Konten dari Pengguna

Supervisi Kolaboratif: Kunci untuk Peningkatan Profesionalisme Guru

Gladys Suci Rahma Yuniar
Dosen Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Sunan Ampel Surabaya dan Mahasiswa Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Sunan Ampel Surabaya
2 Desember 2024 11:08 WIB
·
waktu baca 10 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gladys Suci Rahma Yuniar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Supervisi MIN 1 Sidoarjo
zoom-in-whitePerbesar
Supervisi MIN 1 Sidoarjo
ADVERTISEMENT
Pengertian Supervisi Kolaboratif
Supervisi secara etimologi berasal dari kata “super” dan “visi” yang mengandung arti melihat dan meninjau dari atas atau menilik dan menilai dari atas yang dilakukan oleh pihak atasan terhadap aktivitas, kreativitas, dan kinerja bawahan. Supervisi adalah segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju kepada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personal sekolah lainnya di dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan (Departemen Pendidikan Nasional, 2008).
ADVERTISEMENT
Menurut Suhardan, Supervisi adalah aktivitas akademik yaitu suatu kegiatan pengawasan yang dijalankan oleh orang yang memiliki pengetahuan lebih tinggi dan lebih dalam dengan tingkat kepekaan yang tajam dalam memahami objek pekerjaannya dengan hati yang jernih. Menurut Ross L. (1980), supervisi adalah pelayanan kepada guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan pengajaran, pembelajaran, dan kurikulum. Ross L. Memandang supervisi sebagai pelayanan kepada guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan. Sedangkan menurut Mulyasa (2006) supervisi sesungguhnya dapat dilaksanakan oleh kepala sekolah yang berperan sebagai suprvisor, tetapi dalam sistem organisasi modern diperlukan supervisor khusus yang lebi hindependent dan dapat meningkatkan obyektifitas dalam pembinaan dan pelaksanaan tugas.
Kolaboratif adalah proses bekerja sama antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama. Kolaboratif dapat diterapkan di berbagai bidang dan situasi. Menurut Kamus Heritage Amerika (2000), kolaborasi adalah bekerja bersama khususnya dalam usaha penggabungan pemikiran. Gray (1989) menggambarkan bahwa kolaborasi sebagai suatu proses berpikir dimana pihak yang terlibat memandang aspek-aspek perbedaan dari suatu masalah serta menemukan solusi dari perbedaan tersebut dan keterbatasan pandangan mereka terhadap apa yang dapat dilakukan Grothaus, T., & Cole, R. (2012). Dari berbagai definisi kolaborasi yang dikemukakan para ahli, dapat disimpulkan bahwa kolaborasi adalah suatu proses interaksi yang kompleks dan beragam, yang melibatkan beberapa orang untuk bekerja sama dengan menggabungkan pemikiran secara berkesinambungan dalam menyikapi suatu hal dimana setiap pihak yang terlibat saling ketergantungan di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Supervisi kolaboratif adalah proses supervisi yang dilakukan dengan pendekatan kemitraan antara supervisor dan yang disupervisi. Dalam supervisi kolaboratif, supervisor berperan sebagai mitra yang lebih berpengalaman untuk melakukan pemecahan masalah dan inkuiri. Untuk mengimplementasikan supervisi kolaboratif dengan efektif, dibutuhkan dukungan yang kuat dari kepala sekolah dan manajemen sekolah. Guru-guru juga perlu memiliki keterampilan interpersonal yang baik dan siap untuk menerima umpan balik dan saran dari supervisor.
Karakteristik Supervisi Kolaboratif
Salah satu pendekatan dalam melaksanakan supevisi adalah pendekatan kolaboratif. Pendekatan ini memiliki beberapa karakteristik utama yaitu sebagai berikut:
1. Mitra Kerja
Supervisi kolaboratif menempatkan kepala sekolah atau pengawas sebagai mitra kerja bagi guru, bukan sebagai pengawas yang hanya mengarahkan. Dalam konteks ini, kedua belah pihak berbagi kepakaran dan saling belajar satu sama lain. Hal ini menciptakan suasana kerja yang lebih akrab dan mengurangi ketegangan antara pengawas dan guru.
ADVERTISEMENT
2. Diskusi Terbuka
Karakteristik lain dari supervisi kolaboratif adalah adanya diskusi terbuka. Proses supervisi melibatkan curah pendapat dan diskusi yang memungkinkan guru untuk menyampaikan ide atau masalah yang mereka hadapi dalam pembelajaran. Diskusi ini dilakukan dengan cara yang fleksibel dan bertujuan untuk mencapai kesepakatan bersama mengenai cara terbaik untuk meningkatkan kualitas pengajaran.
3. Fleksibilitas
Supervisi kolaboratif bersifat fleksibel, artinya pelaksanaan supervisi dapat dilakukan kapan saja dan disesuaikan dengan kebutuhan guru. Ini memungkinkan supervisor untuk lebih responsif terhadap situasi yang dihadapi oleh guru, sehingga supervisi dapat lebih relevan dan efektif.
4. Pembelajaran Berkelanjutan
Salah satu tujuan utama dari supervisi kolaboratif adalah untuk mendorong pembelajaran berkelanjutan di antara guru. Melalui proses refleksi dan umpan balik, guru didorong untuk terus mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mereka, sehingga mereka dapat menjadi tenaga profesional yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
5. Fokus pada Pengembangan Profesiona
Supervisi kolaboratif memiliki orientasi yang jelas pada pengembangan profesional guru. Dengan pendekatan ini, keberhasilan dalam pengajaran dipandang sebagai keberhasilan bersama antara kepala sekolah dan guru, sehingga menciptakan rasa tanggung jawab kolektif terhadap mutu pendidikan.
6. Kepercayaan dan Hubungan Horizontal
Karakteristik penting lainnya adalah adanya kepercayaan dan hubungan horizontal antara supervisor dan guru. Supervisi dilakukan dalam suasana saling menghormati, di mana kedua pihak memiliki kesempatan yang sama untuk berkontribusi dalam proses pembelajaran.Ini membantu menciptakan lingkungan yang positif bagi pertumbuhan profesional.
7. Pemberian Bantuan
Supervisi kolaboratif berfungsi sebagai bentuk pemberian bantuan kepada guru. Ini bisa berupa konsultasi, arahan, atau bimbingan sesuai dengan kebutuhan spesifik yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran mereka
ADVERTISEMENT
Tahap-tahap Supervisi Kolaboratif
Kolaborasi merupakan sarana bagi guru untuk saling mengingatkan tentang peran mereka, meningkatkan bahan ajar, praktik mengajar dan interaksi dengan siswa. Kolaboratif memberi kesempatan untuk belajar satu sama lain sehingga membantu guru merasa lebih baik tentang diri mereka sendiri dan tugas-tugasnya. Adapun tahap-tahap dalam melakukan supervisi kolaboratif yakni:
A. Tahap pra-supervisi kolaboratif
Pada tahap ini, kepala sekolah melakukan koordinasi dengan semua guru untuk membahas dan mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi dalam melaksanakan tugas profesional. Kegiatan yang dilakukan meliputi:
Identifikasi masalah dan diskusi: Semua guru diundang untuk berpartisipasi dalam diskusi yang difasilitasi oleh kepala sekolah, di mana mereka dapat mengemukakan masalah-masalah yang berkaitan dengan pengembangan materi pembelajaran
ADVERTISEMENT
Persiapan: Kepala sekolah menekankan pentingnya bagi guru untuk menyiapkan kelengkapan yang diperlukan, seperti hasil analisis materi pembelajaran, sebelum memasuki tahap berikutnya
B. Tahap supervisi kolaboratif
Dalam tahap ini, kepala sekolah melakukan supervisi langsung saat guru melaksanakan tugas profesional mereka. Beberapa poin penting dari tahap ini adalah:
Observasi: Supervisor mengamati kinerja guru dalam kelas atau dalam melaksanakan tugas lainnya. Pengamatan ini dilakukan dengan fokus pada aspek-aspek yang telah diidentifikasi sebagai area yang perlu ditingkatkan.
Diskusi: Setelah observasi, guru dan supervisor melakukan diskusi untuk membahas temuan-temuan yang diperoleh. Diskusi ini bersifat terbuka dan saling menghormati, dengan tujuan untuk memberikan umpan balik yang konstruktif.
Pemberian Umpan Balik: Supervisor memberikan umpan balik kepada guru mengenai kekuatan dan kelemahan dalam kinerjanya. Umpan balik ini diberikan secara spesifik dan terkait dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
C. Tahap pasca supervisi kolaboratif
Setelah proses supervisi selesai, dilakukan refleksi bersama untuk mengevaluasi hasil dari supervisi. Kegiatan pada tahap ini meliputi:
Refleksi: Guru dan supervisor melakukan refleksi bersama untuk mengevaluasi keberhasilan pelaksanaan supervisi.
Perencanaan Tindak Lanjut: Disusun rencana tindak lanjut untuk mengatasi masalah yang masih ada dan untuk mempertahankan atau meningkatkan praktik yang baik.
Evaluasi: Dilakukan evaluasi secara berkala untuk mengukur kemajuan yang telah dicapai dan untuk memodifikasi rencana tindakan jika diperlukan.
Tujuan Supervisi Kolaboratif
Tujuan dari supervisi kolaboratif dalam konteks peningkatan profesionalisme guru adalah untuk menciptakan lingkungan kerja yang mendukung pengembangan kompetensi guru melalui kemitraan dan kolaborasi antara kepala sekolah dan guru. Pendekatan ini bertujuan untuk memperbaiki kualitas pengajaran dan pembelajaran dengan cara yang lebih inklusif dan partisipatif.
ADVERTISEMENT
Tujuan Supervisi Kolaboratif
1. Pengembangan Profesional: Supervisi kolaboratif berfokus pada pengembangan profesional guru dengan memberikan dukungan yang diperlukan untuk meningkatkan keterampilan mengajar mereka. Hal ini dilakukan melalui diskusi terbuka, refleksi, dan berbagi pengalaman di antara rekan-rekan sejawat
2. Meningkatkan Kualitas Pembelajaran: Dengan melibatkan guru dalam proses supervisi, diharapkan kualitas pembelajaran dapat meningkat. Guru didorong untuk berkolaborasi dalam merumuskan solusi terhadap masalah yang dihadapi dalam pembelajaran, sehingga mereka merasa lebih bertanggung jawab atas proses belajar mengajar.
3. Membangun Hubungan Kemitraan: Supervisi kolaboratif menciptakan hubungan kemitraan antara kepala sekolah dan guru, di mana kepala sekolah bertindak sebagai mitra yang mendukung, bukan sebagai pengawas yang menilai. Ini membantu menciptakan suasana yang lebih nyaman dan akrab, sehingga guru lebih terbuka dalam menyampaikan masalah yang mereka hadap.
ADVERTISEMENT
4. Fleksibilitas dalam Proses Supervisi: Proses supervisi dilakukan secara fleksibel, disesuaikan dengan kebutuhan dan konteks masing-masing guru. Ini memungkinkan supervisor untuk lebih responsif terhadap tantangan yang dihadapi oleh guru dalam praktik mengajar mereka.
5. Refleksi Bersama: Salah satu aspek penting dari supervisi kolaboratif adalah adanya kegiatan refleksi bersama setelah observasi kelas. Ini memberikan kesempatan bagi guru untuk mengevaluasi kinerja mereka dan mendapatkan umpan balik konstruktif dari kepala sekolah serta rekan sejawat.
Karakteristik Pendekatan Supervisi Kolaboratif
1. Kolaboratif : Kepala sekolah dan guru bekerja sama dalam merencanakan dan melaksanakan supervisi
2. Kolegial : Melibatkan interaksi antar Rekan sejawat untuk saling berbagi pengalaman dan pengetahuan
ADVERTISEMENT
3. Kemitraan : Menempatkan kepala sekolah sebagai Mitra yang mendukung, bukan sebagai pengawas yang menilai
4. Terbuka : Memberikan ruang bagi guru untuk bereksperimen dengan berbagai metode pengajaran tanpa takut dinilai negatif
5. Fleksibel : Menyesuaikan waktu dan fokus supervisi dengan kebutuhan spesifik guru
Dengan menerapkan pendekatan ini, diharapkan dapat tercipta suasana pembelajaran yang lebih baik, meningkatkan motivasi kerja guru, serta mendorong mereka untuk terus berkembang sebagai tenaga pendidik profesional
Pentingnya Profesionalitas Guru
Guru adalah kunci keberhasilan pendidikan. Seorang guru memiliki profesionalisme dan kompetensi yang terdiri dari kompetensi pedagogis, profesional, sosial, dan kepribadian. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, kompetensi profesional merupakan salah satu dimensi kompetensi guru. Menurut Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007, kompetensi profesional guru terdiri dari kemampuan guru dalam: (1) menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran atau bidang pengembangan yang diampu; (2) menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran atau bidang pengembangan yang diampu; (3) mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif, (4) melakukan tindakan reflektif untuk meningkatkan keprofesionalan, dan (5) berkomunikasi dan mengembangkan diri melalui teknologi informasi dan komunikasi.
ADVERTISEMENT
Adanya profesionalisme guru juga tidak lepas hubungannya dengan proses supervisi. Salah satu cara yang dapat ditempuh supervisor yakni melalui pendekatan supervisi kolaboratif, yang berarti kepala sekolah berbagi tugas dengan orang yang disupervisi. Ketika kepala sekolah melakukan supervisi kolaboratif, mereka berbagi tanggung jawab dengan guru. Tugas supervisi kepala sekolah adalah mendengarkan dan memperhatikan keluhan guru tentang maSupervisi Kolaboratif: Kunci untuk Peningkatan Profesionalisme Guru
ahasalah peningkatan, peningkatan, dan kinerja pengembangan. Dalam pendekatan supervisi kolaboratif, kepala sekolah dapat meminta guru untuk menjelaskan apa yang kurang dipahaminya. Selain itu, kepala sekolah mendorong guru untuk menerapkan pemikiran bersama dalam penyelesaian masalah yang terkait dengan pekerjaan mereka (Glickman, 1984).
Sumber: https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/bintang/article/view/449/370
Daftar Pustaka
Ningsih, E. M. (2022). Supervisi Kolaborasi Pemanfaatan Media Pembelajaran Audiobook di SDN Giripurno 02 Batu. Jurnal Pendidikan Taman Widya Humaniora, 1(1), 171-181.
ADVERTISEMENT
Sarifudin, A., Hude, D., & Sarnoto, A. Z. (2023). Metode Kolaborasi dalam Supervisi Pendidikan Berbasis Al-Qur’ an. Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam, 12(02).
Simbolon, M. (2018). Penerapan pendekatan supervisi kolaboratif untuk meningkatkan kompetensi profesional guru di SD Negeri 10 Lumban Suhisuhi Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir. Majalah Ilmiah INTI, 6(1), 114-116. http://stmik-budidarma.ac.id/ejurnal/index.php/inti/article/viewFile/1030/892
Sari, D. (2017). Pengembangan kompetensi profesional guru melalui supervisi kolaboratif. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa, 5(1), 30-36. https://jurnal.pendikar.untan.ac.id/index.php/jp2k/article/download/30/30
IAIN Kudus. (2020). Analisis implementasi supervisi kolaboratif dalam peningkatan profesionalisme guru. Repository IAIN Kudus, http://repository.iainkudus.ac.id/2222/5/5.%20BAB%20II.pdf
Sari, D. (2018). Model supervisi kolaboratif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa, 5(2), 51-57. https://jurnal.pendikar.untan.ac.id/index.php/jp2k/article/download/51/51
Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar – Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014, Supervisi Pembelajaran - Bahan Materi Bimbingan Teknis Penguatan Kepala Sekolah , Jakarta
ADVERTISEMENT
Pratiwi, N. (2019). Penerapan supervisi kolaboratif dalam meningkatkan kinerja guru. DWI: Jurnal Ilmiah Perpustakaan dan Informasi, 4(2), 199-205. https://ejournal.unipas.ac.id/index.php/DW/article/viewFile/202/199
Harahap, S., & Nasution, A. (2020). Supervisi kolaboratif dalam pendidikan: Teori dan praktik. Jurnal Manajemen Pendidikan dan Pengembangan Mutu, 3(1), 3922-3930. https://jurnal.umsu.ac.id/index.php/JMP-DMT/article/download/3922/pdf_2
An-Nur Journal. (2021). Implementasi supervisi kolaboratif di sekolah dasar. An-Nur Journal, 1(1), 1-10. https://journal.an-nur.ac.id/index.php/unisanjournal/article/
Sika, Stanislaus. 2021. “Penerapan Pendekatan Supervisi Akademik Kolaboratif untuk Meningkatkan Kompetensi Guru di SDN Tanah Merah.” Indonesian Journal of Intellectual Publication 1 (3): 180–88. https://doi.org/10.51577/ijipublication.v1i3.112.
Gunawan, Gunawan. 2023. “PENERAPAN PENDEKATAN SUPERVISI KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SMP NEGERI 4 LAHAT.” TEACHER : Jurnal Inovasi Karya Ilmiah Guru 3 (1): 1–9. https://doi.org/10.51878/teacher.v3i1.2180.
Kasmawati, Yuni. 2020. “Peningkatan Kompetensi Melalui Kolaborasi : Suatu Tinjauan Teoritis Terhadap Guru.” Equilibrium: Jurnal Pendidikan 8 (2): 136–42. https://doi.org/10.26618/equilibrium.v8i2.3377.
ADVERTISEMENT
Dra. Ilun Muallifah. M.Pd. (Dosen Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya). Adinda Oktaviana, Imarotus Soleha, Meria Sindy, Vindy Agung, dan Gladys Suci Rahma (Mahasiswa Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya).