Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Kaya Mendadak Akibat Sampah Ilegal Serta Terserang ISPA
8 Juli 2019 15:39 WIB
Tulisan dari grandys mawarni tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Polemik negeri ini, ternyata tidak hanya dari segi hal sampah plastik yang ramai-ramai diberitakan sehingga pemerintah langsung bergerak untuk bersama-sama meminimalisir penggunaan sampah plastik. Masih hangat sekali, jika di dekat kita ini, sudah sangat terbatasi menggunakan sampah plastik karena membludaknya sampah plastik yang menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem laut dan daratan.
ADVERTISEMENT
Saat ini ditambah dengan munculnya serbuan sampah ilegal yang dikirim dari luar negeri (impor) dan dijadikan sebagai sebuah kesempatan emas bagi beberapa penduduk di kawasan Karawang, yang ditemui oleh tim Kumparan. Saat itu, ada salah satu bapak yang merasa mendapatkan durian runtuh, karena sampah ilegal ini ia bisa menjadi orang yang kaya mendadak karena sampah ilegal tidaklah berbau busuk seperti sampah negeri kita.
Namun, sampah ilegal ini sudah diproses dengan penambahan klorin, jika berada dalam suatu keadaan mampat seperti di dalam mobil, akan menyeruak aroma bahan-bahan kimia dan jika mengenai telapak tangan, terasa halus dan licin. Karena sampah-sampah ini pula, mereka mengorbankan area lapang depan rumah mereka yang awalnya tampak asri, saat ini sudah berubah 180 derajat berceceran dengan sampah ilegal yang didominasi dari sampah packaging makanan hewan.
ADVERTISEMENT
Keadaan menjadi OKB (orang kaya baru) ini akibat mereka memilah-milah sampah yang sering sekali ditemukan uang-uang dalam bentuk dolar, poundsterlling yang membuat mereka sangat kegirangan. Hal ini bertolak belakang, dengan cerita seorang bapak yang di kawasan Karawang juga, yang mengalami ISPA akibat adanya pembakaran sampah-sampah yang berujung pada terinfeksi nya saluran nafas masyarakat sekitar. Sudah sempat membaik karena mendapatkan perawatan yang intensif, namun ketika serbuan sampah ilegal ini masuk, berbondong-bondong kawasan tempat ia tinggal menjadi gunungan sampah, seolah-olah mendapat kiriman "banjir sampah" dan proses pembakaran dari sampah-sampah tersebut sungguh menyiksanya.
Semoga, penyelesaian sampah ilegal ini segera ditanggapi dengan serius karena sungguh tidak solutif mengambil sampah milik luar dengan tingkat bahaya nya lebih besar dari sampah milik negara sendiri yang masih belum tuntas penyelesaiannya.
ADVERTISEMENT