Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
Konten dari Pengguna
Negeri Para Dewa—Udara Dingin, Ini 5 Hal tentang Dieng yang Wajib Kamu Ketahui
10 Januari 2023 5:47 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Taufik Gilang Ramadhan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dataran Tinggi Dieng dikenal dengan pemandangan alamnya yang indah, hamparan pegunungan dan pemandangan dari ketinggian menjadi salah satu daya tarik tersendiri.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya pemandangan alam yang indah, Dataran Tinggi Dieng juga menyimpan banyak objek wisata geologi dan sejarah yang beragam.
Tak jarang, setiap musim liburan tiba banyak wisatawan berbondong-bondong datang ke Dieng untuk berlibur bersama teman maupun keluarga.
Objek wisata Dataran Tinggi Dieng pun cukup beragam, mulai dari pemandangan yang hijau bahkan kondisi geologi yang diakibatkan dari aktivitas vulkanik menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung.
Saat berkunjung ke Dieng, rasanya kurang lengkap jika tidak datang ke wisata alamnya, seperti Kawah Sikidang, Kawah Candradimuka, Kawah Leri, Telaga Warna, Telaga Cebong, Candi Arjuna, Gunung Prau, dan Bukit Sikunir.
Nah, sebelum pergi ke Dieng dan menikmati keindahan wisata alam di sana, berikut beberapa hal yang perlu kamu ketahui jika ingin pergi liburan ke Dieng.
ADVERTISEMENT
1. Dieng Dijuluki Negeri Para Dewa
Ada beberapa sumber yang menjelaskan tentang arti dari nama Dieng. Secara harfiah, nama “Dieng” diambil dari bahasa Sansekerta yaitu “di” yang berarti Tempat, dan “Hyang” yang berarti leluhur atau dewa.
Pendapat lain juga mengatakan bahwa nama “Dieng” berasal dari kata “edi” yang berarti indah dalam Bahasa Jawa, dan “aeng” yang berarti aneh atau tidak mungkin.
Tak jarang para wisatawan menyebut dataran tinggi Dieng dengan julukan negeri para dewa atau negeri di atas awan.
2. Terbagi dalam Dua Wilayah Administratif
Dataran Tinggi Dieng dapat diakses dari beberapa jalur. Jalur Wonosobo merupakan jalur yang paling banyak dilewati. Perjalanan akan ditempuh wisatawan setidaknya berjarak 26 km dari pusat kota Wonosobo.
ADVERTISEMENT
Secara administratif, Dataran Tinggi Dieng terletak di dua kabupaten yaitu Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjarnegara. Kabupaten Wonosobo berada di sebelah timur (Dieng Wetan) di Kecamatan Kejajar, sedangkan Kabupaten Banjarnegara berada di sebelah barat (Dieng Kulon) di Kecamatan Batur.
3. Udara Dingin bak di Benua Eropa
Dataran Tinggi Dieng memiliki suhu udara yang cukup dingin, ini dikarenakan Dataran Tinggi Dieng berada pada ketinggian ±2000 meter di atas permukaan laut (MDPL).
Suhu rata-rata berkisar 20ºC-10ºC di siang hari dan 10ºC-5ºC di malam hari. Bahkan pada musim kemarau, suhu di malam hari bisa mencapai 0ºC yang ditandai dengan adanya “Bun Upas”.
Fenomena Bun Upas ditandai dengan adanya butiran salju atau embun es yang menyelimuti permukaan rumput di pagi hari. Bun Upas ini dapat kita saksikan di antara bulan Juni sampai bulan September.
ADVERTISEMENT
Hamparan rumput yang diselimuti oleh embun es ini membuat wisatawan yang berkunjung seperti sedang berada di benua Eropa.
4. Daerah yang Dikelilingi Aktivitas Vulkanik
Dataran Tinggi Dieng merupakan kawasan vulkanik aktif. Kawasan Dieng memiliki banyak kawah dan retakan yang mengeluarkan hasil dari aktivitas geologi seperti: Sumber gas (CO dan CO2), sumber mata air (dingin mau pun panas), hingga kawah vulkanik.
Beberapa di antaranya masih sangat aktif seperti Kawah Sileri dan Kawah Sikidang.
Daerah vulkanik ini dimanfaatkan sebagai Pembangkit Tenaga Listrik Panas Bumi/Geotermal (PLTP) dan sumber mata airnya dimanfaatkan oleh penduduk lokal sebagai tempat pemandian air hangat.
Seperti di dusun wisata Bitingan misalnya terdapat beberapa pemandian air panas yang dapat kita kunjungi untuk melepas lelah setelah melakukan perjalanan jauh.
ADVERTISEMENT
5. Kehidupan dan Tradisi Masyarakat Dieng
Sama seperti masyarakat yang menghuni dataran tinggi lainnya, masyarakat Dieng dikaruniai tanah yang subur serta mata air yang jernih.
Kondisi iklim dan cuaca di wilayah ini sangat mendukung untuk aktivitas pertanian, sebagian besar petani menanam sayur seperti: Kentang, wortel, dan kubis. Sebagian masyarakat juga berprofesi di sektor pariwisata sebagai tour guide dan oleh-oleh.
Masyarakat Dataran Tinggi Dieng memiliki tradisi budaya yang disebut “Ruwat Rambut Gimbal”. Ruwat Rambut Gimbal sendiri merupakan tradisi pemotongan rambut pada anak yang memiliki rambut gimbal.
Tradisi ini dipercaya akan membawa keselamatan bagi anak tersebut. Wisatawan juga dapat menyaksikan prosesi pemotongan rambut gimbal ini acara yang dilaksanakan setiap tahun.
ADVERTISEMENT