Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Mari Mengenal Jenis dan Proses Operasi Usus Buntu
28 Agustus 2018 9:08 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
Tulisan dari Go Dok Indonesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Go Dok - Infeksi usus buntu adalah salah satu jenis kekhawatiran seseorang saat mengalami rasa nyeri hebat pada bagian perut sebelah kanan. Jika hal tersebut benar-benar terjadi, satu-satunya pengobatan yang bisa dilakukan adalah melakukan proses operasi usus buntu untuk membuang bagian usus yang sudah membusuk akibat infeksi.
ADVERTISEMENT
Walaupun saat mendengar kata operasi pasti membuat Anda bergidik merinding. Namun, seiring kemajuan teknologi dan pengetahuan di bidang kedokteran, prosedur operasi pun semakin terasa nyaman dan aman. Nah, bagaimana dengan prosedur operasi usus buntu?
Mau tahu seperti apa jenis dan proses operasi usus buntu? Simak terus artikel berikut ini!
Operasi usus buntu atau apendektomi dalam bahasa kedokteran harus dilakukan jika bagian appendix atau umbai cacing mengalami peradangan (apendisitis) akibat tersumbat oleh kotoran yang mengental, sehingga mengganggu proses pencernaan yang mengarah ke arah usus besar.
Gejala nyeri yang seringkali timbul ketika seseorang mengalami apendisitis di antaranya:
ADVERTISEMENT
Ketika dokter sudah memastikan kondisi peradangan dan memutuskan untuk melakukan prosedur operasi usus buntu, biasanya pasien akan disarankan untuk berpuasa sehari sebelumnya.
Ketika pasien sudah berada di ruang operasi, dokter biasanya akan mencukur bulu di area perut bagian kanan yang akan dibedah dan memberinya larutan antiseptik untuk mensterilkan area dari bakteri dan kemungkinan infeksi. Barulah, setelah itu dokter memberikan anestesi untuk membuat pasien kehilangan kesadarannya.
Ada dua jenis proses operasi usus buntu yang umum dilakukan, yaitu apendektomi secara terbuka dan teknik laparoskopi. Mau tahu apa saja perbedaannya?
Apendektomi terbuka
Ketika dokter melakukan metode apendektomi terbuka, dokter akan melakukan penyayatan di area perut bagian kanan sepanjang 5 hingga 10 cm. Kemudian, dokter akan memotong jaringan lemak dan otot untuk mencapai area usus buntu. Selama prosesnya, dokter akan mengikat usus buntu dari usus besar Anda, memotong usus buntu, lalu membersihkan area dengan cairan yang steril dan menutup sayatan melalui jahitan.
ADVERTISEMENT
Apendektomi terbuka biasanya akan dilakukan jika kondisi usus buntu pasien sudah pecah dan menyebar ke organ tubuh lainnya. Sehingga, dibutuhkan prosedur tambahan untuk membersihkan cairan dari umbai cacing yang sudah menyebar ke organ lain di sekitarnya. Selain itu, metode ini juga dipilih jika pasien sudah pernah menjalani prosedur operasi sebelumnya di area perut.
Sejumlah faktor lainnya yang membuat dokter untuk memilih proses operasi usus buntu dengan metode apendektomi terbuka:
Teknik laparoskopi
Berbeda dengan metode sebelumnya, dalam teknik laparoskopi dokter hanya memberi sayatan kecil pada bagian perut, yaitu kurang dari 2 cm. Selain itu, dibanding melihat langsung ke dalam bagian perut pasien, dokter akan memasukan sebuah tabung kecil yang berisi kamera yang bercahaya bernama laparoskop untuk memberi visual organ dalam pasien pada monitor.
ADVERTISEMENT
Sebelum memasukan alat tersebut, dokter akan menginjeksi gas ke dalam perut agar dinding perut terpompa dan memberi ruang pada organ dalam lainnya. Dengan adanya ruang tersebut, dokter menjadi lebih mudah menemukan jaringan usus buntu yang sudah meradang. Setelah ditemukan, umbai cacing akan diikat dan kemudian dipotong dibuang.
Setelah umbai cacing yang meradang selesai dibedah, dokter akan mengeluarkan gas yang berada di dalam perut, kemudian menjahitnya dan ditutup dengan perban. Mengingat ukuran sayatan yang dibuka hanya sekitar 1 cm, luka akan hilang dan sembuh sendiri seiring berjalannya waktu.
Itulah jenis dan proses usus buntu yang umum dilakukan oleh dokter bedah. Tenang saja, selama proses operas berlangsung, pasien akan dibuat tidak sadar terlebih dahulu dengan obat bius sesuai takaran, sehingga Anda dapat terbebas dari segala rasa sakit yang menyerang selama proses operasi. Semoga bermanfaat!
ADVERTISEMENT