Konten dari Pengguna

Jangan Menjadi Orang FOMO : Media Sosial Bukanlah Segalanya

Gregoriana Digra Tanlim
mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana
3 Desember 2024 14:47 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gregoriana Digra Tanlim tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh : Gregoriana Digra Tanlim
Apakah kamu pernah merasa cemas saat teman temanmu memposting foto liburan mereka di media sosial sementara kamu hanya duduk di rumah? Atau terkadang merasa tertinggal karena belum mencoba trend baru yang sedang ramai di perbincangkan orang ramai? Jika ya, mungkin kamu sedang terjebak dalam fenomena sosial yang disebut dengan FOMO.
ADVERTISEMENT
Apa itu FOMO?
Tahukah teman teman sekalian apa itu FOMO? FOMO atau yang kita ketahui juga dengan fear of missing out adalah saat dimana kita memiliki kecemasan tersendiri jika kita kehilangan atau tidak mengikuti suatu informasi atau momen. Biasanya perasaan tersebut muncul karena kita terlalu sering melihat kehidupan orang lain melalui media sosial dan merasa bahwa orang tersebut menjalani kehidupan yang lebih baik dibanding kita sendiri.
Fenomena sosial ini semakin marak di era digital, dimana setiap orang bebas memamerkan pencapaian, gaya hidup, hingga momen bahagia mereka sehingga kita jadi sering membandingkan diri kita dengan mereka yang berujung dengan rasa cemas, iri, bahkan terkadang ada juga yang stress.
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/files/images/2021/06/FOMO.jpg
Dampak Negatif FOMO
ADVERTISEMENT
Menjadi orang yang FOMO bukan hanya melelahkan secara emosional saja akan tetapi juga bisa berdampak buruk pada kesehatan mental. Berikut adalah beberapa dampak nya :
1. Rasa Tidak Pernah Puas
FOMO membuat kita terus menerus merasa bahwa apa yang kita miliki sekarang ini tidak pernah cukup, seolah-olah kebahagiaan selalu ada di tempat lain atau pada kehidupan orang lain. Kita sering terjebak dalam ilusi bahwa hidup akan lebih memuaskan jika kita bisa memiliki apa yang dimiliki oleh orang lain, pergi ke tempat yang mereka kunjungi, atau mencapai apa yang mereka pamerkan.
2. Kecemasan dan Stress
Terus menerus membandingkan diri kita dengan orang lain dapat meningkatkan tingkat kecemasan dalam diri kita sendiri. Kita merasa gagal jika tidak mampu mengikuti gaya hidup atau trend tertentu yang membuat diri kita menjadi cemas dan tertekan sendiri.
ADVERTISEMENT
3. Hilangnya Fokus pada Hidup Sendiri
Terlalu sibuk memperhatikan kehidupan orang lain membuat kita lupa untuk menghargai apa yang sudah kita punya. Dari pada fokus pada tujuan dan kebahagiaan diri sendiri, kita justru sibuk mengejar validasi dari orang lain.
4. Pengeluaran yang Tidak Terkendali
Demi menghindari rasa ketinggalan, kita seringkali memaksakan diri untuk membeli barang mahal atau mengikuti trend terbaru yang sedang populer, tanpa mempertimbangkan apakah hal tersebut benar benar kita butuhkan atau sejalan dengan kemampuan finansial kita.
Akibatnya, banyak orang terjebak dalam pola konsumsi yang berlebihan yang tidak banyak merugikan secara finansial tetapi juga menciptakan tekanan mental karena harus terus mengejar standar yang tidak realistis.
Cara Mengatasi FOMO
1. Sadari Bahwa Media Sosial Bukan Realitas Sepenuhnya
ADVERTISEMENT
Media sosial sering kali hanya menjadi panggung untuk menampilkan citra ideal, bukan realistik yang sesungguhnya. Karena itu, membandingkan hidup kita dengan apa yang terlihat di sana banyak akan menciptakan ilusi dan membuat kita lupa bahwa setiap orang memiliki perjalanan hidup dengan tantangan masing masing yang tidak selalu terlihat di balik layar.
2. Latih Rasa Syukur
Fokuslah pada apa yang sudah kamu miliki dan belajar untuk menghargai setiap pencapaian, sekecil apa pun itu, karena kebahagiaan tidak selalu berasal dari hal-hal besar, tetapi dari kemampuan untuk bersyukur atas hal-hal sederhana dalam hidup. Dengan melatih rasa syukur, kamu akan lebih mudah menyadari bahwa hidupmu sebenarnya penuh dengan berkah yang mungkin selama ini terabaikan.
ADVERTISEMENT
3. Kurangi Penggunaan Media Sosial
Luangkan waktu sejenak untuk beristirahat dari media sosial dan nikmati momen momen tanpa gangguan layar. Dengan mengambil jeda ini, kamu memberikan dirimu kesempatan untuk melepaskan diri dari tekanan dunia digital yang sering kali dipenuhi oleh standar kehidupan yang tidak realistis.
4. Tetapkan Prioritas Hidup
Identifikasikanlah apa yang benar benar penting dan bermakna dalam hidup mu. Luangkan waktu untuk merenung dan memahami di mana letak kebahagiaan sejati kamu, apakah itu berasal dari pencapaian pribadi yang membantu mu merasa bangga, hubungan yang hangat dan mendalam dengan keluarga atau teman dekat, atau mungkin dari hal hal sederhana seperti menjalankan hobi yang kamu sukai atau memberi dampak positif bagi orang lain.
ADVERTISEMENT
5. Bangun Hubungan yang Bermakna
Dari pada terus menerus mengejar validasi dari orang asing di media sosial melalui “likes”,“views”, dan komentar, fokuslah dengan membangun hubungan yang bermakna dengan orang orang terdekat disekitar mu. Berikan perhatian penuh kepada mereka yang benar-benar peduli padamu, seperti keluarga, sahabat, atau pasangan, karena kehadiran mereka jauh lebih nyata dan berharga dibandingkan pujian digital yang sifatnya sementara.
Jadilah Versi Terbaik Dirimu
Daripada membuang energi untuk membandingkan diri dengan orang lain, lebih baik fokus untuk menjadi versi terbaik dari dirimu sendiri. Ingatlah, kebahagiaan sejati datang dari penerimaan dan rasa syukur atas diri sendiri, bukan dari usaha untuk mengikuti atau menyamai orang lain. Jadi, jangan biarkan FOMO merusak hidupmu.
ADVERTISEMENT