Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Karma Politik: Alasan Parpol adalah 'Kendaraan Rental', Bukan Tujuan Akhir
22 Oktober 2023 5:37 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Rachmad Rofik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam perjalanan politik yang penuh gejolak, seringkali kita melupakan esensi sejati dari politik. Terlalu sering, partai politik menjadi pusat perhatian, sementara tujuan awalnya terabaikan. Kita perlu menyadari bahwa partai politik hanyalah kendaraan, bukan tujuan akhirnya.
ADVERTISEMENT
Konsep ini mengingatkan kita pada prinsip-prinsip karma politik yang mungkin terasa jauh, tetapi sangat relevan dalam politik kontemporer.
Mereka adalah sarana untuk menggalang dukungan dan memenangkan pemilu. Namun, perlu diingat bahwa partai politik seharusnya tidak menjadi tujuan utama. Mereka hanyalah alat untuk mencapai tujuan politik yang lebih besar.
Karma Politik
Ketika kita berbicara tentang karma politik, kita mengacu pada konsep bahwa tindakan dan perilaku politik seseorang akan mempengaruhi nasib dan reputasinya di arena politik. Jika seorang politikus berperilaku buruk, seperti terlibat dalam korupsi atau pembohongan, pengkhianatan di masa lalu, maka karma politik yang buruk akan menghantui mereka pada akhirnya. Di sisi lain, politikus yang bertindak dengan etika dan integritas dapat membangun karma politik yang baik.
ADVERTISEMENT
Seringkali, politikus terlalu terfokus pada memenuhi kepentingan partai mereka, bahkan jika itu berarti melupakan kepentingan publik. Inilah saatnya ketika partai politik menjadi tujuan, bukan kendaraan.
Mereka dapat terjebak dalam permainan kekuasaan dan kompromi etika demi kepentingan partai. Namun, ini adalah perilaku yang berisiko dalam politik, karena karma politik akan berlaku.
Karma Politik dalam Tindakan
Mari kita lihat beberapa contoh tindakan politik yang akhirnya mendapatkan karma politik mereka. Politikus yang terlibat dalam korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan mungkin akan terlihat berhasil dalam jangka pendek, tetapi akhirnya, tindakan buruk mereka akan terungkap, dan reputasi mereka akan hancur. Masyarakat tidak akan lupa atau memaafkan tindakan mereka.
Sebaliknya, politikus yang memprioritaskan kepentingan publik, bertindak dengan transparansi, dan menjunjung tinggi integritas akan membangun karma politik yang baik. Meskipun mungkin mereka akan menghadapi tantangan dan rintangan dalam perjalanan politik mereka, mereka akan dikenang dan dihormati oleh masyarakat.
ADVERTISEMENT
Dalam proses pemilihan, kita sebagai pemilih juga memiliki peran dalam menerapkan prinsip-prinsip karma politik. Kami dapat memilih pemimpin yang telah membuktikan diri memiliki karma politik yang baik, bukan hanya mereka yang memiliki kepentingan partai yang kuat. Ini adalah cara untuk mengubah arah politik kita menuju perwakilan yang lebih jujur dan transparan.
Partai politik adalah alat, bukan tujuan akhir. Dalam politik, kita harus selalu mengingat prinsip-prinsip karma politik. Tindakan dan perilaku politik kita akan memengaruhi nasib dan reputasi kita dalam jangka panjang.
Oleh karena itu, marilah kita memastikan bahwa partai politik tetap menjadi kendaraan yang membawa kita menuju tujuan politik yang lebih besar, yaitu melayani kepentingan publik dan membangun lingkungan politik yang lebih etis dan bermartabat. Dengan prinsip-prinsip karma politik sebagai panduan, kita dapat memperbaiki politik kita dan menciptakan masa depan yang lebih cerah.
ADVERTISEMENT