Memahami dan Dipahami dalam Berkomunikasi

Gloria Rafael Bancin
Mahasiswi Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas. Angkatan 2022.
Konten dari Pengguna
8 Desember 2022 13:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gloria Rafael Bancin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber : Ba Tik/Pexels
zoom-in-whitePerbesar
sumber : Ba Tik/Pexels
ADVERTISEMENT
Memahami dan dipahami adalah dua hal yang sama intinya yaitu, memperoleh pengertian atau pemakluman. Siapa manusia di dunia ini yang tidak ingin dipahami? Semua orang ingin dipahami tentunya. Segala bentuk perasaan maupun tindakan yang setiap orang lakukan membutuhkan pemahaman dari orang lain. Hal ini semacam validasi bagi orang tersebut untuk dapat dengan sukses menyampaikan apa yang menjadi tujuan dari perasaan maupun tindakannya.
ADVERTISEMENT
Sama halnya kita sebagai manusia ingin dipahami, manusia lain juga butuh pemahaman dari kita. Orang lain pun butuh dipahami oleh manusia lain. Memahami dan dipahami menjadi hal yang berikatan karena pada dasarnya terdapat hukum bahwa sebelum dipahami orang lain, kita harus mampu memahami orang lain terlebih dahulu. Aturan tidak tertulis ini menjadi harus karena jika hanya salah satu dari memahami dan dipahami yang dipenuhi maka hal tersebut akan menjadi sebuah tindakan egois.
Pernyataan di atas mengantarkan kita pada kenyataan bahwasanya sesama manusia harus saling memahami. Lantas, bagaimana memahami dan dipahami ini menjadi sesuatu yang sejalan? Jawabannya terletak pada komunikasi; wadah paling sederhana namun memenuhi segala unsur interaksi manusia. Memahami dan dipahami di antara manusia terwujud dalam bagaimana komunikasi itu berlangsung.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa komunikasi adalah proses bertukar informasi atau pesan. Suatu perasaan atau tindakan yang ingin dimengerti tersebut lah yang dikemas dalam bentuk pesan dan disampaikan dengan berbagai cara baik itu secara verbal maupun non verbal. Pernyataan tersebut terbantu oleh tanggapan Lasswell mengenai teori komunikasi yang beliau anut, yakni : Siapa? (who?), berbicara apa? (says what?), di dalam saluran yang mana? (in which channel?), ditujukan untuk siapa? (to whom?), dan apa pengaruhnya? (what that effect?).
Dalam komunikasi, soal memahami dan dipahami menjadi tanggung jawab awal komunikator sebab apa yang disampaikan pertama kali akan sangat menentukan proses komunikasi ke depan nya. Jika seorang komunikator mampu mengemas pesan dengan baik dan mampu memprediksikan respons serta efek seperti apa yang akan didapat maka komunikator berkemungkinan dipahami oleh komunikan. Demikian pula yang terjadi pada komunikan. Pesan yang berhasil ditangkap dan diolah untuk memberikan respons serta efek terbaik maka komunikan berhasil memahami maksud komunikator.
ADVERTISEMENT
Di luar daripada pesan yang berhasil dikemas dengan baik, cara menyampaikan dan media yang digunakan juga memiliki pengaruh besar dalam menciptakan efek dari komunikasi tersebut. Sebagai contoh, ketika seseorang ingin menyampaikan rasa cintanya kepada seseorang dengan media perantara individu lain akan sangat berbeda rasanya dengan melibatkan diri secara langsung. Komunikan akan lebih memahami rasa cinta komunikator apabila keduanya melakukan komunikasi interpersonal. Ada interaksi istimewa yang membuat komunikan dapat menangkap pesan secara cepat dan memberikan respons yang tepat. Berbeda apabila melalui pihak ketiga, tentu komunikan akan merasa aneh dan enggan memberikan respons kepada komunikator.
Berdasarkan contoh kecil komunikasi terebut, kita boleh menarik kesimpulan bahwa memahami dan dipahami dalam komunikasi secara tidak langsung memiliki rumus atau aturannya sendiri. Mulai dari sumber, pesan, pelaku, media, hingga efek semuanya memiliki peran masing-masing dalam menyempurnakan proses seseorang memahami bahkan dipahami oleh orang lain.
ADVERTISEMENT