Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.9
Konten dari Pengguna
Kurangnya Perawatan Bangunan Taman Ismail Marzuki
4 November 2017 18:38 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
Tulisan dari Gina Yustika Dimara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Mengelupas, rusak dan tak terawat. Itulah deskripsi yang terlihat saat kumparan mengunjungi Taman Ismail Marzuki (TIM) yang terletak di Cikini, Jakarta Pusat.
ADVERTISEMENT
Siapa yang tak mengenal dengan sosok pencipta lagu Rayuan Pulau Kelapa ini, Ismail Marzuki. Ia mendapat anugerah penghormatan dengan dibukanya Taman Ismail Marzuki pada 1968.
Sayang, kondisi bangunan dan lingkungan dengan nama besar Ismail Marzuki, tidak mencerminkan keindahan dan keharuman namanya. Saat kumparan mengunjungi lalu mengecek kondisi bangunan dan kawasan di Taman Ismail Marzuki, terdapat banyak kerusakan yang cukup berpengaruh dari segi estetika dan fungsi.

Salah satu bangunan paling mencolok di Taman Ismail Marzuki adalah Teater Jakarta. Merupakan Teater besar yang dibangun untuk wadah pertunjukan seni serta galeri seni. Sayangnya, bangunan yang di claim sebagai gedung berskala internasional ini banyak sekali mengalami kerusakan ekterior yang sangat nampak untuk dipandang secara kasat mata.

Bangunan yang selesai 2009 ini merupakan bangunan terbaru di dalam kompleks TIM. Namun, sudah banyak sekali pengelupasan, kerusakan dan pengeroposan yang terlihat pada bagian eksterior bangunan. Sangat amat disayangkan mengingat bahwa saat ini, Teater Jakarta adalah perspektif utama dalam lingkungan TIM sekarang. Banyaknya pengunjung yang datang untuk berfoto-foto di area Teater Jakarta, tentu akan dapat melihatnya. Detail-detail kerusakan kecil seperti ini dapat sangat berpengaruh, apalagi, dalam jumlah yang banyak.
ADVERTISEMENT
Kerusakan terjadi bukan hanya di badan bangunan Teater Jakarta, kawasan sekitarnya pun tak kalah memprihatinkan. Kabel-kabel, batu yang berserakan dan bangunan yang tak terselesaikan sangat merusak wajah gedung Teater Jakarta yang cantik ini.

Selain Teater Jakarta, masih banyak lagi bangunan yang tidak terawat. Banyak bangunan tua di TIM yang berdiri sejak tahun 90-an. Perlu digaris bawahi, bahwa bangunan tua bukan berarti akan menurunkan visualisasi-nya, semua dapat disiasati dengan perawatan bangunan yang baik dan dijaga fungsi-fungsinya. Salah satunya adalah gedung Graha Bhakti Budaya yang berdiri tepat di samping Teater Jakarta.

Apabila dibandingkan dari pandangan eksterior, tentu Teater Jakarta lebih lengkap dari segi aspek desain dan fungsi. Namun, yang sangat memprihatinkan adalah kebersihan dan perawatan dari gedung Graha Bhakti Budaya ini. Gedung ini merupakan tempat yang sangat aktif dan diminati oleh berbagai komunitas. Cat tembok yang mengelupas, langit-langit bangunan yang berlumut, tembok yang terkena lunturan karat dan detail-detail kecil kasat mata lainnya.
ADVERTISEMENT
Gedung ini merupakan bagian dari saksi sejarah kesenian TIM, alangkah bijak apabila gedung ini didukung dengan perhatian yang lebih intensif. Sehingga, akan menciptakan kenyamanan bagi para penikmat seni dan komunitas.
Puncaknya adalah saat hujan turun, banyak sekali atap-atap bocor yang dapat menghambat alur lalu lintas pejalan kaki. Kondisinya sangat memprihatinkan karena ini terjadi tepat di depan salah satu atraksi yang paling banyak diminati TIM, Planetarium.
Bangunan-bangunan Taman Ismail Marzuki adalah salah satu saksi sejarah kesenian Jakarta. Solusi dari sebuah bangunan, tidak harus selalu tentang estetika visual. Perawatan, kebersihan dan fungsi adalah hal yang sama pentingnya dengan visual. Taman Ismail Marzuki menyimpan banyak cerita, menyimpan banyak sebuah memori. Sudah menjadi kewajiban untuk merawatnya dengan baik dan intensif, sehingga memorinya akan terus bertambah sepanjang waktu.
ADVERTISEMENT