Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Cara Agar Anak Berhenti Ngompol dengan Ajarkan Toilet Training
8 Desember 2017 9:14 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
Tulisan dari Go Dok Indonesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Go Dok - Seiring dengan semakin beranjaknya umur si kecil, perkara apakah ia mengompol atau tidak di malam hari sudah pasti mulai jadi perhatian Anda selaku orangtua. Bayangkan saja! Jika kebiasaan buang air kecil di kamar mandi tidak diajarkan sejak dini, anak akan tumbuh dengan persepsi bahwa ngompol di kasur merupakan hal yang lumrah dilakukan.
ADVERTISEMENT
Tidak ingin hal tersebut terjadi, bukan? Yuk, ajarkan si kecil toilet training! Masih bingung cara agar anak berhenti ngompol dengan penerapan toilet training ini? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!
Pada dasarnya, toilet training –atau dikenal juga dengan istilah potty training– merupakan proses melatih anak untuk buang air kecil dan besar di toilet. Memang terdengar sederhana; namun dalam pelaksanannya, dibutuhkan usaha serta kesabaran ekstra karena seringkali anak lebih terbiasa untuk buang air di popok atau celana.
Lantas, kapankah waktu yang tepat untuk memulai toilet training? Idealnya, langkah ini patut dicoba oleh orangtua ketika usia anak sudah menginjak 22-28 bulan. Nah, agar toilet training berjalan lebih optimal, Anda sebagai orangtua diharuskan untuk memperhatikan beberapa ciri kesiapan fisik dan mental anak, seperti:
ADVERTISEMENT
1. Ciri kesiapan fisik
Anak lebih sering terlihat menahan BAB atau BAK
Anak sudah mampu mengenakan dan melepas pakaian sendiri
Anak rutin BAB di waktu yang sama
Popok terasa kering di pagi hari, atau 2 jam setelah dipakaikan
2. Ciri kesiapan mental
Anak menunjukkan antusiasme ketika melihat orang dewasa di sekitarnya tengah menggunakan toilet
Anak akan merasa risih dengan popok yang kotor, dan akan segera meminta Anda untuk menggantinya
Lebih memilih untuk menanggalkan popok dan langsung memakai celana saja
Bersemangat mengikuti toilet training
Apa yang harus dilakukan?
Atur jadwal ke toilet. Biasakan untuk mengajak anak ke toilet setidaknya 30 menit setelah ia diberi susu atau makan. Dengan begitu, lambat laun si kecil akan merasakan hasrat ingin buang air kecil atau besar.
ADVERTISEMENT
Berikan contoh. Memang, contoh yang diberikan oleh orang dewasa dalam menggunakan toilet merupakan langkah yang paling ampuh agar si kecil berhenti buang air besar atau ngompol di popok. Karenanya, jangan segan untuk sesekali mengajak anak ke toilet dan ajarkan ia bagaimana cara menggunakan alat mandi atau kebersihan yang ada.
Ciptakan suasana menyenangkan. Agar anak lebih bersemangat menjalani proses toilet training, Anda dapat mendekorasi toilet dengan tempelan stiker atau gambar tokoh kartun favorit si kecil.
Beri pujian. Ada baiknya, Anda sebagai orangtua rajin memberikan pujian setiap kali anak berhasil buang air di toilet. Dengan cara begini, buah hati akan lebih bersemangat sebab ia merasa bahwa usahanya mendapatkan perhatian Anda.
Apa yang jangan dilakukan?
ADVERTISEMENT
Ternyata, dalam menerapkan proses toilet training, terdapat beberapa hal yang jangan Anda lakukan, seperti:
- Memulai toilet trainingdi usia anak yang terlalu dini
- Mewajibkan anak untuk mengikuti aturan menggunakan toilet yang dicontohkan orang lain
- Memarahi anak ketika ia gagal menerapkan toilet trainingsecara sempurna
- Menjadikan toilet trainingsebagai beban, bukan sebagai kegiatan yang menyenangkan
Bunda, jadi jangan lupa ajarkan anak toilet training, ya!