Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
5 Ramadhan 1446 HRabu, 05 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Benarkah Sabun Antiseptik Ampuh Bunuh Kuman dan Bakteri?
6 Desember 2017 9:05 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
Tulisan dari Go Dok Indonesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Benarkah demikian? Tidak juga. Faktanya, justru beberapa penelitian menemukan bahwa kandungan tersebut tidak lebih efektif dibandingkan sabun biasa dalam membasmi kuman. Penasaran? Yuk, simak penjelasannya berikut ini!
Triclosan, bahan dasar produk antiseptik
Sampai dengan saat ini, triclosan masih sering digunakan sebagai salah satu jenis bahan yang digunakan berbagai macam produk seperti pasta gigi, obat jerawat , detergen pembersih rumah dan sabun antiseptik. Triclosan sendiri adalah jenis bahan kimia aktif yang penggunaanya banyak ditemukan sebagai bahan dasar produk antiseptik. Dari banyak merek sabun antibakteri yang beredar luas, 30% di antaranya mengandung triclosan. Sebagian besar produk yang menggunakan triclosan akan mengklaim mampu membunuh bakteri dengan persentase yang cukup tinggi.
Triclosan sebagai bahan dasar sabun antiseptik
ADVERTISEMENT
Sejatinya, triclosan yang ditambahkan ke dalam pasta gigi, memang terbukti mampu mencegah peradangan pada gusi. Namun sebaliknya, penggunaan triclosan sebagai salah satu bahan dalam produk antiseptik justru akan berdampak buruk pada kesehatan, seperti :
1. Perubahan Hormonal
Efek hormonal mempengaruhi seluruh sistem endokrin, dari pertumbuhan organ vital dan respon terhadap pelepasan bahan kimia penting dalam tubuh. Perubahan hormonal yang terjadi akan memberikan efek jangka panjang bagi kesehatan seperti mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, kesuburan, kehamilan, pubertas terlalu cepat, dan masih banyak lagi.
2. Munculnya penyakit kanker
Ketika triclosan mengalami degradasi oleh tubuh, maka triclosan akan mengalami perubahan menjadi dioksin. Dioksin adalah karsinogen yang dikaitkan sebagai munculnya berbagai jenis kanker. Tidak hanya itu, triclosan dapat memanifestasikan diri ketika masuk ke dalam tubuh sehingga mengakibatkan pertumbuhan sel menjadi tidak terkendali. Hasilnya, penyakit kanker akan timbul tanpa terduga.
ADVERTISEMENT
3. Timbulnya alergi
Jarang yang mengetahui bahwa terlalu sering terkena paparan triclosan dapat menimbulkan reaksi alergi pada anak-anak. Sebuah studi di Norwegia meneliti efek dari triclosan pada anak-anak usia 10 tahun. Studi ini menemukan bahwa konsentrasi triclosan dalam sampel urin berhubungan erat dengan sensitivitas alergi. Lebih lanjut, hasil studi lain yang diterbitkan dalam Journal of Allergy and Clinical Immunology juga berhasil menemukan bahwa triclosan dapat menyebabkan mutasi yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada jenis makanan tertentu.
4. Resistensi bakteri
Kandungan triclosan pada sabun antibakteri memiliki potensi untuk membuat bakteri memperoleh resistensi. Resistensi adalah proses yang terjadi ketika bakteri terkena triclosan sehingga menyebabkan bakteri akan mengalami mutasi genetik. Mutasi yang terjadi tidak hanya membuat bakteri menjadi kebal terhadap triclosan namun juga akan mengakibatkan bakteri menjadi sulit untuk dibunuh oleh antibiotik.
ADVERTISEMENT
Lalu, bagaimana efektivitas sabun antiseptik dalam membunuh kuman dan bakteri?
Menurut AS Food and Drug Administration (FDA), tidak ada bukti sah yang menunjukkan bahwa membersihkan tubuh menggunakan sabun antiseptik lebih efektif membunuh kuman dan bakteri dibandingkan membersihkan tubuh menggunakan sabun biasa. Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian sejenis yang diterbitkan dalam Journal of Antimicrobial Chemotherapy dan Oxford Journal of Infectious Disease, yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara sabun antiseptik dan sabun biasa. Kesimpulannya, sabun dan cairan antiseptik sebenarnya tidak lebih efektif dari sabun biasa dalam membunuh kuman dan bakteri sebagai penyebab penyakit.