Konten dari Pengguna

Prosopagnosia: Ketidakmampuan Mengenali dan Mengingat Wajah Seseorang

Gozfrita Puindior Simamora
Mahasiswa Universitas Brawijaya
11 Desember 2023 13:36 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gozfrita Puindior Simamora tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bayangkan sejenak, Anda berjalan di jalan yang ramai, melihat-melihat wajah-wajah yang lewat, namun tidak satu pun yang bisa Anda kenali. Bahkan wajah orang-orang terdekat Anda, seperti keluarga atau teman baik, menjadi asing di mata Anda. Atau bayangkan jika Anda tidak bisa mengenali wajah diri sendiri ketika bercermin. Bagaimana rasanya? Mungkin Anda akan merasa bingung, cemas, atau bahkan depresi.
Ilustrasi seseorang dengan tidak bisa mengenali wajah orang (sumber : https://www.freepik.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi seseorang dengan tidak bisa mengenali wajah orang (sumber : https://www.freepik.com)
Itulah yang dialami oleh orang-orang yang menderita prosopagnosia, sebuah kondisi yang menyebabkan kesulitan mengenali wajah orang lain, bahkan wajahnya sendiri. Prosopagnosia bukan termasuk gangguan penglihatan, melainkan gangguan pada bagian otak yang berfungsi untuk mengenal, membedakan, dan mengingat wajah orang.
ADVERTISEMENT
Apa itu Prosopagnosia?
Prosopagnosia secara etimologi berasal dari bahasa Yunani, prósōpon yang berarti “wajah” dan agnosia yang berarti “ketidaktahuan”. Prosopagnosia juga sering disebut “kebutaan wajah”, adalah kondisi di mana seseorang tidak dapat mengenali wajah, termasuk wajah mereka sendiri. Suatu kondisi dialami oleh seorang individu yang mengalami kelainan tersebut, di mana ia sulit mengenali wajah orang lain. Contohnya, ketika dia pergi ke kantor dan ia seringkali mengalami kesulitan untuk membedakan rekan kerjanya. Ia perlu bergantung pada ciri-ciri fisik lainnya, seperti gaya berjalan atau suara untuk mengidentifikasi orang-orang di sekitarnya.
Penyebab Prosopagnosia
Dalam dunia medis, kondisi ini, dimana sulit mengingat wajah seseorang membuat individu sulit mengenali muka orang yang sudah dikenal. Bahkan, pada kasus yang parah bisa menyebabkan penderitanya tidak mengenali wajahnya sendiri. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh kerusakan pada otak bagian fusiform face area yang berfungsi untuk mengenali wajah. Kerusakan bisa terjadi karena stroke, cedera otak traumatis, penyakit yang menyerang otak, dan kelainan genetik yang membuat pertumbuhan otak jadi tidak sempurna.
ADVERTISEMENT
Gejala Prosopagnosia
Gejala utama prosopagnosia melibatkan kesulitan dalam mengenali wajah, bahkan orang-orang terdekat seperti keluarga dan teman-teman. Beberapa orang mungkin tidak bisa membedakan antara orang asing atau orang yang tidak mereka kenal dengan baik. Orang lain mungkin tidak mengenali wajah teman dan keluarga, atau bahkan wajah mereka sendiri. Beberapa gejala umum meliputi:
Bagaimana Cara Mengatasi Prosopagnosia?
Sayangnya, saat ini belum ada pengobatan yang efektif untuk prosopagnosia. Kondisi ini bersifat neurologis dan sulit disembuhkan sepenuhnya. Namun ada beberapa strategi dan terapi yang dapat membantu mengatasi dampak prosopagnosia dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan dari strategi-strategi ini adalah untuk membantu individu dengan prosopagnosia meningkatkan kemampuan mereka dalam mengenali dan mengingat wajah. Berikut adalah beberapa strategi yang umum digunakan dalam terapi kognitif untuk prosopagnosia:
ADVERTISEMENT
1. Fokus pada Fitur-Fitur Unik : Strategi ini melibatkan melatih diri untuk memperhatikan fitur-fitur unik pada wajah orang lain. Misalnya, memperhatikan bentuk mata, hidung, atau bibir yang khas. Dengan melatih diri untuk fokus pada fitur-fitur ini, individu dapat mengandalkan ciri-ciri yang lebih spesifik daripada keseluruhan wajah untuk mengenali orang.
2. Mencari Pola-Pola : Dalam strategi ini, individu diajarkan untuk mencari pola-pola tertentu pada wajah yang dapat membantu mengidentifikasi orang. Misalnya, memperhatikan pola alis yang khas atau tanda khas pada kulit. Dengan mengidentifikasi pola-pola ini, individu dapat lebih mudah mengenali wajah.
3. Latihan Mengenali Wajah : Latihan visual yang melibatkan mengenali wajah dapat membantu melatih otak untuk lebih peka terhadap fitur-fitur wajah. Misalnya, penggunaan gambar-gambar wajah, baik dalam bentuk cetak maupun digital, dan berlatih mengenali wajah-wajah yang berbeda.
ADVERTISEMENT
4. Konteks dan Informasi Tambahan : Menggunakan konteks dan informasi tambahan dapat membantu individu mengenali orang. Misalnya, memperhatikan pakaian yang biasa dikenakan oleh seseorang atau mengingat tempat atau situasi di mana mereka sering berada. Informasi tambahan ini dapat memberikan petunjuk yang membantu dalam mengenali wajah.
5. Menggunakan Tanda Pengenal : Beberapa individu dengan prosopagnosia menggunakan tanda pengenal, seperti lencana atau gelang, untuk membantu mengidentifikasi diri mereka sendiri kepada orang lain. Ini dapat membantu menghindari situasi yang membingungkan dan meningkatkan kenyamanan sosial.
Selain itu, teknologi juga dapat memberikan bantuan bagi orang dengan prosopagnosia. Misalnya, ada aplikasi dan perangkat lunak yang dirancang khusus untuk membantu mengenali wajah. Beberapa aplikasi tersebut menggunakan teknologi pengenalan wajah dan memberikan informasi tentang identitas orang yang dikenali.
ADVERTISEMENT
Meskipun pengobatan yang efektif belum ditemukan, penting untuk mencari dukungan dan pemahaman dari orang-orang di sekitar penderita prosopagnosia. Memiliki lingkungan yang mendukung dan memahami kondisi Anda dapat membantu mengurangi dampak emosional dan sosial yang mungkin timbul akibat prosopagnosia.
DAFTAR PUSTAKA
Duchaine, B., & Nakayama, K. (2006). The Cambridge Face Memory Test: Results for neurologically intact individuals and an investigation of its validity using inverted face stimuli and prosopagnosic participants. Neuropsychologia, 44(4), 576-585.
Bate, S., & Cook, S.J. (2019). Prosopagnosia: A Contemporary Analysis. Neuropsychology Review, 29(4), 365-389.
Kennerknecht, I., Grueter, T., Welling, B., Wentzek, S., Horst, J., Edwards, S., et al. (2006). First report of prevalence of non-syndromic hereditary prosopagnosia (HPA). American Journal of Medical Genetics Part A, 140A(15), 1617-1622.
ADVERTISEMENT
Palermo, R., & Rossion, B. (2011). Developmental prosopagnosia: A review. Developmental Neuropsychology, 36(6), 683-706.