Klaster Kampung Unjun ASB Bertahan di Tengah Pandemi

Gusti Arya Sudiaryasa
Focuss, Learn and Give My Best. Penulis bekerja di salah satu perusahaan BUMN terbesar di Indonesia. Penulis memiliki hobi food and travelling.
Konten dari Pengguna
30 Maret 2021 23:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gusti Arya Sudiaryasa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Klaster Usaha Mikro di Kampung Unjun Desa Anjir Serapat Baru
zoom-in-whitePerbesar
Klaster Usaha Mikro di Kampung Unjun Desa Anjir Serapat Baru
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menjamurnya alat pancing ikan modern dengan berbahan yang elastis dan harganya terjangkau pada jaman modern ini, tidak menggerus keberadaan alat pancing tradisional dari bahan bambu berukuran kecil dan panjang yang biasa disebut unjun.
ADVERTISEMENT
Di Desa Anjir Serapat Baru Kecamatan Anjir Muara Kabupaten Batola, terdapat klaster usaha mikro pembuat unjun dan sebenarnya memiliki prospek bisnis yang menjanjikan. Para perajin ini adalah petani yang memanfatkan bambu yang banyak tumbuh di Desa Anjir.
Biasanya para perajin menghasilkan unjun, sebelum musim tanam padi seperti saat ini dan setelah musim tanam padi selesai. Pembuatan unjun ini menjadi salah satu usaha sampingan petani setempat, untuk mengisi waktu selain bercocok tanam padi.
Proses Penjemuran Bambu sebelum diolah menjadi Unjin
Untuk pembuatan unjun ini, hal pertama yang harus diutamakan yakni memilih bambu yang sudah tua, kemudian ditebang dan dibersihkan rantingnya. Selanjutnya bambu dijemur hingga satu pekan agar kering dan kuat. Bambu yang sudah dijemur dipanaskan dengan api sambil diurut-urut dengan kain basah agar lurus.
ADVERTISEMENT
Salah seorang pembuat unjun, Sanusi mengatakan, untuk meluruskan unjun ini juga ada tehniknya. Jika bambu diluruskan secara sembarangan, unjunnya bisa patah atau hangus mengingat batang bambu tidak terlalu besar. Waktu pemanasan dan pengurutan harus pas.
Setelah lurus dan dibersihkan unjun pun jadi siap digunakan ataupun dijual. Kisaran harga unjun yang telah jadi bervariasi dari Rp 2.500 hingga ratusan ribu rupiah. Tergantung dari kerapihan dan kekuatannya.
Proses Mengadang, meluruskan batang Bambu yang telah kering
“Unjun ini dijual berdasarkan ukuran dan kehalusan pekerjaannya. Unjun yang bagus ada cirinya tersendiri yang memiliki harga jual cukup tinggi,” kata Sanusi.
Walau harus bersaing dengan joran modern, terlebih lagi di masa pandemi ini, ternyata unjun yang terbuat dari bambu ini, masih banyak digemari para pemancing ikan di wilayah Kabupaten Batola maupun luar kabupaten. Ini terbukti dengan banyaknya permintaan unjun dari Kampung Unjun Desa Anjir Serapat Baru.
ADVERTISEMENT