Konten dari Pengguna

Self-healing di Era Overwork: Solusi atau Sekadar Pelarian?

I Gusti Agung Istri Diah Wulan Putri
Mahasiswa semester 1 Fakultas Farmasi Universitas Airlangga.
30 Desember 2024 16:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari I Gusti Agung Istri Diah Wulan Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Saat ini, budaya kerja berlebihan atau overwork culture semakin sering dibicarakan. Banyak orang merasa tertekan dengan standar kerja yang terlalu tinggi, terutama generasi muda. Tekanan ini sering kali memengaruhi kesehatan mental dan fisik. Sebagai respons, banyak yang mencoba self-healing untuk mengatasi stres. Tapi, apakah self-healing benar-benar solusi, atau hanya pelarian sementara?
ADVERTISEMENT

Overwork Culture: Budaya yang Mengakar

Budaya kerja yang berlebihan sering dianggap sebagai tanda dedikasi. Padahal, terlalu banyak bekerja bisa berdampak buruk, seperti gangguan kesehatan mental, kurangnya waktu untuk keluarga, atau bahkan penurunan produktivitas. Masalah ini sulit diatasi karena dianggap "normal" dalam masyarakat modern.

Munculnya Tren Self-healing

Sumber : dokumen pribadi
Self-healing menjadi populer karena dianggap mudah dilakukan untuk mengatasi stres. Banyak orang melakukan meditasi, journaling, atau sekadar mengambil waktu untuk diri sendiri. Tren ini juga banyak dibahas di media sosial, sehingga makin banyak yang tertarik mencobanya.
Namun, beberapa orang hanya menggunakan self-healing sebagai cara untuk melupakan masalah tanpa benar-benar menyelesaikannya. Jika dilakukan seperti ini, self-healing tidak memberikan dampak jangka panjang.

Self-healing: Solusi atau Pelarian?

Self-healing bisa menjadi solusi jika dilakukan dengan benar. Ini membantu kita mengenali emosi dan mengelola stres. Tapi, self-healing juga memiliki batasan. Jika hanya digunakan untuk "kabur" dari masalah utama, seperti lingkungan kerja yang tidak sehat, maka manfaatnya menjadi tidak maksimal.
ADVERTISEMENT
Misalnya, seseorang yang terus ditekan di tempat kerja mungkin merasa lebih baik setelah meditasi, tetapi tanpa menyelesaikan masalah di tempat kerja, stresnya akan terus kembali. Dalam kasus seperti ini, self-healing harus disertai dengan langkah nyata, seperti berbicara dengan atasan atau mencari pekerjaan baru.

Bagaimana Menerapkan Self-healing yang Efektif?

Agar self-healing benar-benar membantu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
Self-healing tidak hanya bermanfaat untuk individu, tapi juga bisa menjadi langkah awal untuk mengubah budaya kerja. Perusahaan juga sebaiknya mendukung karyawan dengan memberikan waktu istirahat yang cukup atau menyediakan program kesehatan mental. Dengan begitu, keseimbangan kerja dan hidup bisa tercapai.
ADVERTISEMENT

Kesimpulan

Self-healing adalah cara yang baik untuk meredakan stres, tetapi tidak boleh menjadi satu-satunya solusi. Kita tetap perlu mencari cara untuk menyelesaikan masalah utama, baik di lingkungan kerja maupun dalam kehidupan sehari-hari. Dengan pendekatan yang tepat, self-healing bisa membantu kita hidup lebih seimbang dan bahagia.