Konten dari Pengguna

Kopi Lereng Andong: Kolaborasi Konservasi dan Ekonomi

Salsabila Maulina Yusifa
Mahasiswi Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Semarang
27 Agustus 2025 10:53 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Kiriman Pengguna
Kopi Lereng Andong: Kolaborasi Konservasi dan Ekonomi
Gunung Andong di Magelang tidak hanya menjadi tujuan favorit pendaki, tetapi juga berperan penting menjaga ekosistem. Untuk mencegah degradasi lereng, Perhutani dan Basecamp Gogik menanam kopi sebagai
Salsabila Maulina Yusifa
Tulisan dari Salsabila Maulina Yusifa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto Area Berkemah Gunung Andong di Magelang, dengan papan penanda Camp Area 1692 mdpl, menampilkan jalur hijau dan panorama luas yang menawan.
zoom-in-whitePerbesar
Foto Area Berkemah Gunung Andong di Magelang, dengan papan penanda Camp Area 1692 mdpl, menampilkan jalur hijau dan panorama luas yang menawan.

Menjaga Lereng, Menjaga Kehidupan

ADVERTISEMENT
Gunung Andong, yang menjulang indah di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, merupakan salah satu gunung favorit para pendaki karena ketinggiannya yang relatif ramah—sekitar 1.726 meter di atas permukaan laut—namun tetap menyuguhkan panorama luar biasa dari puncaknya. Dari atas, pendaki bisa menikmati hamparan awan pagi, panorama Gunung Merbabu, Merapi, Sumbing, Sindoro, bahkan Telomoyo yang berdiri gagah di kejauhan. Salah satu jalur yang cukup populer untuk mencapai puncak adalah jalur pendakian via Gogik, yang terletak di Desa Gogik, Kecamatan Ngablak. Jalur ini dikenal dengan aksesnya yang cukup bersahabat, pemandangan alam yang indah sepanjang perjalanan, serta keramahan masyarakat desa yang menjadi pintu masuk para pendaki.
ADVERTISEMENT
Di sepanjang jalur via Gogik, pendaki disuguhi lanskap sawah hijau, perkebunan, hingga hutan pinus yang sejuk. Suasana pedesaan yang asri berpadu dengan udara pegunungan yang segar menjadikan jalur ini tidak hanya sebagai akses menuju puncak, tetapi juga ruang untuk menikmati interaksi langsung dengan kehidupan masyarakat lokal yang sebagian besar berprofesi sebagai petani. Tak heran jika basecamp Andong via Gogik sering menjadi titik favorit, karena selain fasilitasnya yang cukup lengkap, jalur ini juga menghadirkan pengalaman mendaki yang hangat dan penuh cerita.
Namun, di balik keelokannya, Gunung Andong juga memikul peran penting sebagai penjaga ekosistem di sekitarnya. Lereng-lerengnya yang hijau menjadi penyangga kehidupan, tempat mengalirnya mata air yang menyuplai kebutuhan warga, sekaligus ruang hidup bagi berbagai flora dan fauna khas pegunungan. Sayangnya, tekanan dari aktivitas manusia, alih fungsi lahan, serta kerentanan tanah lereng menjadikan kawasan ini rawan mengalami degradasi. Kondisi ini menuntut adanya upaya nyata untuk menjaga kelestarian lingkungan Gunung Andong, khususnya di jalur pendakian yang semakin ramai seperti via Gogik.
ADVERTISEMENT
Di tengah tantangan tersebut, Perhutani bersama Basecamp Andong via Gogik menggagas sebuah kolaborasi aktif berupa penanaman pohon kopi di kawasan lereng Gunung Andong. Inisiatif ini tidak hanya sekadar gerakan penghijauan, melainkan juga upaya mengintegrasikan aspek ekologi dengan potensi ekonomi masyarakat sekitar.

Kopi Sebagai Solusi Hijau

Mengapa kopi? Tanaman kopi dipilih bukan tanpa alasan. Kopi memiliki akar yang kuat, mampu menahan erosi, sekaligus menjaga struktur tanah di lereng gunung. Dengan sistem perakaran yang baik, kopi membantu mencegah longsor serta menjaga kualitas tanah tetap subur.
Di sisi lain, kopi juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Hasil panennya dapat menjadi sumber pendapatan tambahan bagi masyarakat sekitar. Dengan demikian, penanaman kopi tidak hanya menjadi solusi ekologis, tetapi juga menjadi peluang peningkatan kesejahteraan. Inilah konsep green economy yang diusung oleh Perhutani dan Basecamp Andong via Gogik—memadukan kelestarian lingkungan dengan keberlanjutan ekonomi.
ADVERTISEMENT

Kolaborasi Lintas Pihak

Harapan besar dari program penanaman kopi ini tidak hanya terletak pada manfaat ekologis maupun ekonomi, tetapi juga pada pengalaman baru yang bisa dirasakan oleh para pendaki Gunung Andong. Di masa mendatang, ketika bibit-bibit kopi yang kini sedang disemai tumbuh subur, para pendaki yang melalui jalur Gogik—khususnya di antara Pos 1 hingga Pos 2—akan dapat menikmati suasana jalur yang lebih teduh dan hijau. Tidak hanya itu, mereka juga berkesempatan merasakan langsung secangkir kopi hasil olahan dari lereng yang mereka pijak, sebuah pengalaman yang menyatukan perjalanan alam dengan cita rasa lokal.
Selain memberikan manfaat rekreasi, penanaman kopi di area tersebut juga memiliki tujuan penting lain: memperkuat struktur tanah agar jalur pendakian tidak rawan longsor. Lokasi di antara Pos 1 hingga Pos 2 selama ini memang memiliki lahan yang cukup luas namun masih jarang ditumbuhi vegetasi besar yang mampu menahan erosi. Dengan adanya pohon kopi, kawasan itu diharapkan berubah menjadi lereng yang lebih stabil, rindang, dan produktif.
ADVERTISEMENT

Harapan ke Depan

Kolaborasi ini adalah sebuah langkah kecil, namun memiliki dampak besar jika dijalankan secara konsisten. Penanaman kopi bukan hanya tentang menaruh bibit di tanah, melainkan tentang menumbuhkan harapan: harapan akan hutan yang tetap lestari, masyarakat yang lebih sejahtera, dan Gunung Andong yang tetap menjadi kebanggaan.
Perhutani dan Basecamp Andong via Gogik menunjukkan bahwa konservasi bisa berjalan seiring dengan pemberdayaan ekonomi. Melalui kopi, mereka mengajarkan bahwa menjaga alam bukanlah beban, melainkan investasi untuk masa depan.
ADVERTISEMENT