Wasit Tagliavento Komentari Keputusannya Anulir Gol Muntari ke Gawang Juventus

Gosip Pemain Bola
sepak bola bukan cuma soal analisis, tapi gosipnya juga penting!
Konten dari Pengguna
23 Mei 2020 12:12 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gosip Pemain Bola tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber foto: instgaram
zoom-in-whitePerbesar
sumber foto: instgaram
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada musim 2011-2012, Juventus dan AC. Milan menjadi kandidat kuat peraih scudetto. Laga yang mempertemukan keduanya pada bulan Februari 2012 di San Siro menjadi laga penentu siapa yang berhak keluar sebagai tim terbaik Liga Italia di akhir musim.
ADVERTISEMENT
Namun sayang pertandingan tersebut justru memunculkan kontroversi yang merugikan kubu I Rossoneri.
Bermula dari tendangan pojok di sisi kanan pertahanan Juventus, salah seorang pemain Milan melambungkan bola ke pertahanan Juve. Sempat terjadi kemelut di depan gawang Juve sebelum bola berhasil ditepis Buffon.
Bola yang melayang, kembali disundul Muntari, namun Buffon sekali lagi berusaha menghalau bola dari gawangnya. Dari tayangan ulang sangat jelas bahwa gol Muntari sudah melewati garis gawang.
Namun wasit dan hakim garis justru bergeming dan menilai bahwa bola belum melewati garis sehingga terus melanjutkan pertandingan.
Paolo Tagliavento, wasit yang memimpin pertandingan tersebut akhirnya mengakui bahwa keputusannya saat itu merupakan kesalahan fatal darinya dan berandai-andai jika saja saat itu Video Asissten Refree (VAR) sudah ada dan diterapkan.
ADVERTISEMENT
"Gol Muntari adalah kesalahan saya yang paling fatal dan saat ini dapat diperbaiki dalam waktu sepersepuluh detik dengan teknologi," ujar Tagliavento kepada Radio Punto Nuovo dan Il Messaggero seperti dilansir dari Football Italia.
“Ini adalah masalah setiap wasit, karena pada saat itu tidak ada wasit tambahan dan teknologi garis gawang, satu-satunya cara menilai apakah bola telah melewati garis atau tidak adalah asisten wasit," tambahnya.
“Pada saat itu, dia (asisten wasit) meyakinkanku bahwa bola belum sepenuhnya melewati garis. Dari posisi saya sebagai (wasit), saya pasti tidak bisa mengesampingkan penilaiannya. "
Terlepas dari kejadian itu, Tagliavento sempat menentang gagasan membawa VAR ke dalam sepak bola. Walaupun pada akhirnya ia menyadari betapa pentingnya teknologi ini.
ADVERTISEMENT
“Musim terakhir saya di Serie A adalah yang pertama dengan VAR. Saya termasuk orang yang paling skeptis, karena saya telah menjadi wasit selama 30 tahun dan memiliki banyak keraguan tentang teknologi ini. Tetapi sampai setengah musim, saya sadar betapa besar potensi dari teknologi ini,” ujar Tagliavento.
Laga Juventus dan AC Milan sendiri saat itu berkesudahan dengan skor imbang, 1-1. Di akhir musim Juventus keluar sebagai peraih scudetto dengan rekor tak terkalahkan selama satu musim penuh.