Konten dari Pengguna

Adopsi AI dalam Analisis Prediktif Akademik Siswa: Sudah Siapkah Kita?

Grace Lydsi
Satya Wacana Christian University
18 Juli 2024 10:55 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Grace Lydsi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Diskusi dengan topik "Adopsi AI sebagai alat utama dalam analisis prediktif kinerja akademik siswa". Sumber: Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Diskusi dengan topik "Adopsi AI sebagai alat utama dalam analisis prediktif kinerja akademik siswa". Sumber: Dokumentasi Pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Diskursus mengenai AI harus diawali dengan pemahaman dasar mengenai pengertian AI. AI menurut Pabubung adalah payung istilah untuk menyebut simulasi proses kecerdasan dan pemikiran manusia oleh mesin yang terhubung dengan lautan data dan informasi. Peter Thiel seorang pengusaha, manajer pengelola investasi global, libertarian dan pemodal usaha, dalam bukunya berjudul “Zero to One” menuliskan “Complementarity between humans and computer is the most valuable asset”. Artinya, hubungan saling melengkapi antara manusia dengan komputer merupakan aset berharga. Implementasi teknologi dalam konteks penerapan Artificial Intelligence (AI) bukan merupakan inti dari permasalahan, karena sejatinya eksistensi teknologi dan AI memiliki esensi sebagai “pendukung dan penyuplai” bukan bertujuan untuk “menggantikan atau menjadi substitusi” manusia.
ADVERTISEMENT
Berbicara terkait dengan AI dan pendidikan di Indonesia, saat ini Indonesia masih membuat beberapa langkah kecil yang dinilai strategis dalam mempersiapkan infrastruktur dan SDMnya dalam menghadapi era AI. Tapi jawaban pasti tentang kematangan untuk mengadopsi AI terutama dalam sektor pendidikan adalah “belum cukup siap”. Tentu hal ini tidak bisa dinilai dengan bagaimana siswa yang menggunakan Chatbot seperti ChatGPT maupun Copilot dalam menjawab ujian di sekolah. Kecerdasan buatan yang sebenarnya berbentuk sangat kompleks dari sekedar Chatbot dan untuk mengaplikasikannya dalam sektor tertentu, perlu dilakukan kajian yang mendalam.
Melihat kondisi pendidikan Indonesia saat ini, menjadikan AI sebagai main tools dalam melakukan analisis prediktif kinerja akademik siswa bukanlah langkah yang bijak sejauh ini. Berikut alasan lebih lanjut mengapa Indonesia hingga saat ini belum dikatakan siap untuk mengadopsi AI sebagai alat utama dalam melakukan analisis prediktif terhadap kinerja akademik siswa:
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dari berbagai kondisi dan risiko yang disampaikan di atas, lalu solusi apa yang sekiranya saat ini mungkin untuk dilakukan agar Indonesia tidak tertinggal dengan teknologi masa kini. Tentu saja dengan mempersiapkan SDM dan infrastruktur yang dibutuhkan secara merata ke seluruh pelosok daerah merupakan keputusan yang jauh lebih baik dibandingkan secara latah atau terburu-buru dalam membuat kebijakan adopsi AI di sektor pendidikan. Salah satu riset yang perlu dikembangkan adalah penggunaan SPSS dalam analisis prediktif kinerja akademik siswa. Penggunaan teknologi SPSS dalam analisis prediktif menurut beberapa penelitian dinilai lebih familiar bagi mayoritas pendidik dan akan lebih baik diperdalam agar implementasinya dapat dibuat lebih mudah dan merata. Kemudian, perlu adanya expertise di bidang ini yang disiapkan pemerintah di tiap sekolah untuk memiliki kompetensi SPSS tersebut sehingga implementasi penggunaan teknologi ini tidak akan menjadi beban tambahan bagi tenaga pendidik. Keterlibatan expertise dalam sektor pendidikan menjadi fundamental agar para pengajar dan pendidik fokus dalam mengedukasi di kelas tanpa dibebankan dengan tambahan-tambahan tuntutan yang sebenarnya masih berupa uji coba semata.
ADVERTISEMENT
-Grace Aprilydia & Esra Henita