Google, Berapakah Jumlah Pengangguran Saat Ini?

Grady Nagara
Direktur Eksekutif Next Policy
Konten dari Pengguna
8 Mei 2020 16:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Grady Nagara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi butuh kerja (Sumber: Kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi butuh kerja (Sumber: Kumparan)
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 membawa ancaman besar bagi sektor ketenagakerjaan. Pada Februari 2020, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebesar 4,99 persen. Namun pada tahun yang sama, TPT berpotensi naik tajam akibat pandemi. Berapa perkiraan TPT tahun ini?
ADVERTISEMENT
Kamar Dagang Industri (KADIN) memprediksi kenaikan jumlah pengangguran mencapai puluhan juta orang. Center of Reforms on Economics (CORE) Indonesia memprediksi TPT tahun ini mencapai 8,2 persen hingga 11,5 persen. Lembaga think tank Next Policy memprediksi jika selama enam bulan 75% perekonomian terhenti, akan terjadi penambahan 7,7 juta orang pengangguran. Dalam skenario paling buruk, TPT bisa melesat tajam di atas angka 10 persen.
Jika prediksi di atas menggambarkan situasi 2020, bagaimana dengan kondisi TPT saat ini? Melalui analisis berbasiskan data pencarian Google, setidaknya kita bisa memprediksi TPT saat ini meskipun tahun 2020 masih belum selesai.
Google telah merekam baik perilaku banyak orang melalui kata kunci yang dicari oleh jutaan penggunanya. Asumsinya berangkat dari kondisi tertentu yang sedang dihadapi seseorang, kemungkinan besar ia akan mencari di Google terkait kondisi yang sedang dialami dengan kata kunci yang relevan. Misalnya saja seseorang menderita sakit kepala, sebelum mengambil tindakan medis, kemungkinan besar orang tersebut akan mencari tahu terlebih dahulu di Google.
ADVERTISEMENT
Termasuk dalam hal ini adalah tingkat pengangguran. Apa yang lebih banyak dicari orang di Google saat tingkat pengangguran cenderung lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya?
Tingkat pengangguran sudah pasti memiliki pengaruh erat dengan tingkat pemutusan hubungan kerja (PHK). Oleh sebab itu, kata kunci yang saya gunakan adalah ‘PHK’. Saya membayangkan, orang-orang yang baru saja di-PHK oleh perusahaannya akan mencari informasi soal PHK lewat Google. Entah untuk mengetahui apakah status PHK-nya bermasalah, atau mencari tahu cara menghitung pesangon yang didapat (pencarian ‘cara mengitung pesangon PHK’ cukup tinggi di Google).
Saya mencari tahu bagaimana tren kata kunci tersebut dalam rentang 1 Januari 2004 sampai dengan 8 Mei 2020 melalui platform Google Trends. Rentang waktu tersebut diambil karena data Google Trends yang tersedia adalah sejak Januari 2004. Demi mengurangi noisy, kata kunci tersebut disaring dengan kategori Labor & Employment Law. Pemilihan kategori ini disebabkan karena istilah PHK sangat berkaitan erat dengan subyek hukum perburuhan. Berikut adalah grafik tren pencarian untuk kata kunci ‘PHK’ pada Google Trends.
Tren pencarian kata kunci ‘PHK’ pada Google untuk periode 1 Januari 2004 hingga 8 Mei 2020. Dalam hal ini, tren pencarian diberikan skor 0 – 100 di mana nilai 100 menunjukkan popularitas yang tinggi sedangkan nilai 0 adalah sebaliknya. Angka 0 dapat muncul karena frekuensi pencarian pada waktu tertentu tidak memenuhi nilai ambang batas yang ditentukan Google. (Sumber: Google Trends).
Dari grafik di atas terlihat pada rentang 2004 hingga 2009 terjadi fluktuasi tren yang tajam. Kemudian tren tersebut menurun pada tahun-tahun setelahnya, dan ada kecenderungan untuk kembali naik pada 2020. Menariknya, data di atas sangat berkaitan erat dengan data TPT yang saya ambil dari BPS. Skor pencarian ‘PHK’ cenderung tinggi pada tahun di mana TPT juga tinggi, begitupun sebaliknya. Perhatikan grafik scatter plot korelasi berikut.
Scatter plot perbandingan antara variabel ‘PHK’ (Kata kunci Google) dengan variabel TPT (data BPS) sejak 2004 sampai 2019. TPT yang diambil sejak 2005 adalah data per Agustus. (Sumber: diolah oleh penulis dari data BPS dan Google Trends).
Jika korelasi antara perilaku orang-orang dalam mencari kata kunci ‘PHK’ di Google dengan tingkat pengangguran sangat kuat, apakah ada pengaruhnya terhadap TPT? Melalui operasi statistik yang disebut regresi linear, kita akan menemukan pengaruh kuat di antara dua variabel tersebut. Dengan kata lain, saya menemukan bahwa tren pencarian kata kunci ‘PHK’ pada Google memiliki pengaruh yang signifikan terhadap TPT. Nilai signifikansi dapat ditentukan lewat nilai R kuadrat yang ditunjukkan pada grafik di atas yaitu sebesar 0,897 atau 89,7 persen.
ADVERTISEMENT
Setelah melakukan perhitungan, saya membuat prediksi TPT tahunan sejak 2004 sampai dengan sekarang. Nilai TPT prediksi tersebut dibandingkan dengan nilai TPT aktual yang dihitung oleh BPS, sebagaimana tampil dalam grafik berikut.
Grafik perbandingan antara TPT aktual dengan prediksinya. Dengan menggunakan data Google Trends sebagai prediktor, tampak terlihat kesinambungan yang cukup era tantara nilai aktual dengan prediksinya. (Sumber: diolah oleh penulis dari data BPS dan Google Trends)
Dari hasil perhitungan, diprediksi bahwa TPT saat ini sebesar 7,59 persen, meningkat cukup tajam sejak Februari pada tahun yang sama yaitu 4,9 persen. Dengan asumsi jumlah angkatan kerja per Februari 2020 yaitu 137,91 juta orang, prediksi jumlah pengangguran saat ini adalah 10,47 juta jiwa. Jumlah tersebut berpotensi naik mengingat pencarian Google tahun ini baru sampai dengan 8 Mei 2020. Prediksi saya, TPT tahun ini dapat melampaui 10 persen mengingat tren pencarian kata kunci ‘PHK’ cenderung meningkat.
Oleh sebab itu, temuan ini menunjukkan bahwa data Google sangat bermanfaat untuk memprediksi kondisi tingkat pengangguran saat ini. Hal ini dikarenakan data Google Trends yang ditampilkan sangat aktual (skor pencarian ditampilkan hingga level menit). Namun, apa yang saya lakukan masih sangat sederhana karena hanya menggunakan satu variabel prediktor. Akan sangat menarik jika ke depan dicari lebih banyak variabel prediktor dengan mencari tahu kata kunci lain yang relevan.
ADVERTISEMENT
Grady Nagara. Peneliti Next Policy