Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
SEBERAPA BAHAYAKAH PENYAKIT CAMPAK JERMAN?
24 Februari 2018 10:44 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
Tulisan dari Gina Fujiana Hayati Nufus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Penyakit campak Jerman atau yang lebih dikenal dengan Rubella adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh Virus Rubella, virus ini memiliki RNA beruntai tunggal, dari keluarga Paramyxovirus, dan dari genus Morbillivirus.
ADVERTISEMENT
(Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Virus_Rubela)
Sumber : http://spesialistorch.com/rubella.htm
Menurut data WHO, pada tahun 2016 di Indonesia terdapat lebih dari 800 kasus rubella yang sudah terkonfirmasi melalui pemeriksaan laboratorium. Seperti yang telah diterangkan, penyakit campak jerman atau rubella disebabkan oleh Virus Rubella dan penularan virus ini sangat dapat mudah menyebar Penularan utamanya dapat melalui butiran liur di udara yang dikeluarkan penderita melalui batuk atau bersin. Berbagi makanan dan minuman dalam piring atau gelas yang sama dengan penderita juga dapat menularkan rubella. Sama halnya jika Anda menyentuh mata, hidung, atau mulut Anda setelah memegang benda yang terkontaminasi virus rubella.
Rubella adalah penyakit akut dan ringan yang sering menginfeksi anak dan dewasa muda yang rentan. Tetapi yang menjadi perhatian dalam kesehatan masyarakat adalah efek kepada janin (teratogenik) apabila Rubella ini menyerang wanita hamil pada trimester pertama. Infeksi Rubella yang terjadi sebelum terjadinya pembuahan dan selama awal kehamilan dapat menyebabkan keguguran, kematian janin atau sindrom rubella kongenital (Congenital Rubella Syndrome/CRS) pada bayi yang dilahirkan. CRS umumnya bermanifestasi sebagai Penyakit Jantung Bawaan, Katarak Mata, bintik-bintik kemerahan (Purpura), Microcephaly (Kepala Kecil) dan Tuli. (Sumber : http://www.searo.who.int/indonesia/topics/immunization/mr_measles_status.pdf?ua=1,)
ADVERTISEMENT
Pada tanggal 20 februari 2018, puluhan warga Mamasa, Sulawesi Barat, terserang campak.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh tim reaksi cepat wabah campak, tercatat 48 orang dari enam dusun di Desa Malitiro terindikasi terserang penyakit campak. Ciri-cirinya adalah demam tinggi yang disertai gatal dan kemerahan pada mata. Kebanyakan warga terserang penyakit campak adalah anak-anak.
Hingga saat ini, petugas dinas kesehatan terus melakukan pendataan serta membuka posko pengobatan 1xx24 jam.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa segera mengirim sampel ke dinas kesehatan Provinsi Sulawesi Barat untuk pemeriksaan laboratorium lebih lanjut.
Sumber : https://www.kompas.tv/content/article/20925/video/sapa-indonesia/puluhan-warga-mamasa-sulawesi-barat-terserang-campak/
Lalu bagaimanakah gejala penyakit Rubella ?
Penderita rubella pada anak-anak cenderung mengalami gejala-gejala yang lebih ringan daripada penderita dewasa. Tetapi ada juga penderita rubella yang tidak mengalami gejala apa pun, namun tetap dapat menularkan virus rubella.
ADVERTISEMENT
Penyakit ini umumnya membutuhkan waktu sekitar 14-21 hari sejak terjadi pajanan sampai menimbulkan gejala. Gejala-gejala umum rubella meliputi:
Demam.
Sakit kepala.
Hidung tersumbat atau pilek.
Tidak nafsu makan.
Mata merah.
Pembengkakan kelenjar limfa pada telinga dan leher.
Ruam berbentuk bintik-bintik kemerahan yang awalnya muncul di wajah lalu menyebar ke badan, tangan, dan kaki. Ruam ini umumnya berlangsung selama 1-3 hari.
Nyeri pada sendi, terutama pada penderita remaja wanita.
Begitu terinfeksi, virus akan menyebar ke seluruh tubuh dalam waktu 5 hari hingga 1 minggu. Potensi tertinggi penderita untuk menularkan rubella biasanya pada hari pertama sampai hari ke-5 setelah ruam muncul.
Sumber : http://getmedik.co.id/home/news/detail/OB5lFTRiyKD0HJxpSthq4M1a3
ADVERTISEMENT
Tahukah anda bahwa penyakit Rubella tidak dapat diobati?
Pengobatan yang diberikan kepada penderita hanya bersifat supportif. Tetapi kedua penyakit ini bisa dicegah dengan imunisasi. Menurut data Depkes.go.id, vaksin MR yang digunakan telah mendapatkan rekomendasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan izin edar dari Badan POM. Vaksin MR 95 persen efektif untuk mencegah penyakit campak dan rubella dan telah digunakan di lebih dari 141 negara. (Sumber : http://health.liputan6.com/read/3060881/apa-bedanya-vaksin-mr-dengan-vaksin-mmr)
Sumber :
http://www.searo.who.int/indonesia/topics/immunization/mr_measles_status.pdf?ua=1
World Health Organization WHO Regional Office for South-East Asia (2016). EPI Fact Sheet. Indonesia.
http://health.liputan6.com/read/3060881/apa-bedanya-vaksin-mr-dengan-vaksin-mmr
https://www.kompas.tv/content/article/20925/video/sapa-indonesia/puluhan-warga-mamasa-sulawesi-barat-terserang-campak/