Konten dari Pengguna

ChatGPT: Kenapa Kadang Sulit Membedakan Fakta dan Kepercayaan?

Rachmad Rofik
Saya adalah seorang pemerhati sejarah, filsafat, politik, tasawuf, dan ekonomi. Sejak 2014, saya aktif sebagai relawan Jokowi. Selain itu, saya memiliki keahlian dalam 16 thn trading, desain web dan pemrograman. Portofolio trader : s.id/jayadanaapp
5 November 2025 16:37 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Kiriman Pengguna
ChatGPT: Kenapa Kadang Sulit Membedakan Fakta dan Kepercayaan?
Guru, pelajar, dan siapa saja yang menggunakan ChatGPT disarankan memakai AI ini sebagai alat bantu, bukan sebagai sumber kebenaran mutlak.
Rachmad Rofik
Tulisan dari Rachmad Rofik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dibuat dengan Canva AI
zoom-in-whitePerbesar
Dibuat dengan Canva AI
ADVERTISEMENT
Di era digital seperti sekarang, kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) seperti ChatGPT sering jadi teman diskusi kita sehari-hari. Dari membantu mengerjakan tugas, menjawab pertanyaan sulit, hingga ide menulis, ChatGPT hadir menyerupai “asisten pintar”. Namun, tahukah kamu bahwa ChatGPT kadang mengalami kesulitan besar untuk membedakan antara fakta yang benar-benar terjadi dan kepercayaan atau opini yang belum tentu benar?
ADVERTISEMENT
Memahami Apa Itu Fakta dan Kepercayaan
Fakta adalah informasi yang bisa dibuktikan kebenarannya melalui data, bukti, atau pengamatan nyata. Misalnya, “Air mendidih pada suhu 100 derajat Celsius di permukaan laut” adalah fakta ilmiah. Sedangkan kepercayaan adalah pendapat, pandangan, atau keyakinan yang bisa saja tidak berdasarkan bukti kuat, seperti “Es krim cokelat adalah rasa terbaik”. Kepercayaan bisa berbeda untuk tiap orang, tapi fakta tetap sama untuk semua.
Kenapa ChatGPT Sulit Membedakan?
ChatGPT belajar dari jutaan teks yang sudah ada di internet dan buku, tapi ia tidak punya pemahaman pribadi seperti manusia. Ia hanya mengidentifikasi pola kata dan mencoba merumuskan jawaban berdasarkan data tersebut. Ini membuat ChatGPT kadang “mengira” opini atau kepercayaan yang sering muncul dalam data sebagai fakta.
ADVERTISEMENT
Misalnya, kalau banyak orang menulis “Minum vitamin C bisa mencegah flu”, ChatGPT bisa saja menyajikan informasi itu tanpa menjelaskan bahwa klaim tersebut masih diperdebatkan secara ilmiah. Ini bukan karena ChatGPT bermaksud menipu, tapi karena AI belum punya kemampuan menganalisis secara kritis dan verifikasi layaknya manusia.
Pentingnya Verifikasi Informasi
Karena ChatGPT belum sempurna membedakan fakta dan kepercayaan, pengguna harus selalu memeriksa ulang jawaban yang didapat. Jangan langsung percaya 100%—cobalah cek di sumber lain yang terpercaya, seperti jurnal ilmiah, situs berita kredibel, atau ahli bidang terkait.
Guru, pelajar, dan siapa saja yang menggunakan ChatGPT disarankan memakai AI ini sebagai alat bantu, bukan sebagai sumber kebenaran mutlak. Penggunaan kritis dan selektif akan membantu kita menghindari kesalahan informasi atau “hoaks halus” yang mungkin mudah tersebar.
ADVERTISEMENT
Inspirasi dari Keterbatasan AI
Keterbatasan ChatGPT mengajarkan kita satu hal penting: di dunia yang penuh informasi, kemampuan berpikir kritis dan mengecek sumber itu sangatlah penting. AI bisa jadi teman pintar, tapi manusia yang harus jadi hakim terakhir dalam memastikan mana yang benar atau salah.
Kita diajak untuk tidak pasif menerima segala informasi. Justru dengan adanya teknologi canggih seperti ChatGPT, kita semakin perlu belajar cara membaca dengan cerdas, memahami konteks, dan membedakan fakta dari opini.
Kesimpulan
ChatGPT adalah kemajuan teknologi luar biasa yang membuka banyak kesempatan baru untuk belajar dan bekerja. Namun, AI ini masih rentan salah kaprah antara fakta dan kepercayaan, karena ia bergantung pada data yang diolah tanpa pemahaman sejati. Maka dari itu, selalu bijaklah dalam menggunakan dan memercayai jawaban dari ChatGPT, serta biasakan untuk melakukan verifikasi dari sumber tepercaya.
ADVERTISEMENT
Dengan cara ini, teknologi AI akan mendukung kita menjadi pembelajar yang lebih cerdas, kritis, dan siap menghadapi tantangan dunia informasi yang terus berubah. Jadikan ChatGPT sebagai alat, bukan kebenaran mutlak, dan terus asah kemampuan berpikir kritismu setiap hari!