Komunikasi Menjembatani Cinta

Gloria Rafael Bancin
Mahasiswi Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas. Angkatan 2022.
Konten dari Pengguna
10 November 2022 6:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gloria Rafael Bancin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : Ba Tik/Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Ba Tik/Pexels
ADVERTISEMENT
Cinta, satu kata berjuta makna yang memiliki eksistensi bagi semua manusia. Definisi dari cinta itu sendiri tidak bisa diputuskan oleh sebelah pihak sebab pengertian cinta bagi setiap orang adalah berbeda-beda bahkan kerap bertolak belakang satu sama lain. Hal ini terjadi karena cinta itu sendiri tidak memiliki esensi sehingga kecil kemungkinan memperoleh kepastian atas pengertiannya.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, menurut Robert J. Sternberg cinta adalah bentuk emosi manusia yang paling dalam dan paling diharapkan; anggapan ini sejalan dengan definisi cinta menurut Hendrick yang mengatakan bahwa cinta adalah seperangkat keadaan emosional dan mental yang kompleks.
Cinta ada di segala bidang baik itu cinta antar makhluk hidup dengan benda mati atau cinta antara sesama makhluk hidup, khususnya manusia dengan manusia. Klasifikasi itu pun rasanya belum cukup menggambarkan identitas cinta sebagai sesuatu yang dapat ditemukan di mana saja saking luasnya cakupan cinta itu.
Cinta ada tak semata-mata karena eksistensinya, akan tetapi cinta dapat dikatakan ada apabila pihak yang mencintai baik dicintai melewati proses mengenal dan merasakan cinta itu secara perlahan dan tentunya menggunakan media yang kita kenal sebagai hati. Perjalanan untuk memahami cinta itu sendiri memiliki keunikan pula.
ADVERTISEMENT
Seperti yang telah dikatakan di awal bahwa cinta adalah bentuk perasaan paling dalam maka hal ini secara tidak langsung memberi pemahaman bahwa cinta dapat dirasakan apabila ada hal yang menjembatani perasaan itu lebih dalam untuk masuk dan dirasakan dalam hati individu. Kita sebut saja dengan pendekatan batin. Baik subjek maupun objek, keduanya membutuhkan sesuatu yang melahirkan dan mengikat emosional ter unik ini.
Pembahasan ini akan mengantarkan kita pada realitanya bahwa komunikasi adalah satu-satunya cara untuk menjembatani cinta. Mengapa komunikasi dikatakan sebagai jembatan cinta? Unik kedengarannya, akan tetapi hal ini tentu memiliki alasan. Segala yang dibutuhkan untuk tumbuhnya atau bertahannya rasa cinta terdapat dalam segala unsur yang terkandung dalam komunikasi.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh kasus, dua individu yang saling mencintai dan menjalin hubungan asmara tentu membutuhkan kunci hubungan dan itu semua kembali lagi kepada komunikasi. Sebelum saling mencintai, keduanya adalah insan yang tidak saling mengenal akan tetapi dengan terjalinnya komunikasi yang diawali dengan perkenalan menuju ketertarikan, kedekatan, hingga bentuk-bentuk komunikasi verbal yang mendukung tumbuhnya keterikatan batin antar keduanya. Semua itu diklasifikasikan ke dalam komunikasi interpersonal atau yang kerap disapa komunikasi antarpribadi.
Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang lebih intim sebab dilakukan oleh dua atau setidaknya tiga orang. Ada kedekatan dan komunikasi yang lebih personal yang harus dibayar dalam komunikasi ini. Pengertian dari komunikasi interpersonal tersebut cukup membuktikan bahwa komunikasi mampu menjembatani cinta. Tak berhenti pada perasaan yang tumbuh karena komunikasi, komunikasi interpersonal ini pun memiliki perannya dalam terawatnya cinta itu.
ADVERTISEMENT
Komunikasi yang baik merupakan jalur terbaik untuk menjaga cinta itu tetap utuh. Perasaan yang kompleks ini membutuhkan koneksi batin maupun lahiriah agar tetap sejalan atau tidak mengalami kesalahpahaman. Komunikasi interpersonal mengantarkan pasangan cinta tersebut ke dalam ruang bebas untuk saling menyalurkan perasaan masing-masing tanpa campur tangan individu maupun pihak lain.
Cinta bukan emosional yang satu melainkan terkandung semua jenis emosional lainnya di dalamnya, sehingga baik buruk yang dirasakan penting sekali untuk diutarakan supaya tidak terpendam dan hal itu digenapi dengan berkomunikasi secara langsung dengan partner cinta.
Manusia tidak bisa membaca pikiran manusia lainnya, maka sama kasusnya dengan perasaan sehingga lagi-lagi, komunikasi khususnya komunikasi interpersonal mampu menjembatani cinta itu dengan efektif. Banyak hal yang sulit disampaikan atau diutarakan secara umum akan tetapi melalui komunikasi personal ini, terdapat kebebasan untuk saling menyalurkan perasaan atau cinta itu sendiri secara langsung atau istilahnya berbicara dari hati ke hati.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pernyataan tersebut, kita baiknya sadar bahwa cinta bukan semata-mata soal hati dan perasaan yang tumbuh begitu saja melainkan ada dan perlu dicampuri dengan komunikasi. Keefektifan komunikasi antar hati ke hati atau personal tersebut tidak hanya berlaku dalam cinta melainkan mencakup di berbagai relasi yang dijalankan oleh antar pribadi.