang lain secara baik pula karena mereka bisa melihat akibat dari setiap tindakan mereka dari sudut pandang yang lebih jernih dan objektif.
Sebaliknya, orang yang memiliki masalah dengan kesehatan mentalnya tentu tidak memiliki semua itu. Hatinya diliputi oleh pikiran-pikiran negatif, asumsi yang salah, sampai kemarahan yang dia sendiri tidak tahu harus ditujukan kepada siapa. Akibatnya, mereka akan gagal memperlakukan orang secara baik.
Salah satu contoh tindakan dari orang yang tidak sehat secara mental adalah tindakan perisakan (bully) seseorang terhadap orang lain.
Seperti kasus di sebuah sekolah ternama yang menyeret anak dari salah satu selebriti terkenal di tanah air beberapa waktu yang lalu.
ADVERTISEMENT
Atas dasar keprihatinan terhadap isu itulah maka akhirnya saya memutuskan untuk menulis novel berjudul Asrama Dara yang diterbitkan oleh penerbit BIPgramedia secara digital di aplikasi Gramedia Digital.
Tidak mudah menuliskan sebuah cerita tentang kesehatan mental dari sudut pandang seorang gadis remaja berusia enam belas tahun yang merupakan karakter utama cerita di dalam novel ini.
Namun, dengan melakukan hal itu, saya ingin menekankan betapa pentingnya memahami tentang persoalan kesehatan mental ini sedari muda karena masalah kesehatan mental ini tentu tidak memandang usia.
Selain itu, dengan memahami masalah ini sejak dini niscaya akan menjadi bekal yang cukup saat semakin bertambahnya usia, masalah hidup yang dihadapi juga semakin berat dengan setumpuk beban, baik di dalam masyarakat maupun keluarga. Bekal ini diharapkan bisa menjadi amunisi saat menghadapi semua itu kelak.
ADVERTISEMENT
Semoga kehadiran novel Asrama Dara, dapat menjadi salah satu bekal bagi para pembacanya agar tetap peduli serta menjaga kesehatan mentalnya supaya bisa hidup lebih maksimal serta optimal.