The White Tiger

Grathia Pitaloka
Girl Behind The Show
Konten dari Pengguna
13 Oktober 2022 18:17 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Grathia Pitaloka tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

POTRET VULGAR KEMISKINAN

The White Tiger
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Film yang menjual formula kesenjangan antara kehidupan si miskin dan si kaya masih menjadi magnet tersendiri bagi penonton. Terbukti, sejak ditayangkan 22 Januari silam, The White Tiger, film yang diangkat dari buku pemenang Booker Prize dengan judul yang sama karya penulis Aravind Adiga menduduki peringkat film paling populer di Netflix di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Film ini bercerita tentang perjalanan hidup si miskin dari desa Lakshmangarh, Balram Halwai (diperankan oleh aktor pendatang baru Adarsh ​​Gourav). Seperti kebanyakan pemuda di desanya, Balram lahir dan besar dalam belenggu kemelaratan. Potensinya sebagai siswa yang cerdas di sekolah, hingga dijuluki sebagai “white tiger” oleh sang guru seolah sia-sia. White tiger sendiri merupakan perumpamaan untuk manusia yang istimewa, sebagaimana harimau putih yang hanya muncul sekali dalam satu generasi.
Kemalangan demi kemalangan terjadi dalam hidup Balram seolah tak berjeda. Mimpinya untuk mengubah nasib melalui pendidikan pupus ketika terpaksa putus sekolah setelah ayahnya meninggal dunia. Untuk menyambung hidup dia bekerja serabutan, mulai dari menjadi kuli pemecah batu hingga menjadi babu di warung teh.
ADVERTISEMENT
Balram menggunakan metafora kandang ayam jago untuk menggambarkan hidupnya dan kaum miskin India.
"Ayam jantan di kandang mencium darah dari atas. Mereka melihat organ saudara mereka. Mereka tahu mereka berikutnya. Namun mereka tidak melakukannya. pemberontak. Mereka tidak mencoba untuk keluar dari kandang. Hal yang sama dilakukan dengan manusia di negara ini. "
Secercah harapan muncul dalam hidup Balram ketika seorang tuan tanah kaya raya dan anaknya Ashok (Rajkummar Rao) pulang kampung ke desanya. Sebagai siswa yang pernah dijuluki sebagai "macan putih", Balram melihat menjadi supir si kaya merupakan jalan untuk keluar dari "kandang" kelas dan menjadi orang besar. Seperti orang miskin lainnya, Balram sadar hanya memiliki sedikit pilihan karier.
Balram menikmati pekerjaan barunya, meski sebenarnya sebagai supir tidak banyak berubah. Ia tetap tinggal di kamar penuh kecoa yang pengap di bawah tanah, sementara majikannya hidup di apartemen mewah. Kata-kata kasar dan diskriminasi menjadi makanan sehari-hari bagi Balram. “Kebesaran hati” Balram seolah menjadi gambaran mentalitas pelayan yang tidak punya pilihan.
ADVERTISEMENT
"Apakah kita membenci tuan kita di balik wajah cinta, atau apakah kita mencintai mereka di balik wajah kebencian?" tanya Balram pada dirinya sendiri.
Titik balik pada diri Balram terjadi ketika ia tetap dianggap remeh, meski telah mengorbankan diri menjadi tumbal kesalahan yang dilakukan sang majikan. Ia lalu belajar bahwa satu-satunya cara orang miskin dapat memperkaya diri adalah menjalani kehidupan kriminal atau masuk ke dunia politik. Dia memilih jalan pertama: merampok kemudian membunuh majikannya tanpa rasa penyesalan. Balram percaya, hal itu memungkinkan dia untuk memutus siklus kemiskinan.
Apa yang membuat banyak orang tertarik menonton kisah Balram? Padahal tidak ada hal baru yang ditawarkan dari film yang diproduksi Priyanka Chopra Jonas dan disutradarai Ramin Bahrani ini. Jawabannya kemungkinan besar karena kisah suram mengenai kemiskinan serta pengkhianatan membuat banyak orang merasa memiliki ikatan.
ADVERTISEMENT
Kesenjangan sosial terjadi di banyak negara, termasuk di Indonesia. Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) menyebut kesenjangan di Indonesia urutan keempat di dunia. Satu persen warga Indonesia menguasai 50 persen aset nasional. Bila dilakukan hitungan kasar, ada 90 persen warga Indonesia yang memperebutkan 30 persen aset nasional.
Kesenjangan pendapatan tercermin pada rasio Gini yang saat ini mencapai 0,381 per Maret 2020. Pada periode yang sama, 9,78% atau 26,42 juta penduduk masuk kategori miskin. Adapun jumlah pengangguran terbuka mencapai 4,99% atau 6,88 juta orang per Februari 2020.
Melihat data-data di atas, Anda tak akan merasa heran, apalagi ada sekitar 850 ribu pengguna Netflix di Indonesia. Bisa jadi Balram merupakan representasi tetangga, kenalan, bahkan diri Anda sendiri.
ADVERTISEMENT
Note: artikel dimuat di Majalah Bicara