Siksa Kubur ala Kimo dan Joko di 'Ratu Ilmu Hitam'

Grathia Pitaloka
Girl Behind The Show
Konten dari Pengguna
9 November 2019 10:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Grathia Pitaloka tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Siksa Kubur ala Kimo dan Joko di 'Ratu Ilmu Hitam'
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Anda memiliki rekan kerja yang menyebalkan? Atau klien yang minta revisi tanpa henti (padahal budget yang dibayarkan minimalis). Mungkin 'Ratu Ilmu Hitam' merupakan hiburan yang cocok untuk akhir pekan Anda.
ADVERTISEMENT
Tentu bukan menyarankan Anda ngelmu hingga mampu memasukkan bus Trans Jakarta ke perut orang-orang menyebalkan itu, tapi membayangkan mereka menjadi aktor maupun aktris yang disiksa di film ini pasti sedikit banyak akan memberikan hiburan.
'Ratu Ilmu Hitam' merupakan 'perkawinan' antara Kimo Stamboel, sutradara 'Rumah Dara' dengan Joko Anwar, penulis skenario 'Pengabdi Setan'. Perpaduan keduanya siap membombardir penonton dengan teror yang tak memberi kesempatan penonton untuk bernafas.
Bermodal premis orang jahat berasal dari orang baik yang tersakiti, 'Ratu Ilmu Hitam' menghadirkan cerita balas dendam ala 'Joker' bercita rasa kearifan lokal.
Anda generasi yang tumbuh dengan membaca komik neraka? mungkin Ratu Ilmu Hitam menjadi wahana rendevouz dengan kelabang keluar dari mulut, manusia yang 'dimandikan' dengan air keras atau tangan yang menggorok leher sendiri hingga dagingnya terburai.
Pemain film layar lebar Ratu Ilmu Hitam ke kantor kumparan, Jakarta Selatan, pada Senin (21/10/2019). Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan
Kisah bermula ketika Hanif (diperankan oleh papa muda nan tampan, Ario Bayu) membawa Nadia, Istri (Hannah Alrashid), dan ketiga anaknya menjenguk Pak Bandi (Joko selalu memasukkan nama ini di setiap filmnya), pengelola panti asuhan yang tengah sekarat.
ADVERTISEMENT
Di panti asuhan tempatnya dibesarkan, Hanif kembali bertemu teman-teman masa kecilnya: Anton (Tanta Ginting) yang memiliki istri yang OCD (Imelda Therinne), Jefri (Miller) dan istrinya, Ina, yang selalu merasa kegendutan, serta Maman dan Siti, pasangan yatim piatu yang hingga dewasa tak pernah meninggalkan panti.
Semua tokoh dalam 'Ratu Ilmu Hitam' mendapat porsi yang sama. Tidak ada karakter yang dieksplorasi secara mendalam, termasuk Sang Ratu (dan luka lamanya) yang hanya dibahas sekilas. Bahkan menurut saya, beberapa karakter hanya berperan sebagai pelengkap derita sehingga kalau dihilangkan pun tidak berpengaruh pada cerita.
Poster film 'Ratu llmu Hitam'. Foto: Instagram @rapifilm
Di pertengahan film, ritme mulai berlari cepat dengan teror demi teror yang menakutkan. Narasi yang semula tertata rapi mulai dijungkirbalikan, sehingga penonton dibimbing untuk curiga dengan semua karakter yang ada. Siapakah sebenarnya sang ratu?
ADVERTISEMENT
Saya pribadi senang dengan pesan bawah sadar yang ditanamkan Joko dalam film ini bahwa sesuatu yang terlihat baik bisa jadi menyimpan kebusukan yang menjijikan. Sebaliknya, terselip luka yang mendalam dan cerita tragis di balik sosok jahat yang selama ini jadi musuh bersama.
Menurut saya 'Ratu Ilmu Hitam' berhasil mengeksplorasi manusia yang multidimensional, sebab orang baik yang nerimo terus dianiaya hanya ada di sinetron 'Tukang Bubur Naik Haji', dongeng Disney, dan iklan politik.