Konten dari Pengguna

Anemia

Go Dok Indonesia
Aplikasi kesehatan yang menyediakan fitur Tanya Dokter Gratis & Ragam Artikel seputar kesehatan di www.go-dok.com/ragam-artikel-godok/
6 Maret 2017 9:53 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Go Dok Indonesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Anemia
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
GoDok- Pernahkah kamu merasa lemas dan lelah padahal sedang melakukan kegiatan yang tergolong ringan? Atau pernahkah kamu merasa pusing saat tiba-tiba berdiri? Jika ya, kemungkinan besar kamu menderita anemia. Jangan buru-buru panik, sebaiknya yuk kenali gejala serta penyebabnya untuk mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat!
ADVERTISEMENT
Anemia adalah kondisi di mana jumlah total sel darah merah (hemoglobin) di dalam darah menurun. Akibatnya, tubuh tidak cukup mendapatkan darah yang kaya oksigen sehingga organ tubuh tidak akan bekerja secara optimal. Berikut batas nilai hemoglobin normal berdasarkan rentang usia dan jenis kelamin:
Anemia  (1)
zoom-in-whitePerbesar
Lebih lanjut, anemia dapat dikategorikan menjadi beberapa kelompok berdasarkan nilai hemoglobin dalam darah, seperti:
Ringan : 10 g/dl
Sedang : 7-10 g/dl
Berat : <7 g/dl
Gejala
Meskipun dalam beberapa penderita anemia tidak menunjukkan gejala apapun, bukan berarti tidak ada gejala umum yang dapat dilihat dari kebanyakan kasus. Gejala-gejala yang dimaksud adalah:
1. Mudah lelah, letih, dan lemas bila melakukan aktivitas fisik/mental.
ADVERTISEMENT
2. Wajah, bibir dan kuku terlihat pucat
3. Napas pendek-pendek
4. Denyut jantung tidak beraturan
5. Sering merasa pusing dan sakit kepala
6. Elastisitas kulit yang menurun
7. Tangan dan kaki terasa dingin
8. Sulit berkonsentrasi
9. Sistem kekebalan tubuh menurun sehingga rentan terhadap virus dan infeksi
Penyebab anemia
Secara garis besar, anemia dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti:
1) Peningkatan destruksi eritrosit, contohnya pada penyakit gangguan sistem imun, reaksi tranfusi darah, talasemia, gagal ginjal, kelainan endokrin, serta anemia pada bayi prematur.
2) Penurunan produksi eritrosit, contohnya pada kasus kekurangan nutrisi (vitamin B12, zat besi, asam folat, dll) serta penyakit anemia aplastik.
3) Kehilangan darah dalam jumlah besar akibat perdarahan akut/kronis, menstruasi, ulser kronis, proses operasi,dan trauma.
ADVERTISEMENT
Komplikasi
Jangan anggap sepele anemia, karena ternyata penyakit ini dapat memicu timbulnya komplikasi penyakit lain, seperti:
a) Infeksi
b) Radang paru-paru
c) Kerusakan mata
d) Ulcer (borok)
e) Gagal ginjal dan gagal jantung
f) Kanker
g) Gondok
h) Kelainan darah
i) Nyeri sendi
j) Radang selaput otak
k) Gangguann sistem imun
l) Batu empedu
m) Mual dan sakit perut kronis.
Pemeriksaan
Sebelum memutuskan cara pengobatan penyakit anemia, ada baiknya Anda melakukan pemeriksaan darah lengkap (Complete Blood Count/CBC) terlebih dahulu. Hal ini untuk menentukan persentase sel darah merah dalam volume darah total (hematokrit) serta jumlah hemoglobin dalam sampel darah. Selain itu, untuk membantu menentukan diagnosis yang lebih tepat, ada baiknya Anda memeriksakan ukuran, bentuk, dan warna sel darah merah dengan alat flow cytometry.
ADVERTISEMENT
Pengobatan dan Penanganan Anemia
Konsultasi dengan dokter dan melakukan pemeriksaan darah ke rumah sakit merupakan cara yang paling tepat untuk menentukan langkah-langkah pengobatan yang dapat diambil. Jika penyebab anemia sudah diketahui, berikut beberapa terapi yang dapat dilakukan sebagai langkah-langkah penyembuhan:
1. Transfusi darah
2. Pemberian obat-obatan yang dapat menekan sistem imun atau kortikosteroid.
3. Pemberian eritropoietin (hormon yang berperan pada proses hematopoiesis). Tujuannya adalah untuk membentuk sumsum tulang pada proses hematopoiesis.
4. Pemberian suplemen yang kaya akan zat besi, vitamin B12, dan mineral lainnya. Selain jenis-jenis terapi di atas, terdapat cara mudah untuk turut mengembalikan jumlah hemoglobin dalam darah. Salah satunya adalah dengan mengonsumsi makanan tertentu, seperti:
1. Hati ayam dan hati sapi
ADVERTISEMENT
2. Kacang-kacangan, misalnya kacang hitam, kacang hijau, dan kacang merah
3. Keju dan telur
4. Tahu dan tempe
5. Sayuran hijau, seperti bayam dan brokoli
6. Daging merah, seperti daging sapi, daging kambing, hati.
7. Daging unggas, seperti ayam, bebek.
8. Daging ikan laut, misalnya ikan tuna, sarden, kepiting, salmon, tiram, kerang.
Selain jenis-jenis terapi di atas, terdapat cara mudah untuk turut mengembalikan jumlah hemoglobin dalam darah. Salah satunya adalah dengan mengonsumsi makanan tertentu, seperti:
1. Hati ayam dan hati sapi
2. Kacang-kacangan, misalnya kacang hitam, kacang hijau, dan kacang merah
3. Keju dan telur
4. Tahu dan tempe
5. Sayuran hijau, seperti bayam dan brokoli
6. Daging merah, seperti daging sapi, daging kambing, hati.
ADVERTISEMENT
7. Daging unggas, seperti ayam, bebek.
8. Daging ikan laut, misalnya ikan tuna, sarden, kepiting, salmon, tiram, kerang.
Baca juga: