Konten dari Pengguna

Nasionalisme Rabindranath Tagore

Gilang Ramadhan
Pengajar - Penulis - S1 Bahasa dan Sastra Indonesia - Warga Gang Mangga Garis Lurus
19 April 2024 15:43 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gilang Ramadhan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Rabindranath Tagore, seorang polymath Bengali yang membentuk kembali sastra dan musik Bengali serta seni India dengan modernisme kontekstual pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, menawarkan pandangan yang mendalam dan kritis terhadap konsep nasionalisme dalam bukunya yang berjudul "Nationalism".
Dalam "Nationalism", Tagore mengkritik keras ide nasionalisme yang menurutnya seringkali mengorbankan moralitas demi kemajuan mekanis yang tak terelakkan. Dia berpendapat bahwa nasionalisme sejati adalah tentang mempertahankan moralitas di tengah aspek mekanis dari kemajuan. Bagi Tagore, nasionalisme lebih dari sekadar kesetiaan atau kebanggaan terhadap negara.
Ilustrasi Identitas Nasionalisme. Sumber: Unsplash/Haseeb Jamil
Tagore mengkritik nasionalisme Barat karena ia melihatnya sebagai kekuatan yang agresif dan imperialistik. Ia percaya bahwa nasionalisme Barat sering kali mengarah pada penaklukan dan eksploitasi negara lain, yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan moralitas. Tagore menekankan bahwa nasionalisme seharusnya tidak menjadi alat untuk agresi politik atau kebanggaan budaya yang arogan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Tagore memiliki pandangan yang lebih kompleks terhadap Jepang. Ia mengagumi kemampuan Jepang untuk memodernisasi dan mengembangkan diri tanpa kehilangan identitas budayanya. Namun, ia juga khawatir tentang meningkatnya militerisme di Jepang dan bagaimana hal itu dapat mempengaruhi aspirasi nasionalis negara tersebut. Tagore berpendapat bahwa Jepang harus berhati-hati agar tidak mengikuti jejak Barat dalam hal agresi dan ekspansi imperialistik.
Ketika membahas nasionalisme di India, Tagore dengan indah menggambarkan esensi sejati dari nasionalisme dan mengapa India sering bingung dengan konsep yang sebenarnya. Dia menganggap tantangan spesifik yang dihadapi India dalam mengembangkan kesadaran nasional yang berakar pada kepekaan budaya India.
Menurutnya, masalah sebenarnya di India bukanlah politik, tetapi sosial, yang tidak hanya berlaku di India tetapi juga di antara semua bangsa, seperti masalah ras yang umum ditemukan di Amerika. India telah mengakui perbedaan nyata antar ras, namun mencari dasar kesatuan melalui para santo seperti Nanak, Kabir, dan lainnya. Tagore mengekspresikan dengan tegas bahwa kita harus mengikuti Upanishad dan para santo kita yang mengajarkan ide persaudaraan, persamaan, yang dapat membuat negara mana pun kuat.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Identitas Nasionalisme. Sumber: Unsplash/Debashis RC Biswas
Tagore juga menyoroti bagaimana orang India sering kali terintimidasi oleh ide westernisasi dan menyatakan bahwa melupakan akar kita telah menjadi alasan utama mengapa kita bingung dengan esensi sebenarnya dari kesadaran diri nasional. Dia menekankan pentingnya masyarakat yang terbagi untuk mengikuti nilai-nilai yang diajarkan oleh para santo.
Pandangan Rabindranath Tagore tentang nasionalisme memang menyoroti pentingnya keselarasan dan inklusivitas dalam membangun identitas nasional. Tagore menekankan bahwa sebuah negara seharusnya tidak hanya melihat ke satu identitas atau budaya saja, tetapi menghargai dan merangkul keberagaman budaya di dalamnya. Konsep ini sangat relevan dalam konteks debat identitas dan globalisasi saat ini, di mana banyak negara menghadapi tantangan untuk mempertahankan identitas nasional mereka sambil tetap terbuka terhadap pengaruh global.
ADVERTISEMENT
Pendekatan Tagore mengajarkan pentingnya menggabungkan nilai-nilai lokal dengan pengakuan akan keberadaan dunia yang lebih luas. Dalam era globalisasi, di mana budaya-budaya saling berinteraksi dan bersilangan, pendekatan yang inklusif seperti yang diusulkan oleh Tagore dapat membantu membangun masyarakat yang lebih toleran dan berdampingan dengan damai.
Sebaliknya, itu harus memperkuat rasa solidaritas dan kebersamaan di antara semua warga negara, tanpa memandang latar belakang budaya atau etnis mereka. Dengan mempertimbangkan pandangan-pandangan ini, kita dapat bergerak menuju pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana membangun masyarakat yang inklusif dan harmonis di tengah tantangan identitas dan globalisasi yang terus berkembang.
Secara keseluruhan, "Nationalism" oleh Rabindranath Tagore adalah sebuah karya yang menantang pembaca untuk mempertimbangkan kembali definisi nasionalisme dan dampaknya terhadap kemanusiaan dan moralitas. Tagore mengajak kita untuk melihat nasionalisme bukan sebagai kebanggaan buta terhadap negara, tetapi sebagai pencarian akan harmoni dan kekayaan dalam kemanusiaan yang lebih luas.
ADVERTISEMENT
Buku ini tetap relevan hingga hari ini, terutama dalam konteks globalisasi dan konflik antarbangsa yang terus berlangsung. Tagore, dengan kata-katanya yang puitis dan pemikiran yang mendalam, memberikan kontribusi yang berharga bagi diskusi tentang nasionalisme dan gagasan tentang identitas nasional.