Seberapa Pentingkah Reward dan Punishment dalam Perusahaan?

Gregorius Adrian
Mahasiswa Universitas Indonesia
Konten dari Pengguna
16 Juni 2021 15:02 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gregorius Adrian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
shutterstock.com
zoom-in-whitePerbesar
shutterstock.com
ADVERTISEMENT
Pengertian reward adalah bentuk apresiasi dalam usaha untuk mendapatkan tenaga kerja yang profesional sesuai dengan tuntutan jabatan. Diperlukan suatu pembinaan yang berkeseimbangan, yaitu suatu usaha kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggunaan, dan pemeliharaan tenaga kerja agar mampu melaksanakan tugas dengan efektif dan efisien.
ADVERTISEMENT
Sedangkan, punishment adalah ancaman hukuman yang bertujuan untuk memperbaiki kinerja karyawan pelanggar, memelihara peraturan yang berlaku dan memberikan pelajaran kepada pelanggar (Mangkunegara, 2000). Melihat dari fungsi dan pengertiannya tersebut, keduanya memotivasi anggota perusahaan untuk menjadi lebih baik agar terhindar dari punishment dan mendapatkan reward yang pantas.
Menurut beberapa ahli, reward dan punishment merupakan bentuk dari motivasi, motivasi pun dibagi menjadi 3, yaitu ada motivasi insentif, motivasi ketakutan, dan motivasi sikap hati. Motivasi intensif adalah motivasi yang dimiliki seseorang karena memandang insentif atau bonus yang diberikan.
Karyawan yang termotivasi secara insentif biasanya akan mudah termotivasi jika ada hadiah atau reward yang besar. Sedang buruknya, jika bonus reward yang ditawarkan tidak sesuai hati mereka, maka karyawan itu malas dan tidak termotivasi (Luthans, 2005).
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, hampir semua perusahaan memiliki sistem reward dan punishment dalam memperlakukan pegawai mereka. Hal ini umum karena menurut beberapa perusahaan hal ini merupakan hal yang efektif dalam memotivasi karyawan mereka dalam bekerja dan mengeluarkan kinerja terbaik dalam diri karyawan.
Namun, apakah hal ini sudah terbukti benar adanya?
Sebagai contoh, reward dan punishment dipakai dalam sistem kinerja ASN, hal ini berkaitan dengan strategi manajemen ASN dalam program peningkatan disiplin di pemerintahan Indonesia.
Implementasi manajemen ASN diperlihatkan dalam sistem reward dan punishment yang diberikan kepada ASN demi meningkatkan disiplin ASN yang dari tahun ke tahun terlihat menurun. Setidaknya ada 10 fokus yang diperlihatkan dalam manajemen ASN dengan peningkatan disiplin ASN sebagai salah satunya dan memakai sistem reward punishment dalam implementasinya di birokrasi.
ADVERTISEMENT
Hal ini terlihat bahwa sistem yang mengelola Aparatur Sipil Negara saja sudah menggunakan reward dan punishment sebagai acuan untuk menerapkan lingkungan dan etos kerja yang disiplin dan terintegrasi. Ini merupakan langkah yang baik dalam mereformasi birokrasi yang sedang dijalankan pemerintah untuk meningkatkan kinerja ASN untuk mencapai tujuan-tujuan yang sudah dicanangkan.
Lebih lanjut lagi, implementasi ini sudah diterapkan di Kabupaten Gresik. Dalam menerapkan sistem reward dan punishment, Pemerintah Kabupaten Gresik mengambil contoh salah satu ASN yang bekerja di Dinas Perhubungan Kabupaten Gresik. Ia mendapatkan kenaikan jabatan karena sudah bekerja dengan baik dengan mematuhi semua standar untuk mendapatkan reward yang pantas (Hendra, 2019)
Standar yang ditetapkan oleh Kabupaten Gresik adalah sistem reward diberikan kepada pegawai yang peduli terhadap lingkungan sekitarnya dan memberikan perubahan yang signifikan terhadap lingkungan dengan melakukan pembangunan di lingkungan tersebut dan berkoordinasi dengan Kabupaten Gresik untuk pelaksanaannya.
ADVERTISEMENT
Terkait sistem punishment, sudah tercatat enam orang dari Pemerintah Kabupaten Gresik yang mendapatkan punishment.
Mereka adalah ASN yang melanggar aturan dalam Peraturan Pemerintah nomor 53 Tahun 2010. Mereka mendapatkan sanksi yang berbeda-beda dan sudah melakukan disiplin berat karena perbuatan mereka.
Sistem reward dan punishment merupakan hal yang efektif karena hal tersebut memotivasi kinerja dari pegawai itu sendiri. Punishment membuat pegawai merasa harus meminimalisasi kesalahan karena terancam oleh punishment itu sendiri, sedangkan reward membuat pegawai harus mencapai batasan terbaik yang mereka raih untuk mendapatkan reward yang sesuai dengan kinerja mereka pada organisasi tersebut.
Referensi:
Luthans, Fred. 2005. Perilaku Organisasi Edisi Sepuluh. Yogyakarta : Penerbit Andi
Hendra, Budi. 2019. Perbaiki Kinerja ASN Dengan Berikan Reward dan Punishment. Jawa Timur: Harian Jawa Timur
ADVERTISEMENT
A.A. Anwar Prabu Mangkunegara .2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.
Badan Kepegawaian Negara. 2018. Reward dan Punishment, Strategi Peningkatan Disiplin Aparatur Pemerintah.