Repertoire of Love, Pentas Musik Indonesia Kelas Dunia

Gideon Budiyanto
Sarjana Teologia (S.Th.) di bidang pastoral/konseling. Profesi : Karyawan Swasta dan Penulis. Anggota Persatuan Wartawan Nasrani Indonesia (PEWARNA) Tangerang Selatan dan ISP NULIS
Konten dari Pengguna
17 Juli 2022 18:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gideon Budiyanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Repertoire of Love (dok. pribadi)
Menjelang akhir musim liburan anak sekolah tahun ini kami memutuskan untuk pergi tidak terlalu jauh dari kota Jakarta yaitu Bandung.
ADVERTISEMENT
Perjalanan dilakukan menjelang weekend dan hanya beberapa hari karena hari Senin sudah kembali beraktivitas sehingga bisa juga disebut sebagai short gateway, liburan singkat.
Meski singkat tapi kami ingin tetap berkesan jadi ketika sudah sampai di kota Bandung, kami memutuskan hanya akan berjalan-jalan di dalam kota saja sehingga tidak terlalu melelahkan.
Hari pertama sampai di Bandung, kami melakukan kegiatan yang biasa dilakukan di dalam kota-kota besar lainnya yaitu mengunjungi mal serta berburu kuliner. Seru walau jalan padat oleh berbagai macam kendaraan tetapi kami masih bisa menikmati suasana santai khas liburan.
Besok paginya, kami merencanakan untuk pergi ke Trans Studio Bandung, sebuah tempat rekreasi indoor yang sudah lama ingin kami kunjungi tapi belum kesampaian.
ADVERTISEMENT
Setelah membeli tiket di loket, kami segera masuk dan disambut oleh seorang fotografer yang menawarkan untuk mengambil foto kami untuk selanjutnya ketika saat pulang nanti, foto-foto tersebut bisa dipilih untuk dicetak.
Kami menyetujuinya dan sesi pemotretan berlangsung dengan gaya yang diarahkan oleh sang fotografer.
Setelah selesai, kami lalu masuk ke dalam untuk menikmati wahana-wahana yang ada di sana.
Sesudah menaiki wahana kapal perompak Sky Pirates untuk melihat arena bermain dari ketinggian, kami lalu turun dan berjalan menuju ke arah Amphitheater yang letaknya berada di tengah. Kami agak heran karena suasana sudah ramai di sana.
Ada apa gerangan?
Kami lalu duduk di sebuah bangku yang masih kosong untuk melihat apa yang akan terjadi.
ADVERTISEMENT
Lampu tiba-tiba dimatikan dan dari atas panggung luas dan megah muncul seorang MC yang mengajak para pengunjung untuk menikmati acara musik yang sebentar lagi akan dimulai.
Repertoire of Love.
Mendadak, panggung yang tadinya gelap gulita menjadi penuh warna oleh lampu-lampu sorot yang menyala dan berputar-putar, suara musik riang mengalun dan tidak lama kemudian, panggung diramaikan oleh sekelompok orang yang bernyanyi dan menari.
Lagu-lagu ceria dari penyanyi kenamaan Chrisye dilantunkan tanpa cela, rasanya kami juga ingin bernyanyi dan menari seperti mereka.
Setelah itu, lagu demi lagu kembali berkumandang menggetarkan jiwa, dinyanyikan secara solo dan berkelompok disertai dengan tata lampu yang megah, musik yang menawan dan tarian Aerial yang luar biasa membuat terpana.
ADVERTISEMENT
Repertoire of Love (dok.pribadi)
Kami semua seperti terhipnotis dan masuk ke dalam dunia lagu-lagu Chrisye yang sudah melegenda. Ada rasa sedih dan gembira.
Kadang kami bernyanyi bersama dengan para vokalis di panggung, menyatukan emosi dalam lantunan nada.
Tanpa terasa selama sekitar empat puluh lima menit kami dibuat hanyut oleh penampilan para performer yang luar biasa, tepuk tangan tidak henti-hentinya membahana ketika pertunjukan telah usai.
Kami kembali melanjutkan perjalanan sambil tersenyum, rasa bahagia itu masih menghentak dalam hati karena telah menyaksikan sebuah pertunjukan musik kelas dunia di negeri sendiri yang sangat berkesan.
Ternyata pilihan kami untuk menghabiskan liburan singkat di dalam kota Bandung tidak salah.