Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Self-Healing: antara Rekreasi dan Terapi
29 November 2022 22:19 WIB
Tulisan dari Gracia Nindita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Akhir-akhir ini tentu kita sering mendengar istilah self-healing terutama di media sosial. Menurut pengertian yang beredar di masyarakat, self-healing adalah ketika kita menarik diri dari kegiatan kita sehari-hari untuk mencari kepuasan dengan pergi rekreasi ke suatu tempat atau sekadar menikmati secangkir kopi di coffee shop. Namun, benarkah demikian?
ADVERTISEMENT
Dalam Bahasa Inggris, healing memiliki arti sembuh. Menurut ilmu psikologi sendiri, healing merupakan suatu terapi untuk mengatasi gangguan psikis. Terapi ini biasanya diterapkan kepada korban bencana alam seperti tsunami, gempa bumi, gunung meletus, dll. Meskipun terdengar sulit dilakukan, namun healing tidak melulu membutuhkan dampingan terapis, healing yang dilakukan tanpa pendampingan terapis disebut self-healing.
Self-healing adalah fase pada proses pemulihan yang didorong dan diarahkan oleh individu itu sendiri. Menurut Loyd & Johnson (dalam Latifi dkk., 2020) self-healing adalah pendekatan yang mencakup keterampilan membantu diri sendiri dan menenangkan diri, memulihkan energi, mengurangi stress, dan meningkatkan kenyamanan. Jadi, tujuan self-healing bukanlah untuk mengendalikan emosi kita, karena pada kenyataannya emosi terletak pada otak bagian belakang yang tidak mampu kita kontrol. Hal yang dapat kita latih adalah kognitif kita, oleh karena itu kita tidak dapat hanya mengandalkan emosi saja atau kognitif saja.
ADVERTISEMENT
Jadi self-healing itu terapi atau rekreasi?
Self-healing adalah terapi untuk mendapatkan kesehatan baik fisik maupun mental dengan memahami dan mengelola perasaan serta pikiran individu itu sendiri. Terapi ini diharapkan dapat membuat individu dapat menerima keadaannya di masa sekarang dan masa lalu sehingga mampu menjadikannya sebagai bekal untuk masa depan.
Pengertian self-healing yang sering kita dengar saat ini adalah kegiatan liburan ke suatu tempat wisata ataupun tempat-tempat yang instagramable. Kegiatan ini dapat digolongkan sebagai self-healing jika kegiatan tersebut membuat seorang individu mampu mengindentifikasi perasaannya dan mampu mengelola perasaan tersebut. Menurut Mulyasih dan Diniarizki (2019) healing bukan hanya tentang mencari kesenangan bagi diri sendiri, melainkan sebagai upaya penyembuhan diri baik dari masalah yang sedang dihadapi maupun pencarian solusi akan masalah tersebut.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya dengan rekreasi ke suatu tempat, menurut tren yang sedang hype saat ini self-healing juga dapat dilakukan hanya dengan menikmati makanan atau minuman kesukaan kita. Kegiatan ini kita lakukan untuk menyegarkan diri dari kesibukan kita seperti bekerja atau belajar. Jika dilihat dari sudut pandang psikologi, kegiatan ini adalah self-reward bukan self-healing. Self-reward merupakan bentuk apresiasi terhadap diri sendiri yang memunculkan perasaan bermakna bagi individu itu sendiri. Self-reward juga harus dilakukan dengan bijak agar tepat sasaran dan tidak hanya membuang-buang uang saja (Mutohharoh, A. 2022).
Poin penting dari self-healing adalah kemauan individu dan teknik yang tepat sehingga terapi ini dapat memberikan dampak yang nyata. Dilansir dari Mutohharoh, A. (2022) terdapat beberapa teknik untuk melakukan self-healing, beberapa di antaranya yaitu:
ADVERTISEMENT
1. Relaksasi
Tentu kita sudah tidak asing lagi dengan istilah relaksasi. Relaksasi adalah kegiatan yang dilakukan dengan tujuan mencapai keadaan yang relaks dan nyaman. Cara melakukan relaksasi adalah dengan menutup mata, mengatur pernapasan, dan kemudian mengendurkan otot-otot di tubuh kita. Relaksasi diharapkan mampu melahirkan pikiran yang positif sehingga kita terhindar dari stress.
2. Menulis
Expressive Writing Therapy (EWT) adalah terapi yang dilakukan dengan metode menulis. Terapi ini biasanya diberikan kepada mereka yang sulit mengungkapkan perasaan mereka secara verbal. Harapannya, setelah melakukan terapi ini individu yang menjalaninya mampu menjernihkan pikiran dan mampu mengelola emosi mereka dengan baik.
3. Manajemen Diri
Manajemen diri adalah terapi yang memiliki tujuan untuk melatih kemampuan individu dalam mengendalikan perilaku mereka (Miltenberger, 2004). Manajemen diri dapat dilakukan melalui 4 tahap, yaitu:
ADVERTISEMENT
4. Positive Self-talk
Tentu self-talk yang dimaksud di sini bukanlah berbicara sendiri tanpa adanya tujuan yang jelas seperti orang yang memiliki keterbatasan mental. Self-talk yang dimaksud di sini adalah membiasakan diri untuk berdialog secara internal (tanpa mengeluarkan suara) maupun secara eskternal yaitu dengan mengucapkan kata-kata motivasi kepada diri sendiri secara berulang-ulang. Hal ini mampu memperbaiki mood, menambah kepercayaan diri, dan sebagai sarana evaluasi diri (Rahmasari, 2020).
5. Mindfulness
Mindfulness berfokus pada kesadaran saat ini, bukan masa lalu ataupun masa depan. Terapi ini diharapkan mampu mengatasi penyesalan individu terhadap apa yang terjadi di masa lalu dan menghambat kehidupannya di masa sekarang dan masa depan. Adapun langkah-langkah melakukan terapi ini adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Referensi:
Bachtiar, M.A., & Faletehan, A.F. (2021). Self-Healing sebagai Metode Pengendalian Emosi. Jurnal An-Nafs, 6(1), 41-54. https://doi.org/10.33367/psi.v6i1.1327
Latifi, Z., Soltani, M., & Mousavi, S. (2020). Evaluation of the effectiveness of self-healing training on self-compassion, body image concern, and recovery process in patients with skin cancer. Complementary Therapies in Clinical Practice.
Miltenberger, R. G. (2008). Behavior Modification: Principles and Procedures, Fourth Edition. Printed in the United States of America: Thomson Wadsworth, a part of The Thomson Corporation.
Mulyasih, R & Diniarizki, L. (2019). Trauma Healing dengan Menggunakan Metode Play therapy pada Anak-anak terkena Dampak Tsunami di Kecamatan Sumur Propinsi Banten. Jurnal Pengabdian Masyarakat. 1 (1): 32-39.
ADVERTISEMENT
Mutohharoh, A. (2022). Self-Healing: Terapi atau Rekreasi? Journal of Sufism and Psychotherapy, 2(1), 73-88. https://doi.org/10.28918/jousip.v2i1.5771
Rahmasari, D. (2020). Self-Healing is Knowing Your Own Self. Surabaya: UNESA University Press.