Problematika di Malam Enam Belas Agustus

Gilang GP
A Profesional Marketer yang suka membaca, menulis, dan menganalisis suatu fenomena. Di sini menulis kuliner, review film, sesekali politik.
Konten dari Pengguna
16 Agustus 2017 23:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gilang GP tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ada tiga hal yang bersifat dilematis bagi saya pada malam ini. Besok memang libur, pasalnya NKRI akan merayakan hari kemerdekaannya yang ke-72. Semua kantor/pabrik wajib untuk libur. Jikapun harus lembur itu eksepsional. Hampir setiap warga Negara merayakan hari kemerdekaan ini dengan caranya sendiri yang mengacu pada konsensus di kompleknya masing-masing.
ADVERTISEMENT
Bukannya saya tidak senang jika besok libur. Idealnya, jika hari libur tiba berkumpul bersama keluarga tersayang adalah salah satu hal krusial yang sebisa mungkin usah dilewatkan. Tentu saja bagi yang sudah berkeluarga. Bagi yang belum, berkumpul bersama kerabat, sahabat, pacar untuk membuat hidup menjadi lebih baik adalah sah di mata hukum agama maupun Negara. Sesuatu yang sangat menyenangkan.
Namun, pada malam ini saya teronggok di ruangan mungil ini yang hanya ditemani seperangkat hardware dan software yang untungnya mendukung saya penuh untuk melakukan suatu pekerjaan dan mengeksekusi passion. Mereka adalah laptop, PC, headphone, dan lagu "Promise" milik Radiohead yang memiliki daya untuk mengalienasi seluruh tubuh dan pikiran dari ruang 5 dimensi berfrekuensi 5G.
ADVERTISEMENT
Ketika mendengarkannya, percayalah, kita akan dibawa ke alam raya kesunyian yang subtil yang membawa pada alam raya imajinasi, yang Insya Alloh, jika beruntung kalian bakal menemukan sesuatu yang baru dari rongsokkan yang sudah usang. Halaaaaaaah, khintil! Tapi yang jelas bukan Bitcoin, sih.
foto: Youtube
Lagipula, seharusnya lagu ini dimasukkan ke dalam album OK Computer yang dirilis 1997 silam. Entah apa yang jadi pertimbangan Thom Yorke dan kawan-kawan (biar terkesan kenal dan akrab) baru menseriuskan lagu ini sekarang yang kemudian memasukkannya ke album baru mereka "OKNOTOK" yang dirilis Juni lalu. Namun, seperti yang sudah saya katakan di muka terdapat tiga hal saat ini, kini, di sini, yang menurut saya skala prioritasnya memiliki grafik yang setara. Everything Are Equal Is Real Shit.
ADVERTISEMENT
Pertama, apakah saya harus menandaskan buku Suara Pers, Suara Siapa?, yang saya dapatkan gratis dari pedagang buku yang baik banget hatinya itu. Padahal, buku itu tinggal separuhnya lagi dan gak setebal JK. Rowling juga kok, rencananya setelah tuntas lanjut membaca Bill Kovach dan Tom Rosenstiel, Sembilan Elemen Jurnalisme. Bukan apa-apa, ini soal cita rasa dan selera, saya suka membaca sesuatu secara linier. Jadi, perkara selera yang receh begitu tak usah diperdebatkan, karena yang hanya pantas diperdebatkan di dunia ini adalah akses ekonomi dan Gita Savitri. Hanya itu.
Kedua, menonton Game Of Thrones yang telah memasuki Season 7 dan mengejar lima episode sekaligus yang sudah diputar HBO beberapa minggu lalu. Kenapa sekaligus? Sekali lagi, ini hanyalah perkara selera selain saya adalah penggemar salah satu tokoh utama di serial tersebut. Yup, Tyrion Lannister, yang memiliki insting kapabilitas adiluhung yang melampaui kapasitasnya. Bingung, kan? Makanya nonton.
ADVERTISEMENT
Lagipula, hil yang mustahal jika saya melewatkan serial ini mengingat saya telah menontonnya sejak era Ned Stark dipenggal kepalanya di Capital Landing persis di depan wajah Arya Stark. Oh, Arya kini saatnya engkau menuntaskan ceracaumu yang sebelum tidur itu. Sebab, menurut Rendra penyair kebanggaan kami, hidup adalah pelaksanaan kata-kata.
Ketiga, melanjutkan draft-draft tulisan untuk aplikasi Semay Media yang kini sudah bisa diunduh di Google Playstore. Media berbasis aplikasi mobile ini diinisiasi oleh saya dan teman-teman yang sedang meniti karir di kantor masing-masing. Selepas pulang kantor, biasanya kami mendevelop sesuatu sambil cekakak-cekikik, karena kami ngekos di satu gedung vertikal yang sama, menyelip di gang-gang yang dilingkari Luciferian Tower. Ngomong-ngomong nih ya, sesuatu yang bertarget harus diakui memang menyebalkan, tapi jika tak begitu mana bisa bergerak. Sebagian dari tim Semay tipikal target oriented dan masalahnya adalah kami menargetkan sesuatu yang signifikan itu di akhir Agustus ini. Tapi, aduuuuuh yang mana dulu nih jadinya….
foto: Teddy Kelley
ADVERTISEMENT