Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Sudut Lain Desa Tanon, Tidak Hanya Soal Menari
4 Desember 2022 19:41 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari grandys mawarni tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Menari yang biasa dikenal adalah kegiatan menggerakan anggota tubuh diiringi oleh musik atau orkestra dengan selaras. Dan kali ini akan membahas tentang Desa Menari yang ada di kota Semarang, sebuah kota kecil yaitu Desa Tanon yang memang secara turun-temurun masyarakatnya senang sekali menari.
ADVERTISEMENT
Aku terkesima dengan penjelasan dari mas Trisno saat diajak ngobrol langsung dengan Deva Mahendra yang ingin lebih tau mengenai Desa Tanon ini. Ya, mas Trisno adalah sosok dibalik Desa Menari di Desa Tanon ini yang sudah banyak dikunjungi oleh banyak turis baik mancanegara atau domestik. Perjalanan hingga mas Trisno bisa berada di titik sekarang ini tidaklah mudah, dimulai dari penolakan karena stigma atas adanya perkembangan seperti ini sulit diterima oleh masyarakat pada pertama kalinya.
Mas Trisno sendiri merupakan seorang sarjana pertama di Desa Tanon yang berhasil menyelesaikan studinya dan mendapatkan gelar sarjana. Dari desa dan kembali ke desa, begitulah motto hidup mas Trisno yang sangat gigih membangun Desa Tanon hingga menjadi desa wisata, Desa Menari seperti sekarang ini.
ADVERTISEMENT
Pendekatan Akademis Untuk Desa Tanon
Hal yang dilakukan mas Trisno untuk bisa mengubah pola pikir masyarakat agar tidak terkubur dengan mitos kalau orang bersekolah dan orang pintar itu umurnya pendek, maka ia hadirkanlah akademisi sebagai narasumber agar memberikan wawasan dengan pendekatan yang semakin lama, membuat masyarakat semangat hingga Astra bersama dengan mas Trisno membangun Desa Tanon menjadi Desa Menari dan saat ini makin hits sebagai tujuan destinasi wisata.
Tarian yang otentik dari Desa Menari ini adalah Tarian Topeng Ayu. Kisah tarian Topeng Ayu ini adalah dari masa penjajahan yang dilarang untuk berlatih beladiri. Hingga pelatih beladiri ini tidak kehilangan akal, dan membuat tarian Topeng Ayu yang mana unsur tariannya adalah gerakan dari beladiri ini.
ADVERTISEMENT
Desa Tanon ini sangat kental kebersamaannya sehingga sangat sayang jika berhenti dan tidak berkembang. Dengan adanya masukan wawasan dari pihak luar, masyarakat Tanon ini bisa melihat suatu hal yang sederhana tapi dari sudut pandang yang lain.
Penduduk dari Desa Tanon saat tahun 2018 ini sudah ada 41 kepala keluarga dan prosentase 98% ini adalah kontribusi dalam menari, dan sisa 2% nya adalah para orang tua, yang mana anak-anaknya yang ikut menari. Keren banget, secara statistik, yang ikut menari dari Desa Tanon ini hampir seluruh masyarakat. Selain Desa Menari, di Desa Tanon ini semakin dikembangkan untuk pendidikan dengan adanya beasiswa, pemeriksaan kesehatan dengan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dan juga lingkungan dengan adanya pasar rakyat.
ADVERTISEMENT
Semangat berkarya dan kegigihan perjuangan mas Tris dengan masyarakat Desa Tanon ini sungguhlah luar biasa. Mas Tris berkata,
Makin banyak Desa wisata yang berkembang di Indonesia, maka sektor-sektor lainnya akan ikut serta juga. Semoga desa lainnya bisa mengikuti dengan lebih baik dan lebih maju.