Konten dari Pengguna

Mengenal Tradisi Sedekah Bumi Desa Kelet Jepara Sebagai Kebudayaan yang Unik

Golda Jennifer Cahyaningrum
Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Satya Wacana
5 Desember 2024 10:15 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Tulisan dari Golda Jennifer Cahyaningrum tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Arak-arakan Sedekah Bumi Desa Kelet Jepara (sumber: milik foto pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Arak-arakan Sedekah Bumi Desa Kelet Jepara (sumber: milik foto pribadi)
ADVERTISEMENT
Hallo sobat kumparan, kalian pasti sudah mengetahui beberapa kebudayaan unik yang terdapat di Pulau Jawa. Kebudayaan yang terdapat di Pulau Jawa sangat beragam dan mempunyai ciri khas tersendiri yang membuat saya tertarik untuk melihat dan mempelajarinya. Di Pulau Jawa terdapat beraneka ragam kebudayaan yang sudah dikenal oleh beberapa orang, seperti wayang kulit, kuda lumping, reog ponorogo, tari tayub, tari serimpi, tari jaipong dan masih banyak lagi. Akan tetapi disini saya akan lebih menjelaskan dan memperkenalkan tentang kebudayaan yang khususnya ada di kampung saya. Lokasinya berada di Desa Kelet, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Di Desa Kelet terdapat suatu tradisi unik yang disebut dengan Tradisi Sedekah Bumi. Tradisi ini dilakukan setiap satu tahun sekali. Tradisi Sedekah Bumi merupakan upacara adat yang dilakukan warga setempat dan para petani untuk mengucap syukur serta berterima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas keberhasilan panen para petani dalam setahun. Hasil Panen atau biasa disebut juga sebagai hasil bumi. Hasil Panennya berupa buah-buahan, sayur-sayuran, padi dan lain-lain. Yang mana tradisi ini dilakukan dalam berbagai macam bentuk kegiatan kesenian tradisi jawa, seperti wayang kulit, kuda lumping, dan pawai jembul.
Wayang kulit digelar di depan halaman rumah Kepala Desa dan dimainkan dari pagi hingga malam hari atau lebih tepatnya sampai acara selesai. Saat pagi harinya dimainkan sebagai pembukaan perayaan sedekah bumi hingga pemberangkatan jembul. Wayang kulit diiringi dengan alat musik gamelan dimana ada sindennya sebagai penyanyi serta ada dalang yang memainkan wayang kulitnya. Terdapat tarian kuda lumping di pembukaan perayaannya juga. Tarian kuda lumping diiringi oleh musik gamelan serta sinden yang menyanyi diiringi oleh alunan musik gamelan. Musik gamelan kuda lumping temponya cepat sehingga pemainnya sangat bersemangat dalam menari sampai membuat orang-orang ikut berjoget karena terbawa suasana. Tarian kuda lumping dimainkan terus sepanjang jalan untuk mengiringi pawai jembul.
ADVERTISEMENT
Dusun Kelet membuat satu jembul besar yang nantinya akan diarak oleh warga dari rumah kepala dusun sampai ke rumah kepala desa. Sebelum Jembul diarak terdapat sambutan dari Kepala Dusun terlebih dahulu. Jembulnya akan dipamerkan serta dimakan bersama-sama oleh masyarakat. Dusun merupakan wilayah suatu desa kecil yang ditempati masyarakat dengan jumlah penduduk hanya beberapa RT. Jembul merupakan hasil bumi dari para petani yang memanen sayuran dan buah-buahan. Jembul berbentuk mengerucut seperti gunungan menandakan rasa syukur manusia yang merujuk kepada Sang Pencipta. Dibutuhkan beberapa orang laki-laki pada saat ingin mengangkat jembul, karena jembul cukup berat. Terdapat beraneka macam sayuran, buah-buahan, serta jajanan khas jawa di dalam jembul, seperti terong, timun, tomat, kacang panjang, bawang merah, bawang putih, pisang, nanas, jagung, kelapa, ubi, singkong, gemblong ketan, getuk, tape ketan, dan masih banyak yang lainnya.
ADVERTISEMENT
Pada tradisi Sedekah Bumi terdapat juga pawai yang tidak kalah menarik untuk arak-arakan jembul. Mulai dari anak-anak hingga dewasa boleh mengikuti jalan pawai tersebut. Kostum pawai menggunakan tema yang berbeda-beda di setiap RT. Ada yang menggunakan tema adat jawa, tema petani, tema anak sekolah dan masih banyak lagi. Pada saat Jembulnya sudah sampai dirumah Kepala Desa, jembulnya akan diserahkan ke Kepala Desa dan warga yang mengarak jembul bisa mengambil hasil bumi yang ada di jembul. Para warga berebut untuk mendapatkan hasil bumi yang ada di jembul karena gratis. Di daerah saya Kepala Desa disebut juga sebagai Petinggi. Kepala desa mengadakan pesta rakyat di rumahnya dengan memotong seekor kerbau sebagai syarat dari tradisi sedekah bumi. Lalu daging kerbaunya dimasak bersama-sama oleh warga, serta akan di makan bersama-sama oleh warga setelah arak-arakan jembul sampai di rumah Kepala Desa.
ADVERTISEMENT
Dari tradisi sedekah bumi saya jadi tahu bahwa kita harus selalu mengucap syukur atas hasil bumi yang kita peroleh dari Sang Pencipta. Tidak hanya itu, dari tradisi unik ini kita dapat melihat bahwa masyarakat sangat antusias dalam ikut serta merayakan hasil bumi. Yang mana masyarakat saling menghargai dan menjunjung tinggi nilai persatuan dan kesatuan serta kekerabatan antar hubungan manusia. Tradisi ini sudah menjadi bagian dari kehidupan mereka sehingga harus dijaga dan dilestarikan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Dari tradisi inilah bisa menciptakan keharmonisan antar manusia, alam dan Sang Pencipta.
Dalam sudut pandang antropologi tradisi sedekah bumi masuk ke dalam konteks budaya. Karena dari kebiasaan tersebut manusia jadi belajar akan pentingnya interaksi manusia untuk bertahan hidup dengan berbagai keadaan yang ada. Menurut Edward Burnett Tylor kebudayaan merupakan sesuatu yang kompleks meliputi kesenian, kepercayaan, dan pengetahuan. Maka dari itu masyarakat desa kelet menunjukkan cara mereka bertahan hidup sekaligus mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas keberlimpahan hasil bumi yang didapat dengan merayakan tradisi Sedekah Bumi.
ADVERTISEMENT