Konten dari Pengguna

Emosi: Laki-Laki dan Perempuan Memiliki Respon yang Berbeda

I Gusti Agung Mirah Maharani
Undergraduate Psychology student in Brawijaya University.
3 Desember 2024 10:32 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari I Gusti Agung Mirah Maharani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Diambil dari : unsplash.com/man and woman.
zoom-in-whitePerbesar
Diambil dari : unsplash.com/man and woman.
ADVERTISEMENT
Terkadang kita bingung, bagaimana perempuan bisa dicap sebagai seseorang yang emosional? Mengapa perempuan lebih sering menangis? Dan mengapa perempuan terlihat mudah sekali untuk mengungkapkan emosi mereka? Sementara, jika kita lihat laki-laki, mereka justru jarang menangis dan sulit untuk mengungkapkan emosi yang mereka alami. Apakah ada keterkaitan di antara dua hal tersebut? Mengapa respon yang mereka miliki bisa berbeda? Mari kita kupas tuntas pertanyaan-pertanyaan tersebut!
ADVERTISEMENT

Apa itu Emosi?

Nah, sebelum masuk ke topik utama, kita harus tahu dulu nih peeps, emosi itu apa sih? Jadi, emosi merupakan suatu bentuk reaksi secara alamiah terhadap peristiwa atau tindakan tertentu. Emosi juga dapat diartikan sebagai persepsi seseorang terhadap perubahan yang terjadi pada tubuh yang disebabkan oleh respon rangsangan dari luar. Emosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu emosi positif dan emosi negatif. Emosi positif merupakan emosi yang menjelaskan perasaan yang menyenangkan, seperti senang, bahagia, dan ceria. Sementara, emosi negatif merupakan emosi yang menjelaskan perasaan yang merugikan, seperti kecewa, marah, sedih, dan benci. Menurut Paul Ekman, terdapat enam emosi dasar yang ada dalam diri manusia, yaitu marah, sedih, senang, terkejut, jijik, dan takut. Enam emosi tersebut merupakan merupakan emosi dasar yang menurutnya dialami secara universal di seluruh kalangan manusia. Jika kita amati lebih lanjut, lima dari enam emosi dasar itu ada di salah satu film terkenal loh peeps, yaitu Inside Out! Nah, sekarang kita tahu kan kenapa karakter-karakter dalam film Inside Out menggunakan Joy, Sadness, Anger, Disgust, dan Fear sebagai karakter utama mereka.
ADVERTISEMENT

Emosi Dalam Neurosains

Kalau tadi pengertian emosi secara universal, sekarang kita masuk ke emosi dalam neurosains nih peeps. Eh tapi, neurosains itu apa sih? Neurosains adalah ilmu yang mempelajari sistem saraf makhluk hidup. Neurosains ini juga mengungkapkan fakta-fakta menarik tentang otak kita, loh! Salah satunya tentang emosi yang berkaitan dengan otak kita.
Bagian otak yang berfungsi untuk memproses emosi disebut Amigdala. Amigdala juga berfungsi sebagai tempat menyimpan ingatan emosi. Wah, pantas saja kita bisa mengingat emosi senang atau sedih kita ya peeps apalagi saat diputusin pacar.
Selain Amigdala, sistem saraf otonom juga memiliki peran penting terhadap emosi kita nih peeps. Dalam sistem saraf otonom terdapat sistem saraf simpatetis dan parasimpatetis. Sistem saraf simpatetis berfungsi untuk meningkatkan rangsangan tubuh dengan memberikan reaksi atau respon. Sementara, sistem saraf parasimpatetis berfungsi untuk menenangkan tubuh dengan meningkatkan relaksasi.
ADVERTISEMENT

Emosi Laki-Laki vs. Emosi Perempuan

Jika kalian terbayang-bayang mengenai pertanyaan "kenapa laki-laki dan perempuan memiliki regulasi emosi yang berbeda?", jawabannya terletak pada perbedaan Corpus Callosum yang dimiliki oleh laki-laki dan perempuan nih peeps. Corpus Callosum merupakan seikat serabut saraf yang terdapat di antara otak besar dan sistem limbik. Corpus Callosum berfungsi untuk menghubungkan otak kiri dan otak kanan dengan sistem limbik yang bertugas untuk meregulasi emosi. Nah, Corpus Callosum yang dimiliki oleh perempuan jauh lebih tebal dibandingkan dengan laki-laki. Secara fisiologis, tipis-tebalnya Corpus Callosum berpengaruh terhadap regulasi perilaku emosional, khususnya sikap kerjasama, fleksibilitas, dan intropeksi kesalahan. Oleh karena itu, perempuan dinyatakan lebih dapat mengontrol emosinya dengan baik.
Selain mengontrol emosi, Corpus Callosum juga mempengaruhi rasa empati dan kesabaran pada laki-laki dan perempuan. Dikarenakan Corpus Callosum perempuan yang tebal, perempuan memiliki empati dan sifat yang lebih baik daripada laki-laki. Ketika perempuan memiliki masalah, perempuan akan menceritakannya kepada teman dekatnya ataupun keluarganya. Namun, perempuan cenderung tidak mau untuk diberikan solusi atas masalahnya ketika ia bercerita.
ADVERTISEMENT
Kok gitu, sih? Padahal langsung mendapat solusi seharusnya membuat pikiran jauh lebih tenang bukan? Nah, faktanya ketika perempuan bercerita mengenai masalahnya, otak kanan perempuan juga ikut bekerja untuk menemukan solusi. Maka dari itu, perempuan pasti akan merasa lega setelah bercerita dan cepat tanggap dalam menghadapi masalah. Berbanding terbalik dengan perempuan, laki-laki justru lebih memilih untuk memendam dan menyendiri dengan masalahnya. Hal ini karena laki-laki menggunakan otak kanannya ketika ia merasa emosi. Kebanyakan laki-laki akan bercerita pada orang lain ketika mereka telah menemukan solusi atas masalah yang mereka alami.
Lalu, kenapa sih perempuan bisa lebih cerewet dibanding laki-laki? Menurut dokter Aisyah Dahlan, pada umumnya perempuan bisa mencapai 20.000 kata dalam sehari untuk berkomunikasi loh, peeps! Bahkan, perempuan yang memiliki sifat pendiam pun juga berkomunikasi hingga mencapai 17.000 kata per harinya sementara laki-laki hanya mencapai 7.000 kata per harinya. Kenapa ya hal tersebut bisa terjadi? Itu disebabkan karena bagian korteks celebri kiri pada perempuan jauh lebih tebal dibanding laki-laki. Bagian korteks celebri kiri ini berfungsi untuk menganalisa, memperhatikan detail, dan memperhitungkan. Itu sebabnya perempuan lebih pandai berbicara bahkan mampu untuk bekerja sambil berbicara. Ketika kita melihat laki-laki, mekanisme berbahasa mereka memiliki korteks celebri kanan yang lebih tebal. Korteks celebri kanan ini berfungsi untuk kreativitas, intuisi, dan imajinasi. Jadi, sudah paham kan peeps kenapa laki-laki lebih jago ngoding dan bermain game dibanding perempuan?
ADVERTISEMENT
Ada lagi nih pertanyaan "Mengapa laki-laki bisa lebih kaku dibanding perempuan?", ternyata ada jawabannya juga loh peeps. Baik laki-laki atau perempuan mempunyai emotion work-nya tersendiri. Emotion work merupakan ekspresi dari suatu emosi yang sering kali dikarenakan sebuah keharusan di dalam peran seseorang atau emosi yang tidak benar-benar dirasakan seseorang. Emotion work ini dapat dilihat dari berbagai faktor, seperti reaksi emosional, kognisi, kemampuan berekspresi, dan kerja emosi. Itu sebabnya laki-laki dominan untuk bersikap kuat dan tegar dibanding perempuan. Walaupun begitu, bukan berarti laki-laki tidak bisa menangis ya peeps.
Wah, ternyata otak kita bisa se-kompleks itu terhadap emosi ya peeps! Jadi, kita harus belajar untuk mengenal dan mengontrol emosi kita agar tidak melukai perasaan orang di sekitar kita.
ADVERTISEMENT
DAFTAR PUSTAKA:
Hidayah, B., Ariyanto, A. A., Hariyadi, S. (2020). Apakah Emotional Intelligence Dipengaruhi Gender?: Analisis Perbedaan Kecerdasan Emosi Kaitannya Dengan Manajemen Konflik Suami-Istri dalam Masa Kritis Perkawinan. Jurnal Psikologi Udayana. 7 (2), 43-51.
Ratnasari, S., Suleeman, J. (2017). Perbedaan Regulasi Emosi Perempuan dan Laki-Laki di Perguruan Tinggi. Jurnal Psikologi Sosial, 15 (1), 35-46.
Suyadi, S. (2018). Diferensiasi Otak Laki-laki dan Perempuan Guru Taman Kanak-kanak Aisyiyah Nyai Ahmad Dahlan Yogyakarta: Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini Perspektif Gender dan Neurosains. Jurnal Studi Gender, 13 (2), 179-202.