Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Maraknya Pelecehan Seksual di Kalangan Kampus, "Aku Bingung Harus ke Mana?"
9 November 2024 18:35 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Enge Grecia Eka Septiana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pentingnya Respons Instansi Kampus terhadap Pelaku Pelecehan Seksual.
ADVERTISEMENT
Pelecehan seksual semakin meluas dan menjadi perhatian serius di berbagai pelosok Indonesia. Pelecehan seksuali tidak hanya merugikan korban secara fisik dan psikologis, namun juga menimbulkan banyak dampak samping yang negatif. Pelecehan seksual ini bisa terjadi kapan dan di mana saja, tanpa melihat gender pria maupun wanita. Seringkali korban tidak melakukan "apa-apa", kemudian tidak tahu harus apa, maka mereka hanya diam.
ADVERTISEMENT
Salah satu faktor utama maraknya kekerasan seksual adalah budaya patriaki yang masih banyak dan mengakar kuat dalam masyarakat Indonesia. Dalam banyak kasus, norma-norma sosial yang menempatkan perempuan pada posisi bawah yang berkontribusi pada pemikiran bahwa kekerasan terhadap perempuan adalah hal yang dapat diterima. Hal itu diperburuk dengan minimnya pendidikan seks dan pemahaman tentang hak-hak individu, yang membuat banyak orang tidak menyadari bahwa kekerasan seksual adalah pelanggaran serius terhadap hak asasi manusia.
Selain itu, faktor ekonomi juga berperan penting dalam situasi ini. Dalam situasi kemiskinan, perempuan sering kali menjadi sasaran paling mudah bagi pelaku pelecehan seksual. Kekuranggan ekonomi membuat mereka para korban sulit melawan atau sekedar melaporkan tindakan pelecehan dan kekerasan seksual yang mereka alami. Di sisi lain, adanya pengecualian bagi pelaku kekerasan dan pelecehan seksual yang sering kali terjadi karena kurangnya penegakan hukum yang tegas dan juga dorongan terjadinya kekerasan ini.
ADVERTISEMENT
Kekerasan seksual di Indonesia merupakan masalah serius yang terus meningkat dan memerlukan perhatian khusus mendalam dari seluruh kalangan masyarakat. Dalam beberapa tahun terakhir, laporan tentang kasus pelecehan dan kekerasan seksual pada anak maupun perempuan, menunjukkan presentase angka yang mengkhawatirkan. Menurut data terbaru pada tahun 2023 tercatat lebih dari 26.000 korban pelecehan dan kekerasan seksual, dengan lebih dari 2.700 kasus yang terjadi pada perempuan dan anak yang ada di Indonesia. Angka ini menunjukkan bahwa pelecehan dan kekerasan seksual bukanlah isu yang terisolasi, melainkan fenomena sistematik yang memerlukan penanganan lebih mendalam lagi.
Mirisnya kasus pelecehan saat ini tengah membludak di lingkungan pendidikan. Banyak sekali kampus-kampus di Indonesia yang sering sekali terjadi kasus pelecehan seksual yang semakin mencolok dan membutuhkan perhatian khusus dan serius.
ADVERTISEMENT
Di kampus saya sendiri yaitu Universitas Negeri Surabaya salah satunya kasus terbaru yang melibatkan Ketua BEM Fakultas Bahasa dan Seni, yang mengaku menjadi korban pelecehan seksual oleh mahasiswa Teknik Informatika. Kejadian ini terjadi ketika masa pengenalan kehidupan kampus bagi mahasiswa baru (PKKMB). Dari peristiwa ini menunjukkan bahwa pelecehan seksual dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, bahkan di lingkungan kampus yang seharusnya aman. Melalui akun Instagramnya DB menceritakan kronologi kejadian pelecehan seksual tersebut.
“ It’s time to speak up, pada 20 Agustus 2023, saya mengalami pelecehan seksual yang dilakukan oleh salah satu mahasiswa aktif Teknik Informatika angkatan 2020 di depan gedung rektorat saat mengawasi pelaksaan simulasi PKKMB mahasiswa baru 2023” ujar DB pada akun Instagramnya.
ADVERTISEMENT
Kronologinya, saat itu ia sedang bersama beberapa Ketua BEM Fakultas di dekat lapangan rektorat sambil memantau mahasiswa baru dari masing-masing fakultas. Pada kesempatan tersebut pelaku datang dengan segerombolan mahasiswa Teknik lainnya yang menyapa semua orang-orang yang ada disitu, kecuali DB.
"Pelaku hanya menatap kemudian membalikkan diri menghadap lapangan dan menempelkan seluruh tubuhnya ke tubuh saya, menyender dan bertumpu kepada saya. Saya terjepit dan terhimpit lalu seluruh tubuh saya mengenai pelaku,’ ujar DB.
“Saya mencoba mendorong dan menggeser tubuh saya, namun kesulitan karena beliau bertubuh besar. Saya mencoba mendorong dan menggeser tubuh beliau tapi tidak bisa. Sampai pada akhirnya beliau berdiri tegak dan menertawakan saya, beliau berkata ‘oh ternyata di sini ada orang?" lanjut DB
ADVERTISEMENT
Setelahnya, DB hanya bisa terdiam. Karena tidak ada satu orang pun yang membantu, menenangkan, maupun membelanya pada saat kejadian tersebut. Justru, banyak yang menertawakan dan menganggap kejadian itu sebagai hal biasa dan candaan. DB pun langsung meninggalkan lokasi kejadian tersebut lalu menghampiri salah satu temannya dan menceritakan apa yang sudah dialaminya sambil menangis.
Usai mendapat perlakuan yang buruk itu, DB mengalami trauma mendalam. Bahkan DB takut untuk datang kembali ke kampus, DB harus menjalani perawatan bersama psikolog. Selain itu, DB juga sudah melaporkan kejadian ini ke Satuan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS).
Dengan terjadinya kasus ini membuat menjadikan pelajaran bagi kampus untuk melakukan pencegahan agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali. Kepala UPT Humas Universitas Negeri Surabaya Vinda Maya mengkonfirmasi berharap bahwa kasus ini menjadi momen penting bagi Universitas Negeri Surabaya untuk terus mengupayakan lingkungan yang aman serta bebas dari kasus pelecehan dan kekerasan seksual.
ADVERTISEMENT
Vinda juga menyatakan bahwa kasus ini ditangani secara cepat dengan kelembagaan dan harapannya korban bisa segera pulih. Banyaknya kasus pelecehan seksual di sekitar kampus membuat saya takut berinteraksi dengan banyak orang.
Masih banyak juga pelaku yang tidak jera dan akan mengulangi hal yang bisa mengganggu kenyamanan dan mental korban. Pelaku di luaran sana masih menganggap kejadian ini hanya sebuah candaan tanpa memikirkan efek yang terjadi pada korban.
Maka dari itu penting sekali bagi kita untuk selalu waspada dan menjaga diri kita sendiri dan jangan takut untuk melapor kepada pihak yang berwenang jika mengalami kejadian seperti ini.