Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Keserakahan Sistem Fiat
23 Oktober 2024 17:43 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Grup GRL tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Keserakahan moneter dalam sistem keuangan global telah menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan berbagai masalah ekonomi, sosial, dan lingkungan. Ketika motif keuntungan jangka pendek dan akumulasi kekayaan pribadi menjadi prioritas utama, sistem keuangan sering kali beroperasi dengan cara yang merugikan masyarakat luas. Hal ini sangat relevan dalam konteks sistem fiat, di mana uang yang digunakan tidak didukung oleh nilai intrinsik seperti emas atau perak, melainkan oleh kepercayaan terhadap pemerintah yang mengeluarkannya. Sistem fiat memungkinkan penciptaan uang yang tidak terbatas, yang bila disalahgunakan dapat memicu berbagai dampak negatif, mulai dari inflasi, ketimpangan sosial, hingga krisis ekonomi.
ADVERTISEMENT
Apa itu Sistem Fiat?
Sistem fiat adalah sistem moneter di mana nilai uang didasarkan pada kepercayaan publik terhadap pemerintah yang menerbitkannya, dan bukan pada nilai intrinsik seperti komoditas fisik. Uang fiat dapat dicetak atau dikeluarkan oleh bank sentral dalam jumlah yang tidak terbatas, sesuai kebutuhan kebijakan moneter suatu negara. Sejak Amerika Serikat mengakhiri standar emas pada tahun 1971, hampir semua negara di dunia menggunakan sistem fiat, yang memberikan fleksibilitas besar bagi pemerintah dan bank sentral dalam mengelola ekonomi.
Namun, fleksibilitas ini juga menciptakan peluang bagi keserakahan moneter. Ketika pemerintah dan institusi keuangan lebih fokus pada keuntungan jangka pendek atau kepentingan politik, kebijakan moneter dapat dimanipulasi untuk kepentingan segelintir pihak, mengabaikan dampak jangka panjang bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Inflasi dan Peningkatan Biaya Hidup
Salah satu dampak nyata dari keserakahan moneter dalam sistem fiat adalah inflasi. Ketika bank sentral mencetak uang dalam jumlah besar tanpa diimbangi oleh pertumbuhan ekonomi yang nyata, nilai mata uang cenderung menurun, menyebabkan harga barang dan jasa meningkat. Pada kasus ekstrem, ini dapat menyebabkan hiperinflasi, di mana harga melonjak drastis dalam waktu singkat, seperti yang terjadi di Zimbabwe atau Venezuela.
Inflasi yang tinggi berdampak langsung pada daya beli masyarakat, terutama mereka yang berpenghasilan tetap atau rendah. Biaya hidup yang semakin mahal mempersulit akses terhadap kebutuhan dasar seperti makanan, perumahan, dan kesehatan. Ketika kesenjangan antara pertumbuhan upah dan kenaikan biaya hidup terus melebar, masyarakat yang sudah rentan akan semakin terpinggirkan.
ADVERTISEMENT
Ketimpangan Sosial dan Ekonomi
Keserakahan moneter juga berkontribusi terhadap peningkatan ketimpangan sosial dan ekonomi. Dalam sistem fiat, penciptaan uang sering kali tidak mengalir secara merata ke seluruh sektor ekonomi. Sebaliknya, uang baru yang diciptakan oleh bank sentral biasanya pertama kali masuk ke pasar keuangan atau institusi perbankan. Akibatnya, mereka yang memiliki akses lebih besar ke sumber-sumber modal ini akan diuntungkan secara tidak proporsional.
Investor besar dan perusahaan multinasional sering kali menggunakan dana tersebut untuk spekulasi pasar atau membeli aset, seperti saham atau properti, yang harganya kemudian melonjak. Sementara itu, masyarakat umum justru dihadapkan pada harga yang semakin tidak terjangkau untuk membeli rumah atau investasi lainnya. Akibatnya, ketimpangan antara mereka yang memiliki aset dan mereka yang tidak semakin melebar, memperburuk disparitas kekayaan.
ADVERTISEMENT
Ketergantungan pada Utang
Sistem fiat mendorong ketergantungan yang besar pada utang, baik di level pemerintah, korporasi, maupun individu. Karena penciptaan uang tidak terikat pada batas fisik seperti emas, bank sentral dan lembaga keuangan dapat mendorong peningkatan kredit untuk merangsang pertumbuhan ekonomi. Namun, ketika kebijakan ini dilakukan tanpa perhitungan yang matang, utang akan terus menumpuk hingga mencapai tingkat yang tidak berkelanjutan.
Pada tingkat individu, kredit konsumen yang berlebihan mendorong masyarakat untuk hidup di atas kemampuan finansialnya, yang sering kali menyebabkan krisis utang pribadi. Di tingkat nasional, banyak negara yang menghadapi beban utang publik yang besar, mengakibatkan krisis fiskal yang serius. Kebijakan moneter yang terlalu longgar, seperti suku bunga rendah dalam jangka waktu lama, mendorong pengambilan utang yang lebih besar dan memperbesar risiko ledakan gelembung utang yang dapat memicu resesi.
ADVERTISEMENT
Krisis Ekonomi dan Ketidakstabilan Finansial
Keserakahan moneter dalam sistem fiat sering kali menciptakan gelembung ekonomi, di mana harga aset seperti saham, properti, atau komoditas melonjak jauh di atas nilai intrinsiknya. Ketika gelembung ini akhirnya pecah, akan terjadi koreksi harga yang tajam, yang dapat memicu krisis ekonomi. Contohnya adalah krisis keuangan global pada tahun 2008, yang sebagian besar dipicu oleh gelembung perumahan di Amerika Serikat. Penciptaan kredit yang berlebihan, serta praktik pinjaman berisiko tinggi, menyebabkan lonjakan harga properti yang tidak berkelanjutan.
Krisis ekonomi yang diakibatkan oleh pecahnya gelembung aset tersebut tidak hanya menghancurkan kekayaan finansial, tetapi juga berdampak pada sektor riil. Ketika pasar finansial mengalami kekacauan, banyak perusahaan terpaksa mengurangi investasi, memotong jumlah pekerja, atau bahkan bangkrut. Akibatnya, tingkat pengangguran meningkat dan masyarakat menghadapi kesulitan ekonomi yang berkepanjangan.
ADVERTISEMENT
Pengorbanan Lingkungan
Keserakahan moneter dalam sistem fiat tidak hanya berdampak pada ekonomi dan sosial, tetapi juga pada lingkungan. Dengan dorongan untuk terus mencetak uang dan merangsang pertumbuhan ekonomi, banyak negara mengabaikan dampak negatif dari eksploitasi sumber daya alam. Penciptaan uang yang tidak terbatas dapat mendorong proyek-proyek besar yang menghabiskan sumber daya secara berlebihan, seperti pembangunan infrastruktur masif atau penambangan besar-besaran.
Kebijakan yang didorong oleh kepentingan jangka pendek cenderung tidak memperhitungkan keberlanjutan jangka panjang. Eksploitasi hutan, pertambangan yang merusak, dan pencemaran air atau udara sering kali dianggap sebagai "biaya yang dapat diterima" untuk mencapai pertumbuhan ekonomi. Padahal, dampak kerusakan lingkungan ini akan terus dirasakan oleh generasi mendatang, dan perbaikan kerusakan tersebut sering kali jauh lebih mahal daripada manfaat ekonomi jangka pendek yang diperoleh.
ADVERTISEMENT
Manipulasi Kebijakan Moneter untuk Kepentingan Politik
Dalam sistem fiat, kebijakan moneter sangat mudah dipengaruhi oleh kepentingan politik. Pemerintah dapat menggunakan kebijakan penciptaan uang untuk mendanai defisit anggaran, menjalankan program-program populis, atau bahkan membayar utang yang menumpuk. Meski dalam jangka pendek langkah ini mungkin terlihat bermanfaat, dalam jangka panjang kebijakan seperti ini dapat merusak stabilitas ekonomi.
Manipulasi kebijakan moneter demi kepentingan politik menyebabkan hilangnya independensi bank sentral dan berisiko memicu inflasi yang tidak terkendali. Ketika kepercayaan publik terhadap mata uang suatu negara menurun, nilai tukar mata uang tersebut dapat anjlok, yang kemudian memperburuk masalah ekonomi, terutama bagi negara-negara yang sangat bergantung pada impor.
Membangun Sistem Keuangan yang Lebih Berkeadilan
Untuk mengatasi dampak negatif dari keserakahan moneter dalam sistem fiat, perlu ada reformasi besar dalam tata kelola keuangan global. Beberapa langkah yang dapat dilakukan meliputi:
ADVERTISEMENT
Mendorong Transparansi dalam Kebijakan Moneter: Bank sentral perlu lebih transparan dan bertanggung jawab dalam menjalankan kebijakan moneter. Pengambilan keputusan yang dilakukan harus didasarkan pada data dan pertimbangan jangka panjang, bukan kepentingan politik jangka pendek.
Mengendalikan Penciptaan Uang: Untuk menghindari inflasi yang tidak terkendali, penciptaan uang perlu dikendalikan dan diatur dengan ketat. Bank sentral harus memiliki kebijakan yang tegas mengenai batas-batas penciptaan uang.
Memperkuat Regulasi Pasar Keuangan: Regulasi yang lebih ketat terhadap institusi keuangan dapat membantu mencegah terjadinya gelembung ekonomi dan mengurangi risiko krisis. Misalnya, pengaturan yang lebih baik terhadap pinjaman berisiko tinggi dan transaksi derivatif dapat membantu menjaga stabilitas finansial.
Mendorong Kebijakan Ekonomi yang Berkelanjutan: Pertumbuhan ekonomi tidak boleh hanya diukur dari angka Produk Domestik Bruto (PDB) semata, tetapi juga dari dampaknya terhadap kesejahteraan sosial dan lingkungan. Kebijakan ekonomi yang lebih berkelanjutan perlu diperkenalkan untuk memastikan bahwa pertumbuhan yang dicapai tidak mengorbankan generasi mendatang.
ADVERTISEMENT
Dengan langkah-langkah tersebut, sistem fiat dapat dijalankan dengan lebih bertanggung jawab dan adil, sehingga dapat mengurangi dampak negatif dari keserakahan moneter dan menciptakan perekonomian yang lebih stabil dan berkelanjutan.