Menjaga Ketenangan Jiwa di Masa Pandemi

Gideon Budiyanto
Sarjana Teologia (S.Th.) di bidang pastoral/konseling. Profesi : Karyawan Swasta dan Penulis. Anggota Persatuan Wartawan Nasrani Indonesia (PEWARNA) Tangerang Selatan dan ISP NULIS
Konten dari Pengguna
3 Juli 2021 19:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gideon Budiyanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Image by Shahariar Lenin from Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Image by Shahariar Lenin from Pixabay
ADVERTISEMENT
Menyambut pelaksanaan Perlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang mulai dilaksanakan hari ini (03/07/2021), tentu kita menjadi teringat akan awal masa pandemi Covid-19 terjadi di tanah air.
ADVERTISEMENT
Saat itu, masyarakat beramai-ramai membeli bahan-bahan pokok dan masker di mana-mana yang mengakibatkan terjadinya panic buying.
Kekhawatiran akan terjadinya lockdown yang berkepanjangan sehingga ditakutkan bahan-bahan pokok akan habis dan tidak tersedia di pasaran membuat situasi seperti itu terjadi.
Sekarang ini, masyarakat tidak lagi berbondong-bondong melakukan pembelian bahan pokok secara membabi-buta, melainkan memburu obat-obatan yang disinyalir bisa menyembuhkan Covid-19, terutama Ivermectin.
Padahal BPOM sendiri masih melakukan uji klinis terhadap obat tersebut sehingga belum dapat dipastikan khasiat Ivermectin ketika dipakai untuk penyembuhan orang yang terpapar Covid-19.
Walau belum juga ada klaim yang memastikan bahwa Ivermectin tidak bisa dipakai untuk penyembuhan Covid-19.
Sementara itu, korban jiwa semakin banyak berjatuhan dan fasilitas kesehatan serta rumah sakit tidak lagi dapat menampung pasien karena sudah sangat membeludak.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, masih ada saja oknum-oknum yang begitu yakinnya bahwa pandemi ini tidak nyata dan semua hanya konspirasi belaka.
Keadaan seolah-olah semakin tidak menentu.
Masyarakat juga kembali dibatasi ruang geraknya setelah sekian lama bisa sejenak menikmati jalan-jalan di mal serta makan di restaurant.
Semua kegiatan sekarang harus dilakukan di rumah.
Drama-drama yang terjadi akibat terlalu lama berdiam diri di rumah kemungkinan besar akan kembali terjadi, sama seperti pada masa awal pandemi.
Bahkan, survei membuktikan bahwa tingkat perceraian sangat tinggi terjadi di masa Covid-19 ini, salah satu penyebabnya adalah karena terlalu sering bertemu pasangan atau keluarga di rumah.
Tentu saja, saat sekarang ini hal itu tidak boleh kembali terjadi. Kita harus belajar dari masa lalu untuk memperbaiki masa depan.
ADVERTISEMENT
Kuncinya adalah menjaga ketenangan jiwa di masa PPKM Darurat ini.
Selalu belajar berpikir positif, sediakan waktu untuk berolahraga dan melakukan hobi yang menyenangkan di rumah, berdoa dan mendekatkan diri kepada Tuhan, adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjaga ketenangan jiwa selama di rumah.
Jangan biarkan kondisi dan situasi mempengaruhi kita. Kita-lah yang harus bisa mengendalikan itu semua.
Dengan menjaga ketenangan jiwa, kita menjadi tidak cepat panik sehingga dapat lebih sabar dalam menghadapi segala sesuatu. Emosi kita juga akan tetap terjaga dan sehat selama melewati masa-masa seperti ini.
Niscaya, dengan ketenangan jiwa, imun tubuh pun akan terjaga sehingga kita bisa melewati masa-masa pandemi ini dengan selamat serta ditambah lagi dapat menjadi seorang pribadi yang memiliki jiwa kuat dan sehat.
ADVERTISEMENT