Konten dari Pengguna

Kecerdasan Manusia: Apakah Dipengaruhi oleh Ukuran Otak dan Gender?

Guruh Prasetyo Bagaskoro
Mahasiswa Prodi Psikologi 2021 Universitas Brawijaya
23 November 2021 17:47 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Guruh Prasetyo Bagaskoro tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
SUMBER : https://unsplash.com/photos/IHfOpAzzjHM
zoom-in-whitePerbesar
SUMBER : https://unsplash.com/photos/IHfOpAzzjHM
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa hal, ukuran memiliki pengaruh yang sangat besar. Contohnya adalah kapasitas paru-paru. Semakin besar kapasitas paru-paru yang dimiliki makhluk hidup, maka semakin besar pula oksigen yang dapat dihirup makhluk tersebut. Lalu bagaimana dengan otak? Apakah ukuran otak mempengaruhi kecerdasan suatu makhluk hidup? Pertanyaan-pertanyaan tersebut seringkali berkembang menjadi sebuah kesalahpahaman di masyarakat. Seperti istilah “otak udang” untuk mencaci maki seseorang. Selain itu, juga beredar mitos bahwa otak laki-laki yang berukuran lebih besar menandakan bahwa secara keseluruhan laki-laki lebih pintar daripada perempuan.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan salah satu studi ilmiah dalam Jurnal Filsafat Indonesia, disebutkan bahwa laki-laki ketika masa kanak-kanaknya lebih berkembang otak kanannya dibandingkan perempuan seusianya. Pada usia 0-6 tahun, otak perempuan lebih berimbang dalam proses perkembangannya. Namun dalam proses perkembangannya, lama kelamaan otak laki-laki juga berimbang perkembangan otaknya. Berdasarkan penelitian tersebut, tidak ada gender tertentu yang memiliki kapasitas maupun ukuran salah satu otaknya lebih besar. (Amin, 2018).
Lalu bagaimana dengan mitos bahwa otak laki-laki secara keseluruhan memiliki ukuran yang lebih besar dari perempuan? Secara spesifik, mitos tersebut menyebutkan bahwa otak laki-laki lebih besar 10% ukurannya dibanding otak perempuan.
Berdasarkan Jurnal Studi Gender dalam salah satu artikelnya , pernyataan secara keseluruhan otak laki-laki memiliki ukuran lebih besar 10% daripada perempuan adalah sebuah kesalahan. Dalam artikel tersebut ditemukan sampel bahwa otak laki-laki memiliki ukuran yang lebih besar pada bagian-bagian tertentu seperti corpus collosum (Suyadi, 2018).
ADVERTISEMENT
Corpus collosum adalah bagian otak yang mempengaruhi empati dan kesabaran pada manusia. Materi abu-abu atau corpus collosum pada laki-laki lebih besar 6,5 kali daripada perempuan (Haier, et. al). Semakin besar atau tebal bagian tersebut menandakan bahwa semakin rendah empati dan kesabaran individu.
Pada perempuan yang memiliki corpus collosum yang lebih tipis atau kecil membawa efek positif, yaitu lebih sabar dan empati dalam menghadapi sesuatu. Hal ini membawa pengaruh yang sangat baik jika melihat peran perempuan dalam masyarakat kita yang menjadi pengasuh bagi anak-anak. Selain kesabaran dan empati, corpus collosum juga menjadi bagian yang mengatur fungsi persepsi dan kesadaran.
Besarnya corpus collosum pada laki-laki belum bisa menjadi indikator penentu bahwa otak laki-laki lebih besar daripada otak perempuan. Masih ada bagian-bagian lainnya yang ukurannya disebutkan berbeda antara laki-laki dan perempuan dalam artikel tersebut.
ADVERTISEMENT
Contohnya adalah area broca dan wernicke. Menurut penilitian yang dilakukan pada sampel yang sama, perempuan memiliki ukuran yang lebih besar atau lebih luas pada bagian tersebut. Dua bagian ini mempengaruhi kemampuan berbicara manusia. Pada sampel yang area broca dan wernicke lebih luas, kemampuan berkomunikasi mereka lebih baik daripada sampel yang memiliki ukuran lebih kecil.
Pada sebuah artikel penelitian, disebutkan bahwa perempuan memiliki hippocampus yang lebih besar dibandingkan dengan laki-laki. Sedangkan pada bagian amigdala, laki-laki memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan perempuan. (Johnson dan Ghiani, 2021).
Menurut Johnson dan Ghiani (2021), ukuran hippocampus dan amigdala yang berbeda ini disebabkan karena faktor hormon, lebih tepatnya pada bagian reseptor hormon seks. Dalam sebuah penelitian saraf lainnya yang menggunakan teknik neuroimaging, amigdala perempuan lebih aktif ketika mengalami peristiwa emosional. Hal ini juga yang menyebabkan perempuan memiliki ingatan emosional yang lebih kuat dibandingkan dengan laki-laki.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan penelitian-penelitian yang sudah dilakukan dalam rangka membuktikan perbedaan otak laki-laki dan perempuan, hampir tidak ada yang mengatakan bahwa pada bagian otak laki-laki dan perempuan yang berbeda menjadi faktor penentu kecerdasan. Bagian-bagian otak yang berbeda memiliki fungsi lebih ke arah mengatur emosi dan afeksi.
Selain itu, juga tidak ada yang melakukan penelitian tentang ukuran otak manusia secara keseluruhan. Sehingga bisa dipertegas sekali lagi bahwa ukuran otak laki-laki secara keseluruhan lebih besar 10% daripada perempuan hanyalah mitos belaka.
Lalu dengan mitos semakin besar ukuran otak maka semakin cerdas suatu makhluk juga sebuah kesalahan yang harus diluruskan. Dapat kita lihat pada mamalia yang lebih besar dibandingkan manusia. Contohnya seperti paus dan gajah yang memiliki ukuran otak yang jauh lebih besar daripada manusia. Nyatanya tidak satu pun dari mamalia tersebut memiliki kecerdasan yang lebih baik daripada manusia yang memiliki ukuran otak lebih kecil.
ADVERTISEMENT
Lantas apa yang mempengaruhi kecerdasan? Ada beberapa faktor yang jelas terbukti mempengaruhi kecerdasan. Salah satunya adalah genetik. Faktor genetik memiliki pengaruh 30% hingga 75% pada kecerdasan manusia (Makharia, et. al).
Meskipun genetik memiliki peran yang cukup besar dalam mempengaruhi kecerdasan, genetik belum menjadi faktor penentu kecerdasan. Masih ada beberapa faktor lainnya seperti lingkungan. Dalam sebuah studi ilmiah pada Industrial Psychiatry Journal, disebutkan bahwa anak yang tinggal di area yang baik, dilengkapi dengan fasilitas yang memadai dan memiliki orang tua yang berpendidikan tinggi cenderung memiliki IQ yang tinggi dibandingkan anak lainnya.
Faktor terakhir yang juga tidak kalah penting adalah nutrisi. Nutrisi sangat berpengaruh dalam menentukan kecerdasan manusia. Salah satu nutrisi yang sangat penting untuk kecerdasan manusia adalah omega 3. Seringkali kita mendengar bahwa omega 3 diberikan oleh orang tua pada anaknya yang masih kecil. Hal ini merupakan langkah yang tepat untuk dilakukan dalam rangka meningkatkan kecerdasan manusia. Omega 3 sangat mempengaruhi fungsi kognitif, ketajaman visual dan kesehatan kardiovaskular (González dan Báez, 2017)
ADVERTISEMENT
Daftar Pustaka
Amin, S. M. (2018). Perbedaan Struktur Otak dan Perilaku Belajar Antara Pria dan Wanita; Eksplanasi dalam Sudut Pandang Neuro Sains dan Filsafat. Jurnal Filsafat Indonesia, 1(1), 38-43.
Suyadi. (2018). Diferensiasi Otak Laki-laki dan Perempuan Guru Taman Kanak-kanak Aisyiyah Nyai Ahmad Dahlan Yogyakarta: Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini Perspektif Gender dan Neurosains. Jurnal Studi Gender, 13(8), 179-202.
González, F. E., & Báez, R. V. (2017). IN TIME: IMPORTÂNCIA DOS ÔMEGA 3 NA NUTRIÇÃO INFANTIL. Revista Paulista de Pediatria, 35(1), 3–4.
Kuratko, C., Barrett, E., Nelson, E., & Salem, N. (2013). The Relationship of Docosahexaenoic Acid (DHA) with Learning and Behavior in Healthy Children: A Review. Nutrients, 5(7), 2777–2810.
ADVERTISEMENT
https://doi:10.3390/nu5072777
Makharia, A., Nagarajan, A., Mishra, A., Peddisetty, S., Chahal, D., & Singh, Y. (2016). Effect of Environmental Factors on Intelegence Quotient of Children. Industrial Psychiatry Journal. 25(2), 189-194.
Haier, R. J., Jung, R. E., Yeo, R. A., Head, K., & Alkire, M. T. (2004). Structural brain variation and general intelligence. NeuroImage, 23(1), 425–433.
https://doi:10.1016/j.neuroimage.2004.04