Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
ChatGPT untuk Tugas Sekolah: Membantu atau Membuat Malas?
26 November 2024 14:12 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Niki Sutedja tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bukan rahasia lagi kalau ChatGPT telah merambah ke dunia pendidikan, baik untuk menjawab pertanyaan sederhana maupun menghasilkan esai yang lengkap. Di zaman yang semakin maju, Artificial Intelligence (AI) dan kehidupan sehari-hari tidak dapat dipisahkan. Dalam dunia pendidikan, ChatGPT telah membuka beberapa kemungkinan baru, mulai dari membantu siswa memahami konsep sulit sampai memberikan saran untuk menyelesaikan tugas. Tetapi, selain manfaat yang besar, ada juga risiko dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan. Saat ini sejauh mana ChatGPT sebaiknya digunakan untuk tugas sekolah?

Manfaat ChatGPT
ADVERTISEMENT
ChatGPT dapat menjadi alat belajar yang sangat berguna, terutama di tengah kurikulum yang semakin kompleks dan selalu berganti. Ketika siswa mengalami kesulitan memahami suatu konsep, ChatGPT mampu memberikan penjelasan yang sederhana, terstruktur, dan mudah dipahami. Sebagai seorang siswa, penulis seringkali menggunakan ChatGPT untuk menjelaskan Hukum Newton dalam fisika, atau menjelaskan rumus-rumus kimia dan menurut penulis seringkali lebih efektif dan mudah dipahami dibandingkan penjelasan guru ataupun buku teks.
Selain itu, ChatGPT juga dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan menulis. Dengan memberikan contoh struktur esai, pilihan kata yang efektif, dan masukan untuk memperbaiki tata bahasa, ChatGPT membantu siswa menghasilkan tulisan yang lebih baik. Bagi pelajar yang belajar secara mandiri, teknologi ini menjadi alat yang sangat berguna untuk mengeksplorasi topik-topik baru di luar buku teks dan materi sekolah.
ADVERTISEMENT
ChatGPT juga dapat digunakan sebagai sumber inspirasi bagi siswa yang kesulitan memulai atau menemukan ide untuk tugas mereka. ChatGPT bisa memberikan inspirasi atau ide yang dapat dikembangkan lebih lanjut. Ini sangat berguna untuk tugas-tugas kreatif seperti penulisan esai, proyek seni, atau riset ilmiah.
Lebih jauh, ChatGPT juga memberikan akses belajar yang inklusif. Siswa di daerah miskin atau dengan keterbatasan akses ke sumber belajar berkualitas dapat memanfaatkan AI untuk mendapatkan pengetahuan yang sama dengan siswa di wilayah yang lebih maju. Yang pasti ChatGPT berpotensi membantu dan mengembangkan dunia pendidikan.
Kekurangan
Penggunaan ChatGPT juga memiliki risiko yang tidak dapat diabaikan. Salah satu tantangan terbesar adalah kehilangan kreativitas dan pemahaman. Ketika siswa terbiasa memakai ChatGPT untuk menyelesaikan tugas, mereka mungkin kehilangan kemampuan berpikir kritis dan analitis yang sangat penting dalam kehidupan akademik maupun profesional. Misalnya, daripada mencoba memahami suatu rumus matematika bekerja, siswa mungkin hanya meminta ChatGPT untuk menyelesaikan soal secara instan, dan menyalin jawabanya ke lembar jawaban.
ADVERTISEMENT
Selain itu, plagiarisme menjadi isu serius. Banyak siswa langsung menyalin jawaban atau teks yang dihasilkan oleh ChatGPT tanpa memodifikasinya. Hal ini tidak hanya melanggar etika akademik, tetapi juga menghambat pengembangan kemampuan orisinalitas dan kreativitas siswa. Saat siswa menyalinkan teks dari ChatGPT, mereka tidak pahami hal yang mereka salin, dan ke depannya akan tidak bisa menulis karya sendiri.
Di sisi lain, guru dan institusi pendidikan juga menghadapi tantangan dalam mengidentifikasi karya yang benar-benar hasil pemikiran siswa atau berasal dari AI. Untuk sementara, seharusnya tidak terlalu sulit untuk membedakan AI dengan penulisan siswa. Seiring berjalannya waktu, hampir mustahil untuk menemukan perbedaannya.
Terakhir, ChatGPT tidak selalu akurat. Jawaban yang diberikan kadang-kadang bisa salah atau menyesatkan, terutama jika topiknya sangat teknis atau kontroversial. Siswa yang tidak memiliki dasar pengetahuan yang kuat akan sulit membedakan informasi yang benar dan yang salah, sehingga berpotensi mempengaruhi pemahaman mereka.
ADVERTISEMENT
Gunakan ChatGPT dengan bijak
Jadi apa solusinya? Agar teknologi membawa dampak positif, sangat penting bagi siswa, guru, dan orang tua untuk memahami batasan penggunaan ChatGPT. Siswa harus diajarkan untuk menggunakan ChatGPT sebagai alat bantu belajar, bukan sebagai pengganti pekerjaan pribadi. Misalnya, mereka dapat meminta AI untuk menjelaskan konsep atau memberikan ide awal, tetapi mereka tetap harus melakukan analisis mendalam dan menulis sendiri hasil akhirnya.
Guru juga memiliki peran penting dalam memberikan panduan dan batasan terkait penggunaan AI. Dengan menyusun kebijakan yang jelas, institusi pendidikan dapat mendorong pemanfaatan teknologi dengan benar. Selain itu, penekanan pada pengembangan keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah, dan kreativitas tetap harus menjadi prioritas utama dalam sistem pendidikan. Orang tua juga bisa berperan aktif dengan memantau anak-anak mereka menggunakan teknologi ini. Diskusi terbuka tentang manfaat dan risiko ChatGPT dapat membantu siswa memahami pentingnya tanggung jawab dalam menggunakan alat ini.
ADVERTISEMENT
Secara keseluruhan, ChatGPT adalah inovasi yang menawarkan potensi besar dalam mendukung pendidikan, tetapi teknologi ini tidak boleh menggantikan kemampuan siswa untuk berpikir, menganalisis, dan menyelesaikan masalah secara mandiri. Dengan panduan yang tepat, ChatGPT dapat menjadi mitra belajar yang efektif, bukan hanya alat untuk menyelesaikan tugas.
Pendidikan tidak hanya tentang menyelesaikan tugas, tetapi juga tentang proses belajar dan pengembangan karakter. Oleh karena itu, kita sebagai siswa harus melihat ChatGPT sebagai kesempatan untuk memperluas wawasan, bukan sebagai jalan cepat untuk menghindari usaha. Jika kita bisa mengelolanya, ChatGPT dapat membuat kita tidak hanya menjadi lebih cerdas, tetapi juga lebih bertanggung jawab.