Pentingnya Mengkritisi Pemerintah dan Juga Menyadari Beratnya Menjadi Pemerintah

Gilang Mahadika
Anthropologist, and interested in Southeast Asian studies. #SameShitDifferentDay
Konten dari Pengguna
27 Mei 2020 16:40 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gilang Mahadika tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebuah karya dari Henry Fusell mengisahkan ketegangan klimaks Oedipus di Colonus, sebuah drama dari Sophocles (source: https://www.nga.gov/features/slideshows/british-and-american-history-paintings-of-the-1700s.html#slide_4)
Pengambilan keputusan terutama dalam menghadapi pandemi korona pada akhirnya berada di tangan pemerintah, dan menjadi wajar apabila melahirkan pro dan kontra di tengah masyarakat. Seperti halnya pemberlakuan terkait dengan relaksasi PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), mulainya era ‘the new normal’ , prinsip social distancing harus ditegakkan meskipun menyakitkan bagi golongan sosial kelas bawah, dan kebijakan yang lainnya mengundang polemik bagi masyarakat terutama bagi yang terdampak secara langsung. Kita tahu persis pentingnya mengkritisi pemerintah, namun juga tidak kalah penting untuk melihat bagaimana jika kita berada di posisi pemerintah.
ADVERTISEMENT
Pemerintah adalah mereka yang berupaya mengelola dan mengatur kehidupan bermasyarakat. Mereka yang akan mempertimbangkan segala aspek kehidupan bermasyarakat, mulai dari aspek sosial, ekonomi, politik, budaya dan bahkan kesehatan. Permasalahan pandemi korona menjadi tantangan yang dihadapi oleh pemerintah dan dituntut harus mempertimbangkan segala aspek kehidupan masyarakat. Dari sini, pemerintah tidak hanya mempertimbangkan aspek kesehatan saja, melainkan beragam aspek, sepert aspek sosial, ekonomi, dan bahkan kebudayaan (religi), juga menjadi pertimbangan utama. Apabila hanya mempertimbangkan satu aspek, maka aspek yang lain menjadi terabaikan dan muncul keresahan dari masyarakat pada akhirnya.
Mengambil konsep double bind atau ikatan ganda/rangkap yang dikembangkan oleh Gregory Bateson dan Nora Bateson dalam Angels Fear: Towards an Epistimology of the Sacred (1979) dalam menganalisis psikologis orang yang mengalami skizofrenia. Menurut saya, tidak hanya pemerintah saja, namun juga masyarakat sedang dihadapkan oleh ikatan ganda ini. Ikatan ganda secara sederhana adalah kemunculan permasalahan di mana tidak ada opsi atau pilihan yang tepat dalam memutuskan sebuah perkara. Setiap opsi atau keputusan yang diambil terikat oleh sifat dilematis yang di antaranya saling bertentangan satu dengan yang lain, seperti yang sedang dihadapi oleh pemerintah saat ini.
ADVERTISEMENT
Mengambil satu kasus dari pemerintah yang mulai memberlakukan PSBB, yang mana awalnya memiliki niat untuk mempertegas dalam menjalankan prinsip social distancing. Namun, PSBB rupanya akan memperparah aspek yang lain seperti ekonomi yang sudah terpuruk di saat pandemi, ditambah dengan adanya PSBB menjadi semakin terpuruk terutama mereka yang berada dalam kelas sosial bawah, semakin sulit menjalankan aktivitas ekonomi. Atas dasar itu, pemerintah secara sengaja harus menarik kembali PSBB dengan memberlakukan relaksasi PSBB, yang mana tidak sedikit melahirkan penilaian buruk dari masyarakat terhadap pemerintah. Relaksasi PSBB ini yang menjadi jalan keluar agar dapat memulihkan perekonomian negara, meskipun akan beresiko peningkatan positif korona, dan dapat memberikan beban yang lebih berat bagi para jasa medis. Oleh karena itu, tidak ada keputusan yang dapat diambil secara tepat, dan pemerintah dituntut harus mengambil langkah daripada tidak sama sekali. Dapat dianggap bahwa pemerintah sedang terjerat dalam double bind, tidak ada opsi yang tepat dalam menyelesaikan sebuah permasalahan.
ADVERTISEMENT
Dari satu contoh kasus ini dapat dilihat bagaimana menjadi pemerintah tidak lah mudah, dan sulit mengambil sebuah keputusan di kala pandemi ini. Sebenarnya tidak hanya saat pandemi, di lain hal seperti misalkan permasalahan pertambangan batu bara di Indonesia. Di satu sisi tambang batu bara memiliki manfaat dalam menopang perekonomian dan memberikan pasokan listrik dengan biaya terjangkau bagi masyarakat Indonesia. Namun, di sisi lain, pertambangan juga tidak sedikit meninggalkan kerusakan lingkungan, dan masih banyak lagi perkara yang tidak mudah diputuskan dalam pemerintahan.
Maka dari itu, pemerintah dalam memutuskan sebuah perkara selalu berupaya untuk mempertimbangkan segala aspek yang melingkupi dalam kehidupan bermasyarakat. Mengkritisi pemerintah adalah suatu hal yang penting juga untuk melihat bagaimana pemerintah menjalankan pemerintahan, namun juga sekali lagi tidak kalah penting perlunya memosisikan diri menjadi pemerintah agar lebih bijak dalam menilai jalannya sebuah pemerintahan dan tidak mudah terbawa oleh isu politik pandemi yang juga rawan saat ini.
ADVERTISEMENT