Milenial, Hindari 4 Kesalahan Ini dalam Mengatur Keuangan!

Groovy
Mengupas tuntas gaya hidup masa kini untuk kaum urban seperti kamu.
Konten dari Pengguna
5 April 2019 12:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Groovy tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Photo credit: Huffington Post
zoom-in-whitePerbesar
Photo credit: Huffington Post
ADVERTISEMENT
Saat ini, usia produktif di Indonesia didominasi oleh generasi milenial, yaitu mereka yang lahir pada periode 1980-2000. Artinya, saat ini mereka sudah bekerja, punya penghasilan bulanan, dan independen secara finansial. Sayangnya, menurut penelitian yang diterbitkan Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve, kondisi keuangan generasi milenial disebut lebih buruk dari generasi sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Hal ini seolah “sejalan” dengan image milenial yang selama ini dianggap menganut prinsip YOLO atau you only live once. Generasi milenial identik dengan hobi nongkrong sambil minum kopi, atau lebih suka menghabiskan uang untuk menambah pengalaman, contohnya datang ke konser musik atau traveling. Padahal tidak ada yang salah dengan itu semua, lho. Datang ke konser musik, misalnya, bisa memberi kamu inspirasi untuk kejar mimpi di dunia kreatif.
Meski begitu, kekhawatiran orang lain terhadap manejemen keuangan generasi milenial tetap perlu dikhawatirkan. Jangan sampai kamu tidak mempunyai tabungan untuk target kejar mimpi kamu, mau itu untuk membangun bisnis atau sesimpel investasi. Maka dari itu, pastikan kamu menghindari beberapa kesahalan manajemen keuangan berikut ini.
ADVERTISEMENT
Tidak punya rencana keuangan yang jelas
Photo credit: Pexels
Salah satu kesalahan manajemen keuangan yang paling banyak ditemukan pada milenial adalah tidak memiliki rencana keuangan yang jelas. Padahal bisa dibilang perencanaan keuangan adalah fondasi utama dari manajamen keuangan. Tanpa adanya rencana keuangan, kondisi finansialmu tidak akan jelas.
Saat kamu tidak tahu kondisi finansialmu sendiri, akibatnya bisa fatal. Salah satunya adalah risiko overspending atau mengeluarkan uang lebih banyak dari kemampuan finansialmu. Supaya kamu tidak mengalami hal ini, coba buat rencana keuangan. Setiap kamu menerima uang, segera alokasikan dalam pos-pos khusus, misalnya pos untuk tabungan, dana darurat, hingga dana hiburan. Dengan demikian, kamu bisa lebih mudah melacak ke mana “perginya” uang kamu.
Rekening lebih dari satu, tapi penggunaan tidak diatur
Saat ini kebanyakan milenial memiliki rekening lebih dari satu. Masing-masing punya fungsi berbeda. Namun, sayangnya penggunaan rekening tersebut tidak diatur dengan baik. Misalnya, rekening yang mulanya dibuka untuk tabungan justru dipakai untuk kebutuhan sehari-hari. Tabunganmu tidak bertambah dan pengeluaran justru semakin besar.
ADVERTISEMENT
Cobalah untuk mulai mengatur penggunaan rekeningmu. Pastikan rekening tabunganmu selalu diisi setidaknya 10% dari total penghasilan tiap bulan. Usahakan juga untuk tidak menggunakan uang dalam rekening tersebut kecuali dalam kondisi darurat. Kamu bisa memilih opsi tidak membuat kartu debit atau memasang limit untuk penarikan dalam satu hari. Trik ini bisa digunakan jika kamu merasa kesulitan untuk mengatur rekening tabungan.
Tidak menyiapkan dana pensiun dan dana darurat
Photo credit: The Tokenist
Kesalahan generasi milenial lainnya adalah tidak mempersiapkan diri untuk menghadapi pensiun. Kamu mungkin merasa bahwa pensiun masih lama sehingga tidak perlu mempersiapkan dana untuk itu. Tapi masa depan siapa yang tahu? Bisa jadi semakin dekat dengan masa pensiun, kamu justru berada dalam kondisi finansial yang buruk.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, cobalah menyiapkan dana pensiun dan dana darurat mulai dari sekarang. Jumlah dana yang disisihkan tidak harus besar. Sebagai permulaan, Rp50.000 tiap bulan. Namun, kamu bisa menantang diri dengan menambah jumlah tersebut tiap bulan. Jika merasa kesulitan, mendaftarkan diri pada program dana pensiun bank pun bisa dicoba.
Besar pasak daripada tiang
Photo credit: Pexels
Tanpa disadari, gaya hidup generasi milenial cenderung besar pasak daripada tiang alias lebih besar pengeluaran daripada pemasukan. Uang keluar bukan hanya untuk kebutuhan pokok saja, tetapi juga untuk kebutuhan lain seperti hiburan atau bahkan demi mengikuti tren yang sedang kekinian. Nongkrong di kafe yang hits atau beli gadget terbaru seolah sudah jadi keharusan.
Sebaiknya kamu menghindari lifestyle seperti ini. Coba buat disiplin mengatur keuangan dan tidak terbawa arus. Sesekali saja boleh, tapi jangan sampai dijadikan kebiasaan sampai mengganggu proses kejar mimpi kamu dalam menabung, ya!
ADVERTISEMENT
Uang memang bukan segalanya. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa dengan memiliki perencanaan keuangan yang matang, kamu bisa hidup lebih tenang. Nah, kalau hidup sudah tenang, kamu pasti juga akan lebih total dan leluasa dalam kejar mimpi.
Tapi kalau memang kamu masih membutuhkan resource tambahan untuk membantu manajemen keuangan, kamu bisa follow @kejarmimpi.id di Instagram yang rutin memberikan konten positif untuk kamu. Tidak hanya tentang keuangan, tapi juga hal-hal lain yang bisa membantu kamu mengembangkan karakter positif melalui gerakan sosial Kejar Mimpi yang diinisiasi CIMB Niaga.
Bahkan Kejar Mimpi juga cukup rutin menyelenggarakan seminar seru bertajuk Leaders Camp yang dihadiri pembicara inspiratif dari berbagai bidang, termasuk keuangan. Cek terus Instagram @kejarmimpi.id dan kunjungi website www.kejarmimpi.id agar kamu tidak ketinggalan jadwal Leaders Camp Kejar Mimpi selanjutnya!
ADVERTISEMENT