Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Boston Celtics Kalah Lagi dari Miami Heat, Marcus Smart Mengamuk di Ruang Ganti
19 September 2020 18:21 WIB
Tulisan dari Gosip Atlet tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Marcus Smart dilaporkan sangat marah karena timnya, Boston Celtics, kembali kalah dari Miami Heat di NBA. Manajemen Celtics harus turun tangan untuk menenangkan suasana kamar ganti mereka.
ADVERTISEMENT
Dikabarkan ESPN, Smart berteriak kepada rekan-rekan satu timnya di ruang ganti setelah kekalahan Boston Celtics di Game 2 melawan Miami Heat di final Wilayah Timur pada 17 September.
Setelah adu mulut yang cukup panjang, Smart terdengar berkata "kalian semua omong kosong!"
Menurut Gary Washburn The Boston Globe, kabarnya Smart bukan satu-satunya pemain Celtics yang mengungkapkan amarah dengan membentak-bentak. Kekalahan Boston di Game 2 itu membuat mereka tertinggal 0-2 dari Heat di kelanjutan NBA tersebut.
Laporan lain mengabarkan bahwa di dalam ruang ganti Celtics, bukan hanya Smart yang ribut. Ia dan Jayson Tatum nyaris bentrok sehingga "perlu dipisahkan". Untungnya, situasi tidak meningkat menjadi adu jotos antar pemain.
Pelatih Celtics, Brad Stevens, berusaha meredakan ketegangan setelah pertandingan. Sang pelatih berkata kepada wartawan bahwa semua pihak jadi emosional setelah pertandingan yang sulit dan kekalahan berat itu.
ADVERTISEMENT
Pemain Celtics lain, Jaylen Brown, tidak mengkonfirmasi kejadian di ruang ganti. Namun, dia memuji sikap Smart. "Dia (Smart) bermain dengan penuh semangat, dan itulah yang paling saya sukai dari dia, jujur ​​saja," kata Brown kepada wartawan.
"Dia memiliki keinginan dan kemauan kuat. Ini dibutuhkan karena kami harus bersiap-siap untuk bermain di Game 3. "
Pada malam hari setelah pertandingan, Stevens mengadakan pertemuan dengan Smart, Brown, Tatum dan Kemba Walker untuk "meredam emosi" yang meledak setelah kekalahan di Game 2.