Todd Boehly Mengubah Chelsea Menjadi Klub Problematik

Gregorian Tambuk
Lulusan Politeknik Pos Indonesia Prodi D4 Logistik Bisnis Warehouseman at PT Enseval Putera Megatrading
Konten dari Pengguna
9 April 2023 9:50 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gregorian Tambuk tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Todd Boehly sedang menonton laga Chelsea vs Watford 22/05/2022   Foto : Reuters/Andrew Couldridge
zoom-in-whitePerbesar
Todd Boehly sedang menonton laga Chelsea vs Watford 22/05/2022 Foto : Reuters/Andrew Couldridge
ADVERTISEMENT
Manajemen Chelsea dalam sebulan terakhir menjadi tajuk hangat untuk dibicarakan. Performa klub amburadul, tidak harmonisnya hubungan pelatih dan pemain, hingga kebijakan transfer klub yang membuat banyak orang terkejut. Itu adalah gambaran Chelsea di bawah naungan Todd Boehly, baru-baru ini pria asal Amerika Serikat tersebut sudah memecat Graham Potter karena tidak mampu membawa Chelsea bersaing di papan atas Premier League.
ADVERTISEMENT
Pemecatan ini sungguh aneh karena dilakukan tepat satu bulan sebelum kompetisi berakhir, harus diakui memang Graham Potter bisa dibilang gagal dalam menukangi Chelsea. Namun mengapa pemecatan tersebut baru dilakukan menjelang kompetisi berakhir?
Hal ini malah membuat suasana tim menjadi terguncang, Chelsea memang menunjuk Frank Lampard menjadi pelatih sementara sampai akhir musim, hanya saja ini menjadi hal yang menggelitik karena berarti Frank Lampard cuma melatih tim berjuluk the blues ini selama satu bulan saja. Lucu bukan?
Frank Lampard sedang menonotn laga Chelsea vs Liverpool, 04/04/2023. Dia ditunjuk kembali sebagai pelatih sementara hingga akhir musim Foto : Reuters/David Klein
Bagaimanakah cara membentuk tim solid selama satu bulan dengan pelatih baru? Mengingat kompetisi sudah mau memasuki fase akhir. Belum pernah ada tim selain Chelsea yang dalam satu musim sampai mengganti pelatih sebanyak 3 kali. Chelsea adalah klub pertama di Premier League yang melakukan hal tersebut.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya dari awal musim banyak orang sudah meragukan gaya manajemen pria asal Amerika Serikat tersebut, pemecatan yang tiba-tiba terhadap Thomas Tuchel menjadi awal keraguan banyak orang mengenai kiprah Chelsea pada musim 2022/2023.
Ditambah lagi penunjukan Graham Potter sebagai pelatih baru membuat orang semakin meragukan Chelsea, mengingat Graham Potter bukanlah pelatih dengan prestasi mentereng, prestasi paling tinggi pelatih berkebangsaan Inggris tersebut hanyalah membawa Brighton & Hove Albion konsisten di top ten selama 2 musim beruntun.

Terlalu Banyak Intervensi dan Berselisih dengan Thomas Tuchel

Pemilik baru Chelsea Todd Boehly terlihat di tribun sebelum pertandingan Chelsea vs Wolverhampton Wanderers di Stamford Bridge, London, Inggris, Sabtu (7/5/2022). Foto: Action Images via Reuters/Andrew Couldridge
Hal yang disorot dari Todd Boehly adalah gaya kepemimpinannya, intervensinya terhadap klub dalam setiap kebijakan ditengarai menjadi sebab terpuruknya Chelsea pada musim ini.
Pembelian pemain secara masif, terburu-buru dalam membuat keputusan, hingga tidak mempunyai konsep rencana yang matang menjadi tiga kekurangan dari Todd Boehly. Pernyataannya soal membangun klub dalam jangka panjang hanya menjadi isapan jempol belaka.
ADVERTISEMENT
Waktu awal kedatangannya Todd Boehly menyatakan bahwa Thomas Tuchel, pelatih saat itu dalam posisi aman dari pemecatan. Ditambah lagi dia mengutarakan bahwa dirinya mempunyai rencana jangka panjang dalam pembangunan klub dan pengembangan akademi.
Namun, hanya berselang sebulan Todd Boehly malah memecat Thomas Tuchel, alasannya karena ia menilai bahwa Thomas Tuchel tidak satu visi dengannya.
Manajer Chelsea Thomas Tuchel saat pertandingan Liga Inggris di Old Trafford, Manchester, Inggris. Foto: Phil Noble/Reuters
Setelah ditelusuri lebih lanjut pemecatan Thomas Tuchel terkait dengan rencana klub untuk mendatangkan Cristiano Ronaldo, sebagai orang Amerika Todd Boehly melihat adanya peluang bisnis jika mendatangkan pemain asal Portugal tersebut. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa Cristiano Ronaldo memiliki market value yang tinggi, tentunya hal ini sangat bagus dalam mendongkrak pendapatan klub.
Dari masalah tersebut bisa dilihat bahwa Todd Boehly ingin menjadikan Chelsea sebagai klub bisnis ketimbang klub berprestasi. Hal ini tentunya sangat berlawanan dengan prinsip Thomas Tuchel, pelatih asal Jerman itu bukan tipikal pelatih yang hanya mengandalkan satu pemain untuk mendongkrak tim, ia lebih suka tim bermain secara kolekfif. Hal ini menyebabkan hubungan Thomas Tuchel dan Todd Boehly menjadi renggang yang berujung pada perpisahan keduanya.
ADVERTISEMENT

Ancaman Financial Fair Play

Pemain Chelsea Wesley Fofana berebut bola dengan pemain Liverpool Darwin Nunez pada pertandingan lanjutan Liga Inggris di Stamford Bridge, London, Inggris, Rabu (5/4/2023). Foto: David Klein/REUTERS
Masalah lainnya datang dari sisi keuangan, mendatangkan pemain dengan harga tinggi menjadi ancaman bagi Chelsea, jika dihitung dari musim panas lalu sampai saat ini.
Total pengeluaran untuk transfer klub adalah 550,8 juta poundsterling, itu belum termasuk gaji pemain. Selain itu dengan memecat Thomas Tuchel dan Graham Potter, maka Chelsea total mengeluarkan 32 juta euro untuk pesangon keduanya.
Bisa dibayangkan besarnya pengeluaran dari klub yang bermarkas di Stamford Bridge tersebut, musim ini Chelsea tidak banyak menjual pemainnya sehingga ancaman Financial Fair Play (FFP) akan menanti.
Dari semua masalah ini membuat orang menjadi bingung, pandit sepakbola menjadi memiliki bahan renyah untuk kontennya, suporter menjadi bertanya-tanya, hingga mungkin Roman Abramovich tersenyum manis sambil menikmati segelas vodka di rumah mewahnya.
ADVERTISEMENT