Konten dari Pengguna

Dampak Digitalisasi pada Model Bisnis Tradisional UMKM

Lucky Mahesa Yahya
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Andalas
11 Oktober 2024 15:07 WIB
·
waktu baca 9 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lucky Mahesa Yahya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Canva
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Canva
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Digitalisasi telah membawa dampak besar terhadap berbagai sektor ekonomi, termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia dan dunia. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, UMKM yang sebelumnya mengandalkan model bisnis tradisional kini harus beradaptasi dengan era digital. Pandemi COVID-19 yang melanda dunia telah mempercepat proses transformasi digital, memaksa banyak bisnis untuk beralih ke platform online demi mempertahankan eksistensi dan memperluas jangkauan pasar. Dampak digitalisasi terhadap UMKM bukan hanya mengubah cara mereka beroperasi, tetapi juga membuka peluang baru serta menghadirkan tantangan yang tidak dapat diabaikan.
ADVERTISEMENT
UMKM memainkan peran penting dalam perekonomian Indonesia, menyumbang lebih dari 60% PDB dan menyediakan lapangan pekerjaan bagi sekitar 97% tenaga kerja . Di dunia global, peran UMKM juga sangat signifikan, terutama dalam mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif dan mengurangi kesenjangan sosial. Namun, seiring dengan berkembangnya digitalisasi, UMKM dihadapkan pada tuntutan untuk mengubah cara mereka berbisnis, dari strategi pemasaran, manajemen operasional, hingga cara mereka menjangkau pelanggan.
Saat ini akan membahas dampak digitalisasi terhadap model bisnis tradisional UMKM, baik di Indonesia maupun dunia, serta manfaat dan kendala yang dihadapi di masa depan. Pemahaman ini penting untuk mendorong kebijakan dan strategi yang tepat dalam mendukung keberlanjutan dan pertumbuhan UMKM di era digital.
Ilustrasi brand lokal dan UMKM. Foto: Shutterstock

Perubahan Model Bisnis UMKM Akibat Digitalisasi

1. Transformasi Operasional
ADVERTISEMENT
Digitalisasi telah mengubah cara UMKM menjalankan operasional bisnis sehari-hari. Sebelum era digital, UMKM biasanya mengandalkan proses manual dan kurang efisien, seperti pembukuan dengan catatan kertas, pemasaran dari mulut ke mulut, dan pengelolaan stok barang secara tradisional. Namun, dengan adanya teknologi digital, UMKM kini memiliki akses ke berbagai alat yang memungkinkan mereka untuk meningkatkan efisiensi operasional.
Sebagai contoh, UMKM kini dapat memanfaatkan perangkat lunak akuntansi berbasis cloud seperti Xero dan QuickBooks, yang memudahkan pengelolaan keuangan, laporan transaksi, dan pelaporan pajak secara otomatis. Selain itu, platform manajemen stok berbasis digital seperti TradeGecko memungkinkan UMKM untuk memantau ketersediaan barang secara real-time, yang dapat membantu mengoptimalkan manajemen inventaris.
Dengan digitalisasi, UMKM juga dapat menggunakan alat manajemen hubungan pelanggan (CRM) seperti HubSpot atau Salesforce untuk mempersonalisasi pengalaman pelanggan dan mengelola hubungan dengan mereka secara lebih efektif. Ini semua merupakan bentuk transformasi operasional yang tidak hanya membuat proses menjadi lebih cepat dan akurat, tetapi juga memungkinkan UMKM untuk tetap bersaing dalam pasar yang semakin kompetitif.
ADVERTISEMENT
2. Pemasaran dan Distribusi Digital
Salah satu dampak terbesar digitalisasi terhadap UMKM adalah perubahan dalam strategi pemasaran dan distribusi. Sebelumnya, UMKM hanya mengandalkan toko fisik, pemasaran lokal, dan keterbatasan distribusi. Kini, dengan adanya internet dan media sosial, UMKM dapat menjangkau pelanggan di seluruh dunia dengan biaya yang lebih rendah.
Platform seperti Instagram, Facebook, dan TikTok telah menjadi alat penting bagi UMKM untuk membangun merek mereka, mempromosikan produk, dan berinteraksi langsung dengan pelanggan. Menurut laporan We Are Social dan Hootsuite, lebih dari 61% penduduk Indonesia aktif menggunakan media sosial pada tahun 2023, sehingga membuka peluang besar bagi UMKM untuk menjangkau pasar yang lebih luas melalui kanal digital .
Selain itu, digitalisasi memungkinkan UMKM untuk memanfaatkan platform e-commerce seperti Tokopedia, Shopee, Lazada, dan Bukalapak. Penjualan melalui platform ini memberi UMKM akses ke jutaan pelanggan potensial, tanpa perlu menginvestasikan dana besar untuk membuka toko fisik di berbagai lokasi. Sebagai hasilnya, UMKM tidak lagi terbatas oleh geografis, dan dapat memperluas cakupan pasar mereka secara global.
ADVERTISEMENT
3. Penggunaan Data untuk Pengambilan Keputusan
Digitalisasi juga memungkinkan UMKM untuk mengumpulkan dan menganalisis data dalam jumlah besar. Data ini dapat digunakan untuk memahami perilaku konsumen, preferensi produk, serta tren pasar yang sedang berkembang. Dengan menggunakan alat analisis data seperti Google Analytics atau Tableau, UMKM dapat mengoptimalkan strategi pemasaran, meningkatkan pengalaman pelanggan, dan mengidentifikasi peluang pertumbuhan.
Pengambilan keputusan yang didasarkan pada data memberikan keuntungan kompetitif bagi UMKM. Dengan informasi yang tepat, mereka dapat menyesuaikan produk dan layanan mereka sesuai dengan kebutuhan pasar, serta merespons perubahan permintaan dengan lebih cepat. Hal ini sangat penting dalam lingkungan bisnis yang cepat berubah, di mana ketidakmampuan untuk beradaptasi dapat menyebabkan bisnis tertinggal dari pesaing.
Ilustrasi UMKM. Foto: Kemenkop dan UKM

Manfaat Digitalisasi bagi UMKM

1. Akses ke Pasar yang Lebih Luas
ADVERTISEMENT
Salah satu manfaat utama digitalisasi bagi UMKM adalah peningkatan akses ke pasar yang lebih luas. Dengan menggunakan platform digital, UMKM dapat menjual produk dan layanan mereka tidak hanya di pasar lokal, tetapi juga di tingkat nasional dan internasional. Ini adalah salah satu faktor utama yang mendorong pertumbuhan UMKM di era digital.
Sebagai contoh, UMKM yang bergerak di sektor kreatif seperti fashion, kerajinan tangan, atau produk makanan khas daerah dapat menjual produk mereka ke luar negeri melalui platform e-commerce global seperti Amazon, Etsy, atau Alibaba. Dengan demikian, mereka dapat mengakses basis pelanggan global yang jauh lebih besar dibandingkan dengan mengandalkan toko fisik atau pemasaran lokal.
2. Peningkatan Efisiensi dan Produktivitas
Digitalisasi memungkinkan UMKM untuk mengotomatisasi banyak aspek dari operasional mereka, yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Misalnya, penggunaan teknologi digital untuk manajemen inventaris, pengelolaan keuangan, dan analisis data dapat mengurangi kesalahan manusia dan waktu yang dihabiskan untuk melakukan tugas-tugas tersebut secara manual.
ADVERTISEMENT
Selain itu, digitalisasi memungkinkan UMKM untuk beroperasi dengan biaya yang lebih rendah. Sebagai contoh, dibandingkan dengan membuka cabang fisik di berbagai lokasi, UMKM dapat memanfaatkan platform e-commerce dan pemasaran digital untuk menjangkau pelanggan di berbagai wilayah tanpa perlu mengeluarkan biaya besar.
3. Inovasi Produk dan Layanan
Digitalisasi juga mendorong inovasi dalam produk dan layanan yang ditawarkan oleh UMKM. Dengan adanya akses ke data konsumen dan tren pasar, UMKM dapat menciptakan produk yang lebih relevan dan sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Selain itu, teknologi digital memungkinkan UMKM untuk bereksperimen dengan model bisnis baru, seperti layanan berlangganan, penjualan berbasis digital, atau model direct-to-consumer.
4. Inklusi Keuangan
Di negara berkembang seperti Indonesia, salah satu manfaat penting digitalisasi adalah peningkatan inklusi keuangan. Dengan adanya teknologi finansial (fintech) seperti mobile payment, peer-to-peer lending, dan crowdfunding, UMKM yang sebelumnya sulit mengakses layanan perbankan tradisional kini dapat memperoleh pembiayaan dan layanan keuangan yang mereka butuhkan untuk tumbuh. Laporan dari Bank Indonesia menunjukkan bahwa sektor fintech terus tumbuh pesat dan memberikan solusi inklusif bagi UMKM yang tidak terlayani oleh perbankan konvensional.
Ilustrasi box kemasan UMKM. Foto: Ground Picture/Shutterstock

Kendala yang Dihadapi UMKM dalam Digitalisasi

1. Kurangnya Literasi Digital
ADVERTISEMENT
Meskipun digitalisasi menawarkan berbagai manfaat, tidak semua UMKM siap untuk beralih ke teknologi digital. Banyak pelaku UMKM, terutama di daerah pedesaan atau yang dijalankan oleh generasi yang lebih tua, masih memiliki literasi digital yang rendah. Mereka mungkin tidak memahami bagaimana memanfaatkan teknologi digital untuk mendukung bisnis mereka, atau mungkin merasa enggan untuk berinvestasi dalam perangkat lunak dan platform yang diperlukan.
Pemerintah dan sektor swasta perlu berperan dalam meningkatkan literasi digital di kalangan UMKM. Program pelatihan dan pendampingan perlu ditingkatkan untuk memastikan bahwa semua pelaku UMKM memiliki pengetahuan yang cukup untuk memanfaatkan teknologi digital.
2. Keterbatasan Akses Teknologi
Selain literasi digital, akses terhadap teknologi juga menjadi kendala bagi banyak UMKM. Meskipun internet telah menyebar luas di banyak kota besar, masih terdapat kesenjangan digital yang signifikan antara wilayah perkotaan dan pedesaan. UMKM yang beroperasi di daerah terpencil mungkin tidak memiliki akses ke infrastruktur teknologi yang memadai, seperti koneksi internet yang cepat dan andal, yang diperlukan untuk beroperasi secara digital.
ADVERTISEMENT
Pemerintah perlu mempercepat pengembangan infrastruktur digital di seluruh wilayah Indonesia agar semua UMKM, tanpa memandang lokasi geografis, dapat memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh digitalisasi.
3. Biaya Implementasi Teknologi
Biaya implementasi teknologi digital juga bisa menjadi kendala bagi UMKM. Meskipun teknologi digital dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas, investasi awal yang diperlukan untuk membeli perangkat lunak, perangkat keras, atau layanan digital bisa menjadi beban bagi UMKM yang memiliki keterbatasan modal.
Untuk mengatasi masalah ini, perlu ada dukungan dari pemerintah atau lembaga keuangan dalam bentuk subsidi, program pinjaman, atau insentif untuk membantu UMKM melakukan transformasi digital. Selain itu, banyak platform teknologi juga menawarkan solusi berbasis langganan atau pay-as-you-go yang dapat lebih mudah diakses oleh UMKM dengan keterbatasan dana.
ADVERTISEMENT
4. Keamanan Siber
Seiring dengan meningkatnya adopsi teknologi digital, UMKM juga dihadapkan pada risiko baru dalam bentuk ancaman keamanan siber. Peretasan, pencurian data, dan serangan siber lainnya dapat merugikan UMKM, baik dari segi finansial maupun reputasi. Banyak UMKM mungkin tidak memiliki sistem keamanan yang memadai atau pengetahuan yang cukup tentang cara melindungi bisnis mereka dari serangan siber.
Oleh karena itu, keamanan siber harus menjadi prioritas dalam strategi digitalisasi UMKM. Pelaku UMKM perlu diberi pemahaman tentang pentingnya keamanan data dan langkah-langkah yang dapat mereka ambil untuk melindungi bisnis mereka.
Ilustrasi dukungan ekosistem digital bagi UMKM. Foto: PanuShot/Shutterstock

Prospek Masa Depan Digitalisasi UMKM

1. Peningkatan Kolaborasi dengan Fintech
Salah satu tren yang diperkirakan akan terus berkembang di masa depan adalah peningkatan kolaborasi antara UMKM dan sektor fintech. Teknologi fintech menawarkan berbagai solusi yang dapat membantu UMKM dalam mengakses pembiayaan, memproses pembayaran digital, dan mengelola keuangan secara lebih efisien. Dengan adanya kolaborasi ini, UMKM dapat lebih mudah mengakses layanan keuangan yang sebelumnya sulit dijangkau.
ADVERTISEMENT
2. Pertumbuhan E-commerce dan Platform Digital
E-commerce diperkirakan akan terus menjadi pilar utama dalam transformasi digital UMKM di masa depan. Dengan pertumbuhan populasi digital dan semakin banyaknya konsumen yang beralih ke belanja online, platform e-commerce akan menjadi kanal utama bagi UMKM untuk menjual produk dan layanan mereka. Selain itu, platform digital lainnya, seperti aplikasi super apps yang menawarkan berbagai layanan dalam satu aplikasi, juga akan menjadi peluang besar bagi UMKM untuk memperluas jangkauan mereka.
3. Inovasi Teknologi Baru
Teknologi baru seperti kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), dan blockchain akan semakin mempengaruhi cara UMKM beroperasi di masa depan. AI dapat digunakan untuk menganalisis data konsumen dan membantu UMKM dalam mengambil keputusan yang lebih tepat. IoT dapat meningkatkan manajemen rantai pasokan dan pemantauan stok secara real-time, sedangkan blockchain dapat memberikan solusi dalam hal keamanan dan transparansi transaksi.
ADVERTISEMENT
4. Keberlanjutan dan Ekonomi Hijau
Seiring dengan meningkatnya kesadaran global tentang isu lingkungan, UMKM juga diharapkan untuk berpartisipasi dalam ekonomi hijau. Digitalisasi dapat membantu UMKM dalam mengadopsi praktik bisnis yang lebih berkelanjutan, seperti penggunaan energi yang efisien, pengurangan limbah, dan peningkatan transparansi dalam rantai pasokan.
UMKM yang mampu memanfaatkan digitalisasi untuk mendukung praktik bisnis yang berkelanjutan akan memiliki keunggulan kompetitif di masa depan, terutama dalam menarik pelanggan yang semakin peduli terhadap dampak lingkungan.
Digitalisasi telah membawa perubahan besar terhadap model bisnis tradisional UMKM, baik di Indonesia maupun di dunia. Dengan memanfaatkan teknologi digital, UMKM dapat meningkatkan efisiensi operasional, memperluas pasar, dan menciptakan inovasi produk yang relevan dengan kebutuhan konsumen. Namun, proses digitalisasi juga menghadirkan tantangan, seperti literasi digital yang rendah, akses teknologi yang terbatas, dan ancaman keamanan siber.
ADVERTISEMENT
Pemerintah, sektor swasta, dan UMKM perlu bekerja sama untuk mengatasi kendala ini agar digitalisasi dapat dimanfaatkan secara optimal. Di masa depan, digitalisasi diharapkan akan terus menjadi pendorong utama bagi pertumbuhan dan keberlanjutan UMKM, dengan potensi untuk menciptakan peluang baru di berbagai sektor ekonomi.