Konten dari Pengguna

Belajar Sepanjang Hayat: Belajar Mandiri dan Berkelanjutan di Sekolah Efektif

Gunawan Langgeng Prasetyo
Guru SMP Budi Mulia Tangerang
8 Juli 2024 12:49 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gunawan Langgeng Prasetyo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pendampingan Kegiatan siswa menumbuhkan kecintaan pada proses belajar
zoom-in-whitePerbesar
Pendampingan Kegiatan siswa menumbuhkan kecintaan pada proses belajar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menumbuhkan Kecintaan Pada Proses Belajar
Belajar sepanjang hayat bukan hanya tentang tekad individu, tetapi juga tentang lingkungan yang mendukung. Sekolah, sebagai rumah kedua bagi para siswa, memiliki peran krusial dalam menumbuhkan budaya belajar sepanjang hayat dengan menyediakan sarana belajar yang nyaman dan kondusif.
ADVERTISEMENT
Suasana belajar yang nyaman bagaikan kanvas kosong yang siap dilukis dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan. Bayangkan ruang kelas yang terang, tertata rapi, dan dilengkapi dengan berbagai media pembelajaran menarik. Di sanalah rasa ingin tahu siswa akan tergugah, dan mereka akan terdorong untuk menjelajahi dunia ilmu tanpa rasa enggan.
Lebih dari sekadar ruang fisik, sarana belajar yang nyaman juga mencakup lingkungan sosial yang positif dan suportif. Guru yang ramah dan suportif, teman sekelas yang saling membantu, serta budaya belajar yang positif dapat menjadi faktor pendorong utama bagi siswa untuk terus belajar dan berkembang.
Keterampilan belajar yang efektif bukan hanya tentang menghafal dan mengerjakan soal. Keterampilan ini mencakup berbagai kemampuan, seperti cara membaca yang efektif, cara mencatat yang baik, cara mengerjakan tugas dengan efisien, dan cara memecahkan masalah. Dengan menguasai keterampilan belajar yang efektif, siswa akan mampu belajar dengan lebih mudah, lebih cepat, dan lebih bermakna.
ADVERTISEMENT
Sekolah dapat membekali siswa dengan keterampilan belajar yang efektif melalui berbagai program dan kegiatan pembelajaran. Guru dapat memberikan instruksi yang jelas dan terstruktur, menggunakan berbagai metode pembelajaran yang inovatif, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara mandiri dan berkolaborasi dengan teman sekelasnya.
Sekolah dapat memainkan peran penting dalam mendorong inisiatif dan kemampuan siswa melalui berbagai strategi. Guru dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengambil peran aktif dalam proses pembelajaran, seperti memimpin diskusi, mengerjakan proyek kelompok, dan melakukan presentasi. Sekolah juga dapat menyediakan berbagai sumber daya dan dukungan untuk membantu siswa mengembangkan minat dan bakat mereka.
Dengan mendorong inisiatif dan kemampuan siswa, sekolah dapat membantu mereka untuk menjadi pembelajar yang lebih kreatif, kritis, dan mandiri. Pembelajar mandiri ini akan lebih siap untuk menghadapi tantangan masa depan dan terus belajar sepanjang hayat.
ADVERTISEMENT
Belajar sepanjang hayat tidak akan tercapai tanpa adanya motivasi yang kuat dari para siswa. Menumbuhkan kecintaan pada proses belajar merupakan kunci untuk membangun motivasi intrinsik yang mendorong siswa untuk terus belajar dan berkembang.
Sekolah dapat memainkan peran penting dalam menumbuhkan kecintaan pada proses belajar dengan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan bermakna. Guru dapat menggunakan berbagai metode pembelajaran yang inovatif dan kreatif, seperti bermain peran, simulasi, dan proyek belajar. Sekolah juga dapat menyediakan berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang menarik dan menantang minat siswa.
Kolaborasi Menuju Sukses
Belajar sepanjang hayat bukan hanya tanggung jawab individu atau sekolah, tetapi juga membutuhkan kolaborasi yang erat antara orang tua, masyarakat, dan sekolah. Ketiga pihak ini memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang kondusif dan mendukung untuk menumbuhkan budaya belajar sepanjang hayat pada anak-anak.
ADVERTISEMENT
Dengan kolaborasi yang erat antara orang tua, masyarakat, dan sekolah, kita dapat menciptakan lingkungan yang kondusif dan mendukung untuk menumbuhkan budaya belajar sepanjang hayat pada anak-anak. Anak-anak yang terbiasa belajar sepanjang hayat akan lebih siap untuk menghadapi tantangan masa depan dan mencapai kesuksesan dalam hidup mereka.
Dalam konteks ini Long Life Education (belajar sepanjang hayat) menunjuk pada suatu kenyataan, kesadaran baru, suatu asas baru, dan juga suatu harapan baru bahwa : proses belajar dan kebutuhan pembelajaran berlangsung di sepanjang hidup manusia. Dengan demikian tidak ada istilah “terlambat”, “terlalu tua” atau “terlalu dini” untuk belajar.
Terdapat beberapa alasan akan adanya konsep belajar sepanjang hayat, di antaranya yang dikemukakan oleh Paul Lengrand. Dalam bukunya yang berjudul “Introduction to Life Long Education”, Paul mengemukakan bahwa banyaknya tantangan-tantangan dalam berbagai bentuk dan variasi yang menyebar baik di negara maju maupun di negara berkembang mengharuskan pendidikan dirumuskan menjadi pendidikan sepanjang hayat. Tantangan-tantangan yang dimaksud meliputi; laju perubahan, perluasan demografis, inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi, tantangan politik, informasi dan krisis dalam pola kehidupan.
ADVERTISEMENT
Pemikiran yang dikemukakan oleh Paul Lengrand ini kemudian menjadi acuan UNESCO dalam menawarkan konsep pendidikan seumur hidup. Dalam konsep Life Long Education (pendidikan sepanjang hayat) Sudah pernah dicetuskan oleh Rasulullah SAW. dalam haditsnya yang artinya: “Carilah ilmu sejak kamu masih dalam buaian sampai mati.” (HR. Ibn Abd alBar).
Hadits ini didukung oleh konsep bahwa manusia menurut Islam memiliki jangkauan yang sangat jauh, yaitu dunia dan akhirat. Karena dimensi jangkauan tersebut, maka Life Long Education (belajar sepanjang hayat) dalam Islam dapat dilihat dari dua hal penting dalam kehidupan manusia; ilmu dan iman.
Belajar sepanjang hayat merupakan kunci kesuksesan di era modern. Sekolah yang efektif memainkan peran penting dalam menumbuhkan budaya belajar sepanjang hayat pada siswanya. Dengan menerapkan strategi-strategi yang tepat, sekolah dapat membantu siswa untuk menjadi pembelajar mandiri dan berkelanjutan yang siap untuk menghadapi tantangan masa depan.
ADVERTISEMENT
Akhir kata mengutip kata-kata yang dapat memotivasi kita semua.
“Educational process has no end beyond it self in its own and end “ John Dewey. Pesan ini menekankan gagasan bahwa pendidikan bukan sekadar sarana untuk mencapai tujuan (seperti mendapatkan pekerjaan atau gelar), melainkan proses pembelajaran dan pertumbuhan yang berkelanjutan yang berharga dalam dirinya sendiri.
**Penulis adalah Mahasiswa Program Pascasarjana (S2), Magister Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan, STKIP-Arrahmaniyah Depok